Selasa, 17 Januari 2012

Syaikh Abdullah Azzam (rahimahullah): "Dakwah dan Pengorbanan"

Syaikh Abdullah Azzam (rahimahullah): "Dakwah dan Pengorbanan"

Saif Al Battar

Selasa, 17 Januari 2012 14:35:02

Arrahmah.com - Wahai mereka yang telah ridla Allah sebagai Rabb-nya, Islam sebagai Diennya dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasulnya. Ketahuil, bahwasanya Allah telah menurunkan ayat dalam surat al-baqarah :

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepada kamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang beriman bersamanya : “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al Baqarah : 214)

Harga dakwah itu amat mahal menurut firman Allah Yang Maha Benar dan Maha Agung serta menurut lisannya Rasulullaah SAW. Harga mengemban prinsip dan memindahkannya dari alam pikiran atau alam teori ke alam tatbiq (praktek) dan alam kenyataan, memerlukan banyak pengorbanan sehingga menjadi benar-benar nyata dan hidup di alam dunia.

1. HARGA DAKWAH

Dakwah tidak akan mencapai kemenangan dan keberhasilan jika dakwah tersebut tidak diiringi pengorbanan. Baik itu dakwah ardliyah (dari manusia) atau dakwah samawiyah (dari Allah). Darah, tubuh, tulang belulang, nyawa, syuhada`, itu semua adalah api yang menyalakan pertempuran, api yang menyalakan peperangan ideologi, api yang menyalakan perang pemikiran. Adapun ayat tersebut di atas memperingatkan kita kepada persoalan penting dalam gelanggang peperangan ini. Yakni bahwa tidak ada surga bagi orang yang tidak mau berkorban dan menyumbangkan sesuatu.

Apakah kamu mengira? Apakah kalian menyangka bahwa kalian akan masuk surga padahal belum merasakan seperti apa yang dirasakan orang-orang sebelum kalian. Kemudian Allah Rabbul `Izzati mengisyaratkan persoalan penting bahwasanya kamu sekalian tidaklah semulia hamba yang paling dicintaiNya, kalian tidak lebih baik dari hamba-hamba pilihanNya.

“Allah memilih utusan-utusanNya dari malaikat dan dari manusia.” (QS Al Hajj : 75)

Tak ada satu manusia di bumi ini yang lebih utama daripada Muhammad SAW, kendati demikian sebagaimana firman Allah `Azza wa Jalla. “Mereka ditimpa oleh bencana (yakni peperangan), kesengsaraan (kemiskinan), kekurangan dan lain-lain yang serupa.” Dan mereka digoncangkan, coba perhatikanlah diri manusia ketika mereka dalam keadaan tergoncang. Gemetar seluruh tubuhnya seakan-akan ia dilanda gempa bumi sehingga tidak mampu menguasai diri untuk tidak jatuh. Mereka digoncangkan dan goncangan itu membuat makhluk yang paling sabar di muka bumi, yakni Rasulullah SAW, berdo`a dengan penuh ketundukan kepada Allah `Azza wa Jalla, “Bilakah datangnya pertolongan Allah?”

Orang yang sabar, tawadlu`, khusyu`, Aminullah (yang dipercaya Allah) di muka bumi, yang selalu bertemu Aminus Sama` (Jibril AS) pagi dan petang, yang senantiasa dimantapkan oleh Al Qur`an sepanjang siang dan malam, masih dapat tergoncang sehingga menyeru kepada Allah dengan sepenuh hati dalam permohonannya, serta mengasingkan dirinya untuk bermunajat kepada Allah `Azza wa Jalla. Beliau berdo`a, “Bilakah pertolongan Allah itu tiba?”

“Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan datanglah kepada rasul itu pertolongan Kami.” (QS Yusuf:110)

Masalah tersebut menjadikan para rasul hampir putus harapannya. Mereka tidak mempunyai harapan namun belum sampai pada putus asa, karena :

“Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.” (QS Yusuf : 87)

Mereka meyakini bahwa mereka telah didustakan. Bumi itu telah tertutup rapat di hadapan mereka dan dunia terasa sunyi di wajah mereka, bumi tidak menjanjikan seseorang yang mau mengikuti dakwah mereka, maka mereka tidak berpengharapan lagi.

“Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada Rasul itu pertolongan Kami, lalu Kami selamatkan orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami dari orang-orang yang berdosa. Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal, Al Qur`an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat.” (QS Yusuf 110-111)

2. PENGORBANAN RASULULLAH SAW

Al Qur`an itu bukan hiburan dan bukan untuk kesenangan di waktu-waktu senggang, akan tetapi Al Qur`an adalah manhaj (petunjuk jalan) bagi para Da`i yang menempuh jalan dien ini sampai hari kiamat, mengikuti jejak langkah penghulu para rasul Muhammad SAW dan pemimpin semua umat manusia.

“Aku adalah pemimpin anak cucu Adam, bukan menyombong.” Meskipun demikian, keadaan beliau saat ini adalah seperti yang beliau sendiri ceritakan dalam hadits shahih:

“Sungguh aku pernah disakiti karena menyampaikan risalah Allah dan tak seorangpun pernah disakiti seperti itu, aku pernah diintimidasi karena menyampaikan risalah Allah dan tak seorangpun pernah diteror seperti itu. Dan pernah pula lewat pada diriku tiga puluh hari tiga puluh malam, sementara aku dan Bilal tak ada sesuatu yang dapat dimakan kecuali sedikit makanan yang hanya dapat menutupi ketiak Bilal” (Shahih Al jami` Ash Shagir 1525)

Ketika datang pembesar Quraisy kepada Abu Thalib, meminta dia agar mencegah keponakannya menyakiti perasaan mereka, maka Abu Thalib mengirim anaknya Uqail untuk menemui Rasulullaah SAW dan mengingatkan bahwa kaum Quraisy mendesaknya agar menghentikan penghinaan terhadap mereka, maka beliau Rasulullaah SAW menjawab dengan kata-kata sebagai berikut:

“Demi Allah, aku lebih tidak mampu meninggalkan sesuatu yang aku diutus untuknya daripada seseorang di antara mereka mencoba membakar matahari dengan nyala api.”

“Demi Allah, wahai paman. Sekiranya mereka dapat meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku supaya aku meninggalkan perkara ini, maka aku tidak akan meninggalkannya sampai Allah memenangkannya atau aku akan binasa karenanya.” (Riwayat pertama dinyatakan hasan oleh Albani, dan merupakan penguat bagi riwayat kedua)

Urusan menyampaikan dakwah bukan merupakan sesuatu yang mudah atau perjalanan yang menyenangkan.

“Kalau yang kamu serukan kepada merek itu keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, pastilah mereka akan mengikutimu.” (QS At-Taubah : 42)

Sesungguhnya jalan dakwah adalah jalan yang panjang dan sukar. Semuanya berduri, semuanya pengorbanan. Bahkan mungkin engkau meninggal dunia sedangkan engkau belum mencapai satu buahpun dari hasil pekerjaanmu.

`Abdurrahman bin `Auf menangis

`Abdurrahman bin `Auf meletakkan makanan yang lezat didepannya lalu dia menangis dan kemudian berdiri. Dia berkata: “Sungguh sahabat-sahabat kami telah meninggalkan dunia, namun mereka belum pernah melihat seperti ini. Dan sungguh dahulu. Mush`ab bin `Umair, makanannya lebih baik daripada kami, tetapi dia belum pernah melihat makanan yang sebaik ini.”

Anas ra berkata: “Rasulullaah SAW telah diwafatkan oleh Allah, sedangkan beliau belum pernah menikmati daging kambing bakar.”(HR Shahih Bukhari)

“Tak pernah sama sekali keluarga Muhammad makan roti dari Sya`ir (jenis gandum) sampai kenyang selama dua hari berturut-turut.”

“A`isyah berkata: “Demi Allah, kami belum pernah makan korma sampai kenyang kecuali sesudah penaklukkan Khaibar.”" (HR Muslim)

Apakah kalian mengira bahwa prinsip dan keimanan itu hanya merupakan mainan atau senda gurau atau kesenangan yang disampaikan seorang manusia lewat khutbah yang dihiasi dan dirangkai dengan kata-kata yang indah, atau ditulis dalam sebuah buku lalu dicetak dan kemudian disimpan di perpustakaan ????????????/

Itu sama sekali bukan jalan dari Ashabud Da`wah (penyampai dakwah) !!!!

Sesungguhnya dakwah itu selalu akan memperhitungkan bahwa generasi pertama yang menyampaikan dakwah, mereka itu adalah tumbal bagi tegaknya dakwah yang diserukan.

Ucapan Syayid Quthub

Sesungguhnya generasi pertama, mereka itu pergi sebagai api penyala buat tabligh dan sebagai bekal untuk menyampaikan kalimat yang tidak akan hidup kecuali dengan qalbu dan cucuran darah.

Sesungguhnya kalimat kita akan tetap mati seperti boneka yang tak bergerak, sampai kita mati karenanya. Maka dia / kalimat itu akan bergoncang bangkit dan hidup di antara mereka yang hidup. Setiap kalimat yang hidup, maka ia akan bersemayam di hati manusia yang hidup, sehingga hiduplah ia bersama-sama mereka yang hidup. Orang-orang yang hidup tidak akan ingin berdampingan dengan orang-orang yang mati, mereka hanya mau berdampingan dengan orang-orang yang hidup. Adapun mayat itu akan tetap di kubur di bawah tanah, walaupun ia adalah mayat orang terhormat.

3. JALAN DAKWAH

Wahai saudara-saudaraku. Jalan dakwah itu dikelilingi oleh “makaruh” (hal-hal yang tidak disukai), penuh dengan bahaya, dipenjara, dibunuh, diusir dan dibuang. Barangsiapa ingin memegang suatu prinsip atau menyampaikan dakwah, maka hendaklah itu semua sudah ada dalam perhitungannya.

Dan barangsiapa menginginkan dakwah tersebut hanyalah merupakan tamasya yang menyenangkan, kata-kata yang baik, pesta yang besar dan khutbah yagn terang dalam kalimat-kalimatnya, maka hendaklah dia menelaah kembali dokumen kehidupan para rasul dan para da`i yang menjadi pengikut mereka, sejak dien ini datang pertama kalinya sampai sekarang ini.

Berapa banyak orang-orang komunis yang mengurbankan diri mereka untuk mengadakan revolusi merah ?? Berapa lama lenin dipenjara dan dibuang? Dan betapa kagumnya kita saat ini dengan demokrasi barat ? Bagaimana undang-undang tersebut dapat menghakimi Presiden di depan mahkamah, serta memenangkan atau bahkan mengalahkan kasusnya. Undang-undang dan hakim tidak tunduk kepada seorangpun. Cukup sekiranya saya ambilkan sebuah contoh bagi anda, bekas presiden Amerika Serikat, Nixon. Ketika partai oposisi hendak mengajukan tuntutan kepadanya dengan tuduhan bahwa dia memata-matai mereka selama berlangsungnya pemilihan, maka Nixon meminta maaf atas kesalahannya dan kemudian berlindung di balik panggung sejarah karena khawatir akan terjatuh di bawah kekuasaan undang-undang.

Apakah kalian mengira bahwa undang-undang tersebut datang dengan sia-sia? Apakah kalian mengira bahwa undang-undang tersebut datang dengan tiba-tiba? Mereka memperolehnya dengan pengorbanan darah serta tulang belulang para pemikir. Telah dibunuh tiga ratus ribu orang di tangan algojo di mahkamah pemeriksaan, dan tiga puluh ribu diantaranya dibakar hidup-hidup. Mereka yang dibunuh itu ingin mengeluarkan orang-orang barat dari cengkeraman gereja yang lalim dan membebaskan mereka dari belenggunya yang kuat dan kokoh.

Telah dibunuh Bruno, dipenjara Copernicus, serta disiksa Galileo, oleh karena mereka meneriakkan prinsip mereka dengan lantang. Tatkala Bruno diajukan di depan mahkamah gereja dan kemudian dijatuhi hukuman mati, hanya karena dia mengatakan bahwa bumi itu bulat, maka Bruno berkata: “Walau bagaimanapun bumi itu tetap bulat.” Walaupun terbukti bahwa bumi itu memang bulat, tetap saja dia dihukum mati.

Selama tiga abad berturut-turut, para pemikir barat berjuang. Seperti Montesqueu, John Lock, Jan Jack Rosow, John Liel, dan lain-lain. Mereka telah banyak berkorban untuk mengeluarkan umat mereka dari doktrin pendeta yang bertentangan dengan akal pikiran dan ilmu pengetahuan. Pihak gereja menggiring manusia yang membangkang ke neraka penyiksaan dengan cambuk gereja yang kuat.

Dari sinilah, dan dari sebab ketidakmampuan mereka untuk mengadakan konfrontasi dengan pihak gereja, maka mereka berusaha membebaskan orang-orang barat. Untuk itu mereka menyeru orang-orang untuk mengingkari tuhan gerej dengan tujuan merobohkan gereja dan tiraninya yang bernama Paus.

Dua Revolusi Besar

Demokrasi yang dinikmati bangsa-bangsa barat sekarang ini bukan terjadi secara kebetulan saja, dan bukan hasil dari orang-orang yang mau berkorban. Dijalan apa ??? Mereka berkorban untuk menegakkan pemikiran mereka. Mereka tidak berambisi untuk mendapatkan surga, dan juga tidak takut terhadap neraka. Bahkan karena dahsyatnya derita yang mereka alami dari penguasa gereja, maka pada saat mereka menang dalam dua revolusi besar di negeri barat (bangsa barat telah bersepakat bahwa dua revolusi Bolsyoviya tahun 1917 M) mereka membuat syi`ar, Gantung raja terakhir dengan usus Paus terakhir. Maksudnya adalah, Sikatlah habis agama-agama dan raja-raja di bumi, karena mereka membahayakan manusia dan menghancurkan kemanusiaan. Belahlah perut Paus terakhir dan gantunglah raja terakhir dengan usus Paus. Ini adalah syi`ar dalam revolusi Perancis. Adapun syi`ar dalam revolusi Bolsyoviya yang melarikan diri dari gereja dan kediktatoran kaisar adalah “Tidak ada Tuhan dan hidup adalah materi.” Mereka tidak mengingkari wujud Allah, Darwin mungkin Marxis menurut apa yang telah saya telaah tidak meningkari wujud Allah, akan tetapi mereka meningkarinya karena hendak menghancurkan gereja yang menyiksa manusia dengan ayunan cambuknya. Mereka lari dari penguasa gereja. Maka setelah itu timbullah atheisme di negeri barat dan menyebar ke dunia.

Saya ingin mengatakan kepada kalian : “Tidak mungkin suatu prinsip itu bisa menang tanpa pengorbanan dan tanpa cucuran darah. Pernah orang-orang komunis di dunia Arab, yakni di Yordania, dijatuhi hukuman mati oleh hakim pada tahun 1954. Halim mengetuk palu dan memutuskan : “Mahkamah telah menjatuhi hukuman kepada saudara berupa kurungan penjara selama lima belas tahun.” Maka dia berkata lantang: “Hidup Rusia!!!! Hidup Lenin!!!!”"

Maka apakah kalian mengira bahwa kalian dapat mempertahankan negara kalian yang lemah itu selama sepuluh tahun atau lima belas tahun ? Para komunis itu adalah pengikut suatu prinsip yang tidak berharap kepada Allah, tidak mengenal Allah. Dunia mereka dan akhirat mereka adalah dunia mereka, jadi tidak ada akhirat buat mereka. Kendati demikian mereka berani berkorban demi keyakinan dan prinsip mereka.

4. TELADAN DARI MEREKA YANG MELANGKAH DI JALAN DAKWAH

Dakwah islamiyah telah menyumbangkan keteladanan yang tiada bandingannya. Telah banyak berkorban putra-putra Islam di atas jalan ini sepanjang sejarah. Darah mereka menjadi api obor bagi generasi-generasi yang datang sesudah mereka. Jika Hasan Albana telah dibunuh di jalan protokol terbesar di kota Qahirah, yakni di lapangan Ramses, dan kemudian dihabisi nyawanya di kamar bedah rumah sakit. Tidak ada yang menshalati jenazahnya selain empat orang perempuan saja. Namun darahnya telah menghidupkan generasi-generasi sesudahnya di bumi ini.

Jika Abdul Qadir Audah, Muhammad Farghali, Yusuf Thal`at, Hamdawi Dawir, Ibrahim Thayyib, Mahmud Lathif, Sayyid Quthub, Abdul Fattah Isma`il, Muhammad Yusuf Hawwasy, Shaleh Sirriyah dan karim Al Anadluli serta yang lain dapat mereka bunuh, namun darah mereka tidak hilang sia-sia. Darah mereka laksana api yang menggelegarkan dada-dada generasi Islam yang berusaha untuk menegakkan Dien Allah.

Mengikuti jalan mereka sebelumnya Al Qassam, Sallamah dan Al `Izzu bin `Abdussalam serta yang lainny. Mereka telah menerangi kita dengan nyala api untuk kita pegang dalam melangkah di atas jalan dakwah. Darah-darah mereka merupakan menara petunjuk bagi generasi-generasi yang mau mencari petunjuk.

Hamidah Quthub pernah bercerita kepadaku. Katanya: “Pada tanggal 28 Agustus 1966, Hamzah Basiyuni, Direktur penjara memanggilku. Lalu dia memperlihatkan keputusan hukuman mati bagi Sayyid Quthub, Hawwasy dan Abdul Fattah Isma`il, kepadaku. Lantas dia mengatakan: “Kita masih punya kesempatan terakhir untuk menyelamatkan Ustadz (Sayyid Quthub), yakni dia harus minta maaf. Dia akan diringankan dari hukuman mati, dan sesudah enam bulan dia akan keluar dari penjara dalam keadaan sehat wal afiat. Kalau dia jadi dibunuh, maka demikian itu akan berarti suatu kerugian bagi seluruh dunia. Pergi dan bujuklah dia supaya mau minta maaf.”"

Hamidah menyambung : “Lalu aku pergi menemuinya di penjara. Sampai disana kukatakan kepadanya. Sesungguhnya mereka mengatakan jika engkau minta maaf maka mereka akan meringankan hukuman mati mu.” Maka dia menjawab: “Atas kesalahan apa aku harus minta maaf wahai Hamidah, apakah karena aku beramal di pihak RAbbul `Izzati? Demi Allah, sekiranya aku bekerja untuk pihak lain selain Allah tentu aku akan minta maaf. Akan tetapi sekali-kali aku tidak akan minta maaf karena beramal di pihak Allah. Tenanglah wahai Hamidah, sekiranya umur belum waktunya habis maka hukum mati itu tidak akan jadi dilaksanakan. Tidak berguna sama sekali maaf itu untuk mempercepat ajal atau mengakhirinya.”

Itulah jiwa yang dipoleh iman !! Kekuatan macam apa ini !! Keteguhan hati macam apa ini !! Tali gantungan nampak di depan matanya, namun dia masih sempat menenangkan hati yang hidup atas Qudratullah dan qadarNya.

Basyir Al Ibrahim mengatakan : “Pernah suatu ketika, aku berada di dekat raja Faruq ( raja Mesir waktu itu ). Aku mendengar mereka tengah berbisik-bisik tentang rencana pembunuhan Hasan Albana. Maka aku segera pergi menemui Hasan Albana dan kukatakan padanya :”

“Sesungguhnya pembesar negeri ini sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah (dari kota ini) sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasihat kepadamu.” (QS Al Qashash : 20)

Maka dia menjawab : “Apakah engkau berfikir begitu (dia ulang tiga kali), ketahuilah:

“Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS Ath-Thalaq)

Sesungguhnya kalau kematian sudah menjadi ketentuan Allah, maka kewaspadaan itu tidak akan dapat menyelamatkan.”

5. CONTOH KEPAHLAWANAN DARI AFGHANISTAN

Kita sekarang bersama bangsa Afghan yang telah memberi banyak contoh tentang kepahlawanan. Suatu kepahlawanan yang belum pernah terjadi dalam lembaran tarikh islam selama lima abad terakhir ini. Sesungguhnya pengorbanan yang telah diberikan bangsa Afghan, secara keseluruhan tidak dapat disamakan dengan jihad dan perang bangsa-bangsa Islam pada abad-abad terakhir ini.

Saya belum pernah melihat kesabaran yang melebihi kesabaran mereka. Saya tidak pernah melihat bangsa yang lebih perkasa daripada jiwa mereka. Dan saya tidak pernah melihat bangsa muslim mukmin seperti mereka, yang tidak mau menundukkan kepala mereka kecuali kepada Rabbnya bumi dan langit.

Mereka tidak mempunyai persediaan makanan untuk kehidupan sehari-hari. Ada orang Arab yang kaya meminang anak gadis mereka. Namun mereka menolak menikahkan anak gadis mereka, khawatir hal itu mencemarkan harga diri mereka. Sehingga jangan sampai ada yang mengatakan bahwa mereka menikahkan anak gadisnya pada masa kesulitan kepada orang-orang kaya.

Mereka mengisahkan kepada saya tentang seorang perempuan dari Propinsi Kandahar. Mereka mengatakan bahwa perempuan tua tersebut datang kepada Mujahidin dan melapor : “Sesungguhnya anak lelakiku berkomplot bersama pemerintah komunis untuk menyerang kalian. Dia pergi ke Kandahar untuk menunjukkan tempat berlindung kalian dan kamp-kamp kalian. Karena itu susul dan tangkaplah dia!”

Kemudian mujahidin mengejar anak perempuan tua tersebut dan berhasil menangkapnya. Setelah itu mereka bawa ke markas dan kemudian mereka kirimkan lelaki tersebut kepada ibunya. Mujahidin berkata: “Ini anak lelakimu, lalu apa yang harus kami perbuat dengannya?” “Ikatlah kedua kaki dan lengannya dan beri aku pisau yang tajam.” Jawabny. Maka mereka memberi dia, mereka memberi sebuah pisau. Kemudian perempuan tua itu berkata kepada anak lelakinya : “Ingatlah kamu pada hari di masa engkau mencaci Rasulullaah SAW di depanku? Maka saat ini saya akan membalas dendam bagi Rasulullaah SAW terhadapmu wahai kafir !!” Kemudian dia menyembelih anak lelakinya dengan tangan sendiri.

Belum pernah kudengar, belum pernah kudengar dalam sejarah bahwa seorang perempuan tega membunuh anaknya demi menegakkan prinsipnya. Kita telah mendengar tentang para sahabat (Semoga Allah meridlai mereka semua) bahwa mereka membunuh ayah mereka sendiri. Akan tetapi kita belum pernah mendengar ada seorang perempuan yang membunuh anaknya dengan tangannya.

Beberapa hari yang lalu datang tiga puluh wanita dari sebuah desa di Afghanistan. Rusia tidak menyisakan penduduknya kecuali tiga puluh wanita ini. Yang lainnya, mereka bantai habis. Di sebuah desa Propinsi Logar, kaum komunis Afghan menyembelih empat puluh tiga orang yang terdiri para lelaki jompo, ulama, kaum wanita, dan anak-anak, kemudian jenazah tersebut mereka tuangi minyak tanah dan kemudian mereka bakar pada hari Iedhul Adha atau beberapa hari sebelumnya. Dalam pembantaian itu ada anak laki-laki berusia dua belas tahun bersembunyi di bawah tempat tidur. Orang-orang rusia masuk ke dalam rumah dan menggeledah isi dalamnya. Secara kebetulah mereka mendapati mushaf al qur`an, lantas Mushhaf tersebut dibanting dengan keras sebagai penghinaan atasnya. Tiba-tiba anak yang bersembunyi tadi bergerak dari bawah tempat tidur dan keluar ke depan Rusi yang membanting tadi dan memegang erat Mushhaf tersebut diantara kedua tangannya. Lantas dia berkata: “Ini adalah kitab Rabb kami, kitab ini adalah kemuliaan kami dan syi`ar kami.: “Buang kitab itu!” Perintah Syethan tersebut. Maka dia menjawab: “Meski engkau potong-potong diriku, demi Allah aku tidak akan melepaskannya dari tanganku.” Karena penghormatan anak tersebut kepada agama ini, maka si Rusia pun menghormati anak tersebut. Lantas dia sembelih semua yang ada di rumah dan membiarkan anak tersebut tetap hidup.”

Kita membicarakan orang-orang Afghan, mengenai yang negatif-negatif serta yang jelek-jelek saja. Adapun kemuliaan-kemuliaan mereka dan kelebihan-kelebihannya kita kesampingkan begitu saja. Kita tidak berbicara kecuali tentang perselisihan yang terjadi di Peshawar, kita tidak berbicara kecuali tentang perselisihan si Fulan dengan si Fulan. Si Fulan mengambil sekian, dan si Fulan berdusta dalam hal demikian. Masuklah kalian ke dalam medan pertempuran dan lihatlah apa yang sedang dilakukan mujahidin? Kemudian setelah itu putuskanlah, apakah kalian mampu hidup sebulan saja sebagaimana kehidupan mereka? Sesungguhnya kalian tidak mampu mengerjakan yang demikian itu.

Betapa banyak rumah tangga yang tidak tersisa didalamnya kecuali seorang anak kecil saja. Ibu-ibu dibunuh, bapak-bapak dibunuh, pemuda-pemudi disembelih dan yang lain hilang di bawah reruntuhan tanah akibat bombardir pesawat tempur musuh. Perkara-perkara ini tidak disebarkan beritanya di dunia Islam, akan tetapi justru perselisihan yang terjadi antara dua atau tiga orang yang hidup di Peshawar lah yang banyak disebarkan. Padahal Mujahidin meninggalkan lembaran-lembaran sejarah yang bersinar. Lembaran yang membuat sejarah umat manusia dengan pengorbanan darah, nyawa dan tulang belulang.

Saya nasehatkan kepada kalian, sekali lagi saya nasehatkan kepada kalian. Jika kalian ingin turut andil bersaham dengan saha, bagi kita, fardlu ain bagi setiap muslim di muka bumi sekarang ini untuk mengangkat senjata melawan penguasa-penguasa lalim di muka bumi, fardlu ain bagi setiap muslim di muka bumi ini untuk berdiri di sisi orang-orang Afghan. Jika engkau tidak mengangkat senjata di Afghan, maka berperanglah di lain tempat. Tidak ada alasan bagi seseorang, seperti ucapan Abu Thalhah ra : “Allah tidak mau mendengar udzur seseorang.”

Saya nasehatkan kepada kamu sekalian jika ingin berkhidmat untuk jihad Afghan, maka :

Pertama : Janganlah kalian mentransfer perpecahan kalian dan perselisihan kalian di dunia Arab ke bumi Afghan. Cukuplah mereka menghadapi musibah, problema-problema serta perselisihan diantara mereka sendiri. Tanah ini adalah bukan tanah kita, dan kawasan ini bukan kawasan kita. Saya mengira bahwa hati kalian menyukai membantu jihad Afghan, maka hendaklah kita mengangkat tinggi syi`ar ini, dan hendaknya kita semua menyatukan pandangan di atas syi`ar tersebut, yakni “BERKHIDMAT KEPADA JIHAD”. Adapun perselisihan kecil diantara kita, yakni khilaf dalam cabang-cabang fiqh (masalah furu`iyah) atau perselisihan dalam hal cara pengalaman, apakah diambil dari madzhab ini atau dari madzhab itu, maka perkara-perkara ini harus dikesampingkan di medan perang ini.

Apakah kita menggerakkan ujung jari kita (dalam duduk tahiyyat) atau tidak, mengangkat tangan sesudah takbir ketika hendak ruku` dan sesudah ruku` dan ketika mau sujud atau tidak. Mengeraskan bacaan amin atau tidak. Si Fulan berasal dari tanzhim pimpinan Islam yang baik atau tidak, si Fulan dari negeri Arab sebagai imam atau individu.

Buanglah ini jauh-jauh dan kesampingkanlah. Sudah cukup penderitaan dan problema yang ada di medan ini, jangan kita tambah dengan keruwetan-keruwetan yang lain. Dan hendaknya kita semua bertemu untuk saling tolong-menolong di atas perkara yang telah sama-sama kita sepakati. Kita sepakat bahwa kedatangan kita kesini untuk membantu jihad, untuk saling tolong-menolong dalam rangka berkhidmat kepada jihad. Maka dari itu, hendaklah kita perlu saling memaklumi terhadap obyek perselisihan. Janganlah kalian saling berbisik-bisik, saling intip-mengintip, saling kerjap mengerjap, janganlah kalian saling berbicara rahasia.

“Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari syaithan, supaya orang-orang beriman itu berduka cita” (QS 58:10)

Semua orang yang sampai ke tempat ini, lebih dari sembilan persepuluhnya datang dengan niat dan motif yang baik. Datang untuk turut serta dalam jihad. Dan sebagian mereka tidak dapat datang karena terputusnya jalan (tak punya biaya). Masalah dunia terbentang luas di hadapan mereka. Disamping itu, mereka dinegerinya atau di negeri mahjar sekalipun hidup serba kecukupan dan terhormat. Bekerja sebagai pegawai atau belajar di perguruan-perguruan. Mereka tinggalkan itu semua dan datang untuk berkhidmat kepada jihad. Inilah yang menjadi dasar pernilaian saya dan saya tidak peduli dengan kekeliruan mereka sepanjang masih dapat ditoleransi.

“Tiadalah Rasulullaah SAW mengumpulkan manusia yang rela berkorban demi membela dien ini melainkan dengan mizan kebaikan dan kesalahan. “Tidakkah engkau tau wahai `Umar bahwa dia ikut serta dalam peperangan Badar. Boleh jadi Allah telah melihat (hati) para ahli Badar, lalu Dia berfirman: “Lakukanlah sekehendak kamu, sesungguhnya Aku telah memberikan ampuanbagimu”(HR Shahih Bukhari – cuplikan).

Ketika diketahui bahwa Ibnu Abu Balta`ah mengirim surat kepada kaum musyrikin Quraisy tentang rencana Nabi SAW menyerang mereka maka `Umar bangkit dari tempat duduknya dan berkata lantang: “Izinkanlah saya ya Rasulullaah, memenggal leher orang ini. Sungguh dia telah nifak,” Sabda beliau: “Tidakkah engkau tahu hai `Umar bahwa dia ikut serta dalam perang Badar?” Sungguh Rasulullaah SAW telah memilih amal terbaik dari sahabat ini sebagai dasar pertimbangan untuk meredam gejolak kemarahan dalam hati `Umar dan para sahabat.

Para sahabat telah telah menyebar kemana-mana, dan semua orang yang mengikuti tidak berselisih dengan pengikut yang lain. Semua membawa riwayat dari riwayat-riwayat Al Qur`an dan huruf dari huruf-hurufnya (dialek dalam alQur`an), kendati demikian semuanya ikut serta perang Yarmuk, dan dalam penaklukan negeri yang kita injak ini (Afghanistan). Semuanya, para pengikut Hudzaifah, penduduk Syam, pengikut Al Auza`i, penduduk Kufah dan penduduk Bashrah, semuanya dengan qira`at mereka yang berbeda-beda, dengan imam yang berbeda, semuanya satu pasukan di bawah satu qiyadah dan bertemu dalam satu tujuan, yakni berperang untuk meninggikan kalimatullah. Untuk itu marilah kita tinggikan syi`ar. Sesungguhnya kita datang untuk berkhidmat kepada jihad.

Sementara kita ini, setelah tinggal di Peshawar seminggu atau dua minggu berubah menjadi seorang pengamat politik dan ahli kemasyarakatan, memutuskan hukum begini, mengeluarkan fatwa begitu, menjatuhkan si anu, memperingatkan orang dari perbuatan si anu, namun sampai sekarang, belum satupun peluru yang dia bidikkan di jalan Allah `Azza wa Jalla. Dan dia tidak tahu bahwa orang yang dia lihat didepannya itu telah menapak di atas jalan yang penuh kepedihan, darah, dan air mata selama belasan tahun.

Marilah kita beretmu di dalam syi`ar “Kami ingin berkhidmat kepada Jihad.”, dan marilah kita bertemu dalam syi`ar lain “Meninggalkan perselisihan”, tolong-menolong dalam masalah pokok dan meninggalkan perselisihan dalam masalah furu`iyah. Kita semua datang untuk berkhidmat kepada dien ini dan keluar dari negerinya berhijrah kepada Allah `Azza wa Jallah.

“Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan RasulNya, kemudian kematian menimpanya, maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah.”

Hatta seandainya kamu tidak mati dalam peperangan, asal kamu keluar berhijrah di jalan Allah, dan kamu mati di Peshawar, maka pahalamu telah tetap di sisi Allah. Maka dari itu janganlah kamu hapus pahala yang engkau dapat dengan memakan daging manusia, karena daging manusia itu beracun menurut kata-kata Ibnu `Asakir. Untuk itu jangan sampai engkau bertemu Allah, sedangkan lisanmu menetaskan darah dari darah manusia yang engkau hisap. Jangan sampai engkau bertemu Allah, sementara daging saudara-saudaramu berada di antara kedua gigimu. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam suatu riwayat, ada disebutkan dalam atsar. “Demi Allah, sesungguhnya aku melihat dagingnya berada di antara kedua gigi depan kalian berdua.” Yakni ketika dua orang sahabat mengatakan sesungguhnya hamba in celaan, lalu beliau bersabda: “Sungguh kalian berdua telah makan daging sahabat kalian. Dan sesungguhnya aku, demi Allah, melihat dagingnya berada di antara kedua gigi depan kalian.”

Kedua: Kita bertemu untuk berkhidmat kepada jihad. Dan masing-masing bekerja dibidangnya sendiri-sendiri. Masing-masing dimudahkan untuk beramal sesuai dengan apa yang telah ditentukan baginya. Sebagaimana kalian semua tidak membuat penilaian atas penguasa di negeri kalian (dan tidaklah penguasa di negeri kalian itu lebih baik dari para pemimpin jihad), maka yang demikian itu tidak selayaknya kita menilai pemimpin jihad tersebut dengan pengamatan dan wawasan politik kita.

Ketiga: Kita bermaksud memperhitungkan kebaikan kaum dan meninggalkan hal-hal yang buruk. Kita bermaksud mengambil hal-hal positif yang membangkitkan harapan dalam hati. Dan betapa banyaknya hal-hal yang positip itu, dan betapa sedikitnya hal-hal yang negatif itu. Maka janganlah kalian sibuk menghitung-hitung aib kaum muslimin.

“Wahai segenap orang yang hanya beriman di bibir, sedangkan iman belum merasuk ke dalam hatinya. Janganlah kamu sekalian menggunjing kaum muslimin dan jangan pula mencari-cari aurat saudaranya muslim. Karena sesungguhnya barangsiapa mencari-cari aurat saudaranya muslim, maka Dia akan menelanjangi auratnya itu meski di dalam rumahnya sendiri.” (Shahih Al Jami` Ash Shaghir 7984)

Jangan sampai kaliam berbuat sesuatu yang menjadikan Allah mempunyai alasan yang nyata untuk mencari-cari aurat kalian dan membuka aib kalian serta menelanjangi dan membuat malu kalian meskipun di dalam rumah kalian sendiri.

Tiga point, yang kita bertemu, bersepakat dan tolong-menolong atasnya: Pertama, kita lupakan perpecahan dan perselisihan kita di dunia Arab, dan kita campakkan perpecahan dan perselisihan itu di bumi Afghan ini. Kedua, kita datang untuk salilng tolong-menolong dalam jihad dan saling memaafkan terhadap apa yang menjadi perselisihan kita. Ketiga, menyebarkan hal-hal yang positif dan yang baik serta berdiam diri dari aib dan hal-hal yang buruk. Dan jangan memalingkan manusia dari jalan Allah. Sesungguhnya kebanyakan manusia benar-benar hendak menyesatkan orang lain dengan nafsu mereka.

“Dan sesungguhnya ada ucapan yang keluar dari mulut seseorang tanpa disadarinya, bahwa karena ucapannya itu ia terperosok ke dalam neraka jahanam.” (HR Bukhari)

Berapa banyak pemuda yang datang ke sini dengan penuh semangat untuk berjihad, kemudian kalian palingkan dia dari jalan Allah dengan ucapan kalian? Berapa banyak pemuda yang sampai di bumi Afghan, kemudian mereka kembali ke negerinya dengan rasa sesal lantaran banyaknya apa yang kalian tanamkan dalam hati mereka berupa keburukan-keburukan yang telah kalian hafal, kalian kumpulkan, dan tak sedikitpun darinya yang kau lupakan! kamu sekalian menyangka dengan perbuatan itu telah berbuat kebaikan memalingkan manusia dari jalan Allah dan menyesatkan mereka. Sibukkanlah diri kalian dengan sesuatu yang bermanfaat bagi kalian.

“Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada suatu kaum, maka Dia ilhamkan kepada mereka untuk beramal.”

“Dan tiada tersesat suatu kaum yang telah mendapatkan petunjuk kecuali sesudah mereka saling debat mendebat” (Shahih Al Jami` Ash Shaghir 5633)

Saya cukupkan sekian dulu, saya mohon kepada Allah semoga mengampuniku dan mengampunimu. Wahai hamba-hamba Allah, beristigfarlah kamu sekalian kepada Allah.

Read more: http://arrahmah.com/read/2012/01/17/17463-syaikh-abdullah-azzam-rahimahullah-dakwah-dan-pengorbanan.html#ixzz1jiCjxux9

Sabtu, 24 Desember 2011

Fenomena Riya dan Sum'ah

Fenomena Riya dan Sum'ah

Rabu, 14/12/2011 08:02 WIB | Arsip | Cetak

Agar seorang Muslim mengetahui posisinya dalam riya dan sum'ah, hendaknya dia memahami betul fenomena atau tanda-tandanya, yaitu antara lain:

1. Giat bekerja dan melipatgandakan tenaganya jika mendapat pujian atau sanjungan, dan malas atau cenderung mengurangi amal, jika mendapat celaan dan kecaman. Juga apabila sedang bersama-sama dengan orang lain cenderung mengurangi amal, ketika ia seorang diri atau jauh dari pantauan orang lain.

Terhadap ciri ini, Sayyidina Ali ra pernah bertutur, "Ada beberapa tanda bagi orang yang berlaku riya, yakni malas ketika seorang diri, tetapi akan sangat rajin ketika sedang bersama orang banyak. Bertambah amalnya, jika mendapat pujian dan berkurang amalnya jika mendapat celaan". (Kitab Ihya Ulumuddin, al-Gazali, 3/298)

2. Menjauhi larangan-larangan Allah jika bersama manusia dan melanggar larangan-larangan-Nya, jika ia seorang diri dan jauh dari penglihatan manusia.

Rasulullah shallahu alaihi wassalam bersabda:

"Aku akan mengetahui beberapa kaum dari umatku yang datang pada hari kiamat dengan membawa kebaikan laksana pegunungan yang tinggi berkilau. Akan tetapi, Allah menjadikannya debu yang berterbangan (tidak berharga). Mereka itu adalah saudara-saudara kalian, dan berasal dari keturunan kalian. Mereka mengerjakan amalan pada waktu malam sebagaimana kalian mengerajakannya. Akan tetapi, mereka adalah kaum yang jika dalam keadaan sendiri akan melanggar larangan-larangan Allah." (HR. Ibnu Majah)

Dampak Buruk Akibat Riya dan Sum'ah

Riya atau sum'ah mempunyai pengaruh dan akibat yang berbahaya dan membinasakan, baik kepada para aktivis secara pribadi atau terhadap amal Islami secara umum.

Terhadap Pribadi.

Terhalang Dari Petunjuk (Hidayah) dan Pertolongan (Taufik) Ilahi.

Hanya Allah Ta'ala semata yang berwenang memberi hidayah dan taufik kepada siapa saja yang dikehendaki, serta menghalanginya dari siapa saja yang Dia kehendaki. Tidak ada yan mampu menonlak ketentuan-Nya dan tiada seorang pun yang dapat menghalangi kebijakan-Nya. Ketetapan-Nya sudah pasti dan pelaksanaannya psati berlaku bahwa Dia tidak akan memberi petunjuk dan pertolongan kecuali kepada orang yang ikhlas dan benar-benar menghadapkan diri kepada-Nya. Firman-Nya :

وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ أَنَابَ ﴿٢٧﴾

"Dan Ia menunjuki orang-orang yang bertobat kepada-Nya." (QS. Ar-Ra'd [13] : 27)

وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَن يُنِيبُ ﴿١٣﴾

"Dan ia memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali kepada-Nya." (QS. As-Syuura [42] : 13)

Seseorang yang berlaku riya dan sum'ah pada dasarnya telah merobek-robek ikhlas dan berpaling dari kebenaran. Maka bagtiamana mungkin orang seperti itu akan mendapat limpahan hidayah atau taufiq dari-Nya? Maha benar firman Allah Ta'ala:

فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ ﴿٥﴾

"Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik." (QS. Ash-Shaf [61] : 5)

Menderita Kesempitan dan Ditimpa Rasa Gelisah

Orang yang riya dan sum'ah itu hanya akan melaksanakan sesuatu hal atau pekerjaan semata-mata untuk memperoleh pujian atau penghormatan dari manusia. Akan tetapi, dapat saja ketentuan dan ketetapan Allah akan menghalangi orang-orang untuk melakukan apa yang dia kehendaki itu, sebab sesungguhnya Allah Mahakuasa untuk melakukan hal semacam itu. Jika hal itu sampai terjadi maka orang yang berperilaku riya dan sum'ah itu akan segera menderita kesempitan dan kegelisahan, karena cita-citanya tidak tercapai. Sehubungan hal itu Allah Ta'ala mengingatkan:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا

"Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka baginya penghidupan yang sempit." (QS. Thaha [20] : 124)

وَمَن يُعْرِضْ عَن ذِكْرِ رَبِّهِ يَسْلُكْهُ عَذَابًا صَعَدًا ﴿١٧﴾

"Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan Tuhannya, niscaya akan dimasukkan-Nya dalam azab yang amat berat." (QS. Jin [72] : 17)

Tercabutnya Kewibawaan dari Hati Orang-orang

Hanya Allah saja yang mutlak berkuasa menanamkan kewibawaan pada hati manusia yang Ia kehendaki. Sedangkan keikhlasan seseorang dalam setiap perbuatannya adalah laksana tebusan untuk mewujudkan hal itu. Seseorang yang berlaku riya atau sum'ah tidak memiliki tebusan tersebut. Karena itu, Alah mencabut kewibawaan dirinya dari h ati manusia. Sebaliknya, Allah akan menumbuhkan rasa hina manusia. Sebaliknya, Allah akan menumbuhkan rasa hina dalam pandangan mereka terhadap dirinya.

Firman-Nya:

وَمَن يُهِنِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِن مُّكْرِمٍ

"Barangsiapa yang dihinakan oleh Allah, maka niscaya tidak ada seseorangpun yang akan memuliakannya." (QS. Al-Hajj [22] : 18)

Para salafush shalih benar-benar telah mengantisipasi hal ini. Mereka adalah kelompok manusia yang palihng memelihara keikhlasan amal kepada Allah. Dengan demikian, wibawa atau kedudukan mereka tetap melekat di dalam dada dan hati manusia. Banyak sekali kisah yang tercecer dari mereka tentang hal ini. Akan tetapi, cukuplah bagi kita memperhatikan wasiat yang diungkapkan oleh Umar ibnul Khattab ra kepada ABu Musa al-Asy'ari. Ia berkata antara lain:

"Siapa saja yang mengikhlaskan niatnya (kepada Allah) niscaya Allah akan mencukupkan (urusan) antara dia dan manusia.". (Kitab Ihya Ulumuddin, 4/378).

(Insya Allah bersambung)

Riya dan Sum'ah

Riya dan Sum'ah

Jumat, 09/12/2011 14:15 WIB | Arsip | Cetak

Kata riya berasal dari kata ru'yah. Kalimat arar-rajulu digunakan jika seseorang menampakkan amal shalih agar dilihat oleh manusia. Makna tersebut sejalan dengan firman Allah yang berbunyi:

الَّذِينَ هُمْ يُرَاؤُونَ ﴿٦﴾ وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ ﴿٧﴾

"...Orang-orang yang berbuat riya, dan enggan menolong dengan barang berguna." (QS. al-Ma'uun [107] : 6-7)

بَطَرًا وَرِئَاء النَّاسِ وَيَصُدُّونَ

"...Dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya kepada manusia..." (QS. al-Anfal [8] : 47)

Sedangkan kata sum'ah berasal dari kata samma'a. Kalimat samma'a an naasa bi amalihi digunakan jika seseorang menampakkan amalnya kepada manusia yang semula tidak mengetahuinya. (Kitab lisanul arab, 8/165)

Pengertian riya atau sum'ah dalam istilah para juru dakwah dan para ulama akhlak adalah sikap seorang Muslim yang menampakkan amal shalihnya kepada manusia lain agar dirinya mendapat kedudukan dan penghargaan dari mereka, atau mengharap harta benda mereka. Jika amal shalih itu dikerjakan dihadapan manusia dan dilihat secara langsung oleh mereka, maka hal itu dinamakan riya. Akan tetapi, jika amalannya dikerjakan secara tersembunyi dari pengetahuan manusia, kemudian hal itu dibicarakan kepada orang lain, maka hal demikian dinamakan sum'ah. (Fathul-Baari, 11/336)

'Izzuddin bin Abdussalam membedakan antara riya dan sum'ah. Riya adalah sikap seseorang yang beramal bukan untuk Allah, sedangkan sum'ah adalah sikap seseorang yang menyembunyikan amalnya untuk Allah, namun ia bicarakan hal tersebut kepada manusia. (Fathul Baari, jilid XI, hal 336).

Dalam hal ini, menurutnya semua riya itu adalah tercela. Akan tetapi, sum'ah adalah amal terpuji jika ia melakukannya karena Allah dan untuk memperoleh ridha-Nya, dan tercela jika dia membicarakan amalnya dihadapan manusia. Ungkapan ini sesuai dengan yang dimaksud dalam nash-nash syariat di bawah ini.

Firman-Nya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تُبْطِلُواْ صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالأذَى كَالَّذِي يُنفِقُ مَالَهُ رِئَاء النَّاسِ

"Hai orang-orang yang beirman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia..." (QS. al-Baqarah [2] : 264)

Sabda Rasulullah shallahu alaihi wassalam:

"Barangsiapa yang berlaku sum'ah, maka akan diperlakukan dengan sum'ah oleh Allah (diumumkan aib-aibnya di akhirat), dan barangsiapa yang berlaku riya, maka akan dibalas oleh Allah dengan riya (diperlihatkan pahala amalnya, namun tidak diberi pahala kepadanya)". (HR. Bukhari)

"Sesungguhnya yang paling aku takuti atas kalian adalah syirik kecil". Para sahabat bertanya, "Apakah yang dimaksud dengan syirik kecil ituk, wahai Rasulullah?" Rasul menjawab, "Riya. Allah akan berfirman pada hari kiamat nanti ketika Ia memberi ganjara amalan perbuatan hamba-Nya, 'Pergilah kalian kepada orang yang kalian berlaku riya nya terhadapnya. Lihat! Apakah kalian memperoleh balasan dari mereka?" Kemudian Rasulullah shallahu alaihi wassalam mendengar seseorang membaca dan melantunkan dzikir dengan suara yang keras. Lalu beliau bersabda, "Sesungguhnya dia amat taat kepada Allah". Orang tersebut ternyata al-Miqdaad ibnul Aswad". (HR. Ahmad)

Faktor-Faktor Penyebab Riya dan Sum'ah.

Pertama. Latar Belakang Kehidupan.

Jika seorang anak yang tumbuh dalam asuhan sebuah keluarga yang memiliki suasana atau adat perilaku riya atau sum'ah, maka sangat besar kemungkinan dirinya akan dapat terpengaruhi perilaku semacam itu. Jika penyakit itu telah bercokol dan lama berurat barakar dan mengkristal dalam jiwa, maka akan sangat sulit untuk mengikisnya. Karena itu, Rasulullah selalu menekankan pentingnya faktor agama sebagai landasan utama dalam memilih calon pasangan hidup kita.

Sabda Rasulullah shallahu alaihi wassalam:

"...Maka pilihlah wanita yang taat menjalani agama, niscaya engkau akan beruntung." (HR. Tirmidzi)

"Jika kalian didatangi oleh seseorang (untuk meminang putrimu) yang engkau ridhai akhlak dan agamanya, maka nikahkanlah ia (dengan putrimu)." (HR. Tirmidzi)

Kedua. Persahabatan yang Buruk.

Persahabatan yang buruk hanya akan mengakibatkan sikap riya dan sum'ah, terutama bagi orang yang lemah pribadi dan mentalnya dan mudah terpengaruhi orang lain, dengan mengikuti dan meniru teman-temannya, dan lama kelamaan berumbi-berakar dalam jiwanya. Sehubungan dengan hal ini, sebagai Muslim, kita seperti yang telah kami kemukakan sebelum ini dituntut agar selektif dalam menjalin persahabatan dengan mereka yang baik, menghormati, dan menjalankan syariah Allah.

Ketiga. Tidak Memiliki Hakikat Ma'rifah kepada Allah.

Tidak mengenal Allah dengan hakiki dapat menimbulkan sikap riya dan sum'ah, sebab orang yang jahil dan kurang mengenal Allah tidak akan mampu bersikap yang benar terhadap Allah. Karena itu, berkembanglah dalam pikirannya bahwa ada sebagian manusia yang mampu menolak bahaya dan memberi manfaat. Ia bersikap riya dan sum'ah dalam setiap amalnya dihadapan sekelompok manusia dan yang menurutnya berkuasa dalam menentukan nasib mereka. Tujuannya tidak lain agar ia memperoleh sesuatu yang mereka miliki.

Islam selalu menegaskan pentingnya mengenal Allah sebagai langkah pertama yang harus ditempuh sebelum melakukan segala sesuatu.

Firman-Nya:

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ

"Maka ketahuilah bahwasanya tidak ada Tuhan selain Allah." (QS. Muhammad [47] : 19)

Keempat. Ambisi Memperoleh Kedudukan dan Kemimpinan.

Ambisi memperoleh kedudukan dan kepemimpinan dapat memotivasi sikap riya dan sum'ah. Dalam hal ini Islam menekankan untuk menyeleksi dan menguji seseorang sebelum ia dilimpahi suatu kepercayaan atau dukungan.

Firman Allah:

وَابْتَلُواْ الْيَتَامَى حَتَّىَ إِذَا بَلَغُواْ النِّكَاحَ فَإِنْ آنَسْتُم مِّنْهُمْ رُشْدًا فَادْفَعُواْ إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ

"Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya." (QS. an-Nisaa' [4] : 6)

ا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا جَاءكُمُ الْمُؤْمِنَاتُ مُهَاجِرَاتٍ فَامْتَحِنُوهُنَّ

"Hai orang-orang yang beriman, apabila datang hijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka." (QS. al-Mumtahanah [60] : 10)

Kelima. Tamak Terhadap yang Dimiliki Orang Lain.

Sikap rakus terhadap apa yang dimiliki orang lain serta ambisi terhadap harta duniawi dapat menyebabkan riya atau sum'ah. Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Musa bahwa pada suatu hari Rasulullah saw ditanya, "Ya Rasulullah, ada seorang yang berperang untuk memperoleh ghanimah, ada yang ingin disebut-sebut, dan ada yang ingin posisinya dilihat oleh manusia, yang manakah diantara mereka yang berperang di jalan Allah?"

Rasulullah shallahu alaihi wassalam bersabda:

"Barangsiapa berperang dengan tujuan meninggikan kalimat Allah, maka dialah yang berperang di jalan Allah." (HR. Bukhari)

"Barangsiapa yang pergi berperang kemudian ia tak mengharapkan sesuatu kecuali memperoleh tali kendali, maka baginya apa yang ia niatkan." (HR. Nasaa'i dan Darimi)

Keenam. Suka Dipuji atau Disanjung Orang Lain.

Peringai suka atau senang pujian akan mendorong seseorang berlaku riya atau sum'ah. Ini karena orang yang mempunyai kecenderungan berperingai semacam itu, umumnya berupaya agar dia menjadi buah bibir orang-orang dan disebut-sebut dalam forum-forum mereka. Jika keinginannya terlaksana, maka dia menjadi angkuh dan congkak.

Ketujuh. Terlalu Ketat Dalam Memberikan Penilaian.

Sikap seorang pemimpin yang terlalu ketat dalam menilai seseorang akan menyebabkan lahirnya sikap riya dan sum'ah, khususnya kepada mereka yang tidak memiliki jiwa besar dan tidak kuat tekadnya. Benarlah Rasulullah shallahu alaihi wassalam yang tidak pernah berucap kecuali karena wahyu yang sampai kepadanya, ketika beliau bersabda kepada Aisyah ra:

"Barangsiapa yang baik itu tidak mengerjakan sesutu kecuali ia menilainya baik, dan tidak meninggalkan sesuatu kecuali jika ia menilainya buruk." (HR. Muslim dan Abu Dawud)

Kedelapan. Terlalu Dikagumi Orang Lain.

Rasa kagum yang berlebihan terhadap amalan seseorang dapat memotivasi timbulnya riya dan sum'ah pada diri orang yang dikagumi itu. Orang yang dikagumi akan semakin berusaha agar kekaguman orang-orang semakin bertambah padanya. Sehubungan dengan hal itu ajaran Islam telah menyediakan benteng pemelihara bagi umatnya dari penyakit ini, sebab agama Islam melarang sikap menampakkan rasa kagum secara terang-terangan dihadapan orang yang dikagumi. Kalaupun dipikir perlu dilakukan, hendaklah disertai oleh sikap waspada dan hati-hati, yaitu dengan mengucapkan :

"Aku menilai fulan itu demikian. Dan sesungguhnya Allah yang berhak menilainya, dan sayogiyanya seseorang tidak mendahului penilaian Allah." (HR. Bukhari dan Muslim)

Kesembilan. Lalai Terhadap Dampak Buruk Riya dan Sum'ah.

Terakhir, ketidaktahuan dan kelalaian seseorang terhadap pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh riya dan sum'ah dapat menjerumuskan seseorang kepada riya atau sum'ah.

Senin, 19 Desember 2011

Sukses adalah Hak Saya (Bagian 2): Bagaimana Caranya?

Cara dan Langkah-langkahnya ?

“Perbaikilah akhiratmu kelak duniamu akan baik. Perbaikilah batinmu, kelak lahirmu akan baik.” - Umar bin Abdul Azis –

Prinsip Utama 4: Menentukan Apa yang Anda Inginkan

Langkah pertama yang harus Anda lakukan untuk mencapai sukses yang Anda inginkan adalah dengan menentukan terlebih dahulu apa yang Anda inginkan ! (Baca kembali prinsip 2 dan 3 pada bab sebelumnya)

Apakah yang Anda inginkan dalam hidup ini ? Tulis 10 hal yang paling Anda inginkan dalam hidup ini! Lakukan saja secara spontan, biarkan alam bawah sadar Anda membimbing Anda menemukannya. Tulis sejelas-jelasnya dan spesifik. Semakin jelas dan semakin spesifik, maka makin mudah Anda untuk mencapainya. Ingat otak perlu kejelasan dan spesifik.

Segala sesuatu yang tak pernah dilihat mata dan didengar telinga serta terlintas didalam pikiran, takkan mungkin dapat diproses otak dan menjelma menjadi kenyataan dalam kehidupan.

Apakah Anda pernah melihat buah Stopichogor? Mendengarnya? Tidak pernah bukan? Ya memang tidak ada buah itu, saya hanya mengarangnya saja. Dan hasilnya tak secuilpun informasi yang bisa diproses oleh otak Anda bukan? Itulah yang saya maksud otak perlu kejelasan dan spesifik agar otak bisa menprosesnya sehingga muncul menjadi keyataan dalam kehidupan Anda. Jadi apa yang paling Anda inginkan dalam hidup ini? (Tulislah secara jelas dan spesifik 10 keinginan Anda itu).

Prinsip Utama 5: Bermimpilah, Visualisasikan Kesuksesan Itu

" Daya khayal adalah segalanya. Hal itu mengawali semua yang menarik dalam kehidupan kita.” -Albert Einstein-

“Segala sesuatu yang bisa dihayalkan dan terpikirkan dalam pikiran manusia dapat diwujudkan menjadi kenyataan. -Valentino Dinsi-

President Soekarno pernah mengatakan, "Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit.” Ibaratkan cita-cita sebagai mimpi, jadi apa pun mimpi Anda mimpikanlah yang tiggi.

Di Amerika ada seorang anak berusia 8 tahun yang menuliskan 363 keinginannya. Ingin pergi kesana, kesini, ingin punya ini, ingin punya itu dalam daftar panjang. Ketika usianya 53 tahun ia diwawancarai hampir semua media baik TV, radio, surat Kabar, internet, dll. Ketika ditanya mengapa ia menuliskan itu semua disaat anak seusianya lebih senang bermain. Ia hanya menjawab singkat, ”Aku bosan! Mama ingin aku jadi ini, Papa ingin aku jadi itu. Nenek lain lagi. Begitu juga dengan kekek. Tante dan Om sama saja. Sementara teman-temanku tidak jauh berbeda. Mereka semua ingin aku menjadi seperti yang mereka inginkan, padahal aku punya keinginaku sendiri!” begitu katanya.

Suatu ketika dalam seminar saya pernah ditanya oleh salah seorang peserta, ”Pak kalau saya bermimpi setinggi-tingginya nanti kalau jatuh sakit sekali.” Saya mengerti sekali, betapa banyak orang yang takut bermimpi karena takut jatuh atau gagal, padahal mencoba pun belum sempat mereka lakukan. Mereka hanya takut terhadap bayang-bayang pikiran yang mereka ciptakan sendiri.

Tindakan Konkrit

Sisihkan waktu 10-15 menit setiap hari untuk memvisualisasikan (membayangkan) semua tujuan Anda dalam keadaan sudah tercapai. Yang perlu Anda lakukan adalah memejamkan mata Anda dan melihat tujuan Anda sudah tercapai. Jika salah satu tujuan Anda adalah memiliki sebuah rumah bagus di tepi danau, pejamkan mata Anda dan lihat diri Anda sendiri berjalan dalam rumah yang ingin Anda miliki. Isi semua detailnya. Seperti apa bagian luarnya? Bagaimana lanskapnya? Pemandagannya? Apa yang ada? Seperti apa ruang tamu, dapur, kamar tidur utama, ruang makan, ruang keluarga dan ruang kerjanya? Bagaimana dengan perabotnya? Berjalanlah dari ruang ke ruang dan penuhi semua detailnya.

Ketika Anda setiap hari memvisualisasikan tujuan Anda sudah tercapai hal itu menciptakan konflik dalam pikiran bawah sadar anda antara apa yang Anda visualisasikan dan apa yang sekarang Anda miliki. Pikiran bawah sadar Anda mencoba menyelesaikan konflik itu dengan mengubah kenyataan Anda sekarang menjadi visi baru yang lebih menggairahkan. Konflik ini, ketika menjadi semakin tajam karena visualisasi yang terus menerus, sebenarnya memicu terjadinya tiga hal:

1. Memprogram RAS* otak Anda untuk mulai memasukkan ke dalam kesadaran Anda apapun yang akan membantu Anda mencapai tujuan Anda
2. Mengaktifkan pikiran bawah sadar Anda untuk menciptakan jalan keluar supaya bisa mencapai tujuan yang Anda inginkan. Anda akan mulai bangun pagi dengan gagasan baru, Anda akan mendapat gagasan saat mandi saat berjalan kaki dan saat berkendara ke kantor
3. Menciptakan tingkat motivasi baru. Anda akan mulai melihat bahwa Anda secara tak terduga melakukan hal-hal yang membawa Anda pada tujuan Anda.

RAS (Raticular Activating System) adalah bagian dari otak yang membuat manusia mampu memusatkan perhatian yang merupakan penghubung antara Pikiran Sadar dengan Pikiran Bawah Sadar

Prinsip Utama 6: Bertindaklah, Walau Takut Lakukan Saja

“Mereka yang menunggu hanya akan mendapatkan sisa mereka yang bergegas (bersegera).” -Abraham Lincoln, Presiden AS ke-16

Rasa takut itu wajar. Setiap kali Anda memulai sebuah proyek baru, merintis usaha baru, atau mempertaruhkan harga diri, Anda biasanya merasa takut. Sayangnya rasa takut menghentikan mereka mengabil langkah-langkah yang diperlukan untuk mewujudkan impian mereka. Orang-orang yang sukses, di pihak lain juga merasa takut seperti kita, tapi mereka tak membiarkan rasa takut itu menghentikan mereka melakukan apa pun yang ingin mereka lakukan. Mereka mengerti bahwa rasa takut adalah sesuatu yang harus diakui, dialami, dan dibawa serta dalam perjalanan.

Cara Mengusir Ketakutan

Satu cara untuk benar-benar menghilangkan ketakukan Anda adalah dengan bertanya kepada diri sendiri, “Khayalan apa yang menakuti Anda, dan kemudian mengganti bayangan itu dengan kebalikannya yang bersifat positif.

“Jika orang tahu betapa keasanya aku harus berlatih untuk mencapai tingkat keahlianku, hal ini sama sekali bukan terlihat hebat.” -Michael Angelo- pemahat dan pelukis Renaisance yang menghabisan empat tahun berbaring melukis langit-langit Sistine Chapel.

Dibalik setiap prestasi besar terdapat kisah kegigihan, latihan, pelatinan, disiplin dan pengorbanan. Anda harus bersedia menjalani konsekuensinya.
Mungkin konsekuensi itu adalah menekuni satu kegiatan saja dan menunda hal lain dalam kehidupan Anda. Mungkin hal itu adalah menginvestasikan semua kesehatan atau tabungan pribadi Anda. Mungkin hal itu adalah kesediaan untuk meninggalkan keamanan situasi Anda sekarang.

Tapi meskipun banyak hal secara khusus diperlukan untuk mencapai hasil kesuksesan, KESEDIAAN untuk melakukan APAPUN yang diperlukan untuk mencapai apa yang Anda inginkan membuat Anda teguh menghadapi berbagai kesulitan tantangan, rintangan, rasa sakit dan bahkan luka pribadi.

Prinsip Utama 7: Minta…Minta…Minta dengan Gigih

Mengapa orang takut meminta? Orang takut akan banyak hal, seperti terlihat butuh, terlihat konyol, dan terlihat bodoh. Tapi terutama mereka takut mengalami penolakan. Mereka takut mendengar kata tidak. Yang menyedihkan, mereka sebenarnya terlebih dahulu menolak diri sendiri. Mereka berkata tidak kepada diri sendiri bahkan sebelum orang lain sempat berkata tidak!

Cara meminta apa yang Anda inginkan

Mark Victor Hansen dan Brian Tracy memberikan 5 tips sederhana untuk meminta:

1. Mintalah seolah Anda mendapatkan jawaban ya.
2. Anggaplah Anda bisa. Jangan memulai dengan anggapan Anda tak bisa memperolehnya
3. Mintalah kepada seseorang yang bisa memberikannya kepada Anda. ”Kepada siapa saya harus bicara untuk mendapat….” “Siapa yang berwenang membuat keputusan tentang…” “Apa yang harus saya lakukan untuk memperoleh…”
4. Bersikap jelas dan spesifik.
5. Mintalah berulang kali. Salah satu prinsip sukses terpenting adalah kegigihan, tidak menyerah.

“ .... mintalah maka kau kuberi,” (QS. Ali Imran; 187)

Mintalah dengan Gigih

"Kebanyakan orang menyerah ketika mereka nyaris meraih kesuksesan. Mereka berhenti satu meter dari garis finis. Mereka menyerah di detik-detik terakhir permainan, satu langkah dari gol kemenangan,” H.Ross Perot, miliarder AS dan mantan kandidat Presiden AS

Kegigihan merupakan ciri yang paling umum orang-orang yang berprestasi tinggi. Mereka tidak mau menyerah. Semakin lama Anda bertahan, semakin besar peluang terjadinya sesuatu yang Anda harapkan. Tak peduli sesulit apa pun kelihatannya, semakin lama Anda bertahan, semakin besar kemungkinan Anda sukses.

Memilih Teman Sukses

“Kita menjadi orang yang paling sering bergaul dengan kita.”

Anak-anak (juga orang dewasa) menjadi seperti orang yang paling sering bergaul dengan mereka. Itu sebabnya Anda harus melewatkan waktu bersama orang-orang yang ingin Anda tiru. Jika ingin sukses Anda mulai harus bergaul dengan orang-orang yang lebih sukses.

Tindakan Konkrit

1. Buatlah daftar siapapun yang Anda temui secara teratur (rutin) – anggota keluarga, rekan kerja, teman, orang-orang di organisasi, sesama anggota kelompok religious dan sebagainya.
2. Setelah selesai, bacalah ulang dan letakkan tanda minus (-) di sebelah nama orang yang negatif dan beracun dan tanda plus (+) disebelah orang yang posifit dan membangun.
3. Inilah potret diri Anda ! Berhentilah bergaul dengan orang-orang yang punya tanda minus disebelah nama mereka. Jika hal itu tidak mungkin maka kurangi waktu Anda besama mereka. Anda harus membebaskan diri Anda sendiri dari pengaruh negative orang lain.

"Sendirian kita tak bisa berbuat banyak, bersama-sama kita bisa berbuat begitu banyak,” -Helen Keller- Penulis Amerika, dosen, dan pendukung kaum tuna netra. (bersambung)

Sukses adalah Hak Saya (Bagian 1)

Sukses adalah Hak Saya (Bagian 1)

Monday, 08/08/2011 15:18 WIB | Arsip | Cetak

“Sukses adalah hak saya ! Sukses bukan milik orang-orang tertentu. Sukses milik Anda, milik saya dan milik siapa saja yang menyadari, menginginkan dan memperjuangkan dengan sepenuh hati…” — Andrie Wongso

Karena kesuksesan adalah hak setiap orang, sepanjang orang yang bersangkutan menyadari, menginginkan dan memperjuangkannya dengan sepenuh hati. Maka setiap orang pada dasarnya bisa merancang kesuksesannya sendiri, asalkan ia menguasai prinsip, cara, bidang dan pelajaran utama untuk menciptakan sendiri kesuksesan di masa depan.

Apakah saya bisa Sukses?

Brian Tracy, penulis yang masuk dalam Guiness Book of Record mengatakan, "Kehidupan seperti balok kombinasi; tugasmu menemukan angka-angka yang tepat, dalam susunan yang tepat, sehingga kau bisa memperoleh apa pun yang kau inginkan.”

Renungkan Al-Quran Surah Ar-Ra'du ayat 11, "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum hingga mereka berusaha untuk merubah keadaan mereka sendiri.”

Seperti sudah dituliskan di atas bahwa setiap orang pada dasarnya bisa merancang kesuksesannya sendiri, asalkan ia menguasai prinsip, cara, bidang dan pelajaran utama untuk menciptakan sendiri kesuksesan di masa depan. Terkait prinsip, ada tiga Prinsip Utama untuk menciptakan kesuksesan bagi diri Anda sendiri.

Prinsip Utama 1: Bertanggung Jawab 100 % atas Kehidupan Anda

“Kau harus bertanggung jawab atas kehidupanmu. Kau tidak bisa mengubah keadaan, musim atau arah angin. Tapi, kau bisa mengubah diri sendiri.” Jim Rohn, filsuf bisnis nomor satu Amerika

Siapakah yang paling bertanggung jawab atas kehidupan, nasib dan apa yang telah Anda capai dan miliki hari ini? Hanya ada satu orang yang bertanggung jawab atas hasil kehidupan yang Anda jalani. Orang itu adalah Anda sendiri. Jika ingin berhasil, Anda harus bertanggung jawab 100 % atas semua yang Anda alami dalam kehidupan Anda. Hal itu termasuk hasil yang Anda peroleh, tingkat prestasi Anda, hal-hal yang Anda hasilkan, mutu hubungan Anda, Kondisi kesehatan fisik Anda, penghasilan Anda, utang Anda, perasaan Anda – semuanya !

Kenyataannya, kebanyakan diri kita sudah terbiasa menyalahkan sesuatu diluar diri kita sendiri atas kehidupan kita yang tidak kita sukai. Kita menyalahkan orang tua kita, atasan kita, teman kita, media, rekan kerja, pelanggan kita, pasangan kita, cuaca, krisis ekonomi, buruknya keuangan kita – siapapun dan apapun yang bisa kita jadikan KAMBING HITAM. Kita tak pernah melihat ke sumber masalahnya – DIRI KITA SENDIRI….

Siapakah yang paling bertanggung jawab atas kehidupan saya hari ini?
Hasil yang saya peroleh hari ini?
Apakah saya bertanggung jawab 100 % atas kehidupan saya?
Apakah saya pernah menyalahkan orang lain atas kejadian apapun dalam hidup saya?
Apakah saya pernah mengeluh tentang sesuatu?

Jika ya, berarti Anda tidak bertanggung jawab 100 % atas kehidupan Anda. Bertanggung jawab 100 % berarti Anda mengakui bahwa Anda menciptakan semua yang terjadi pada diri Abda. Hal itu berarti Anda mengerti bahwa Anda-lah penyebab semua pengalaman Anda. Jika Anda benar-benar ingin sukses, dan saya tahu Anda sangat ingin, maka Anda harus berhenti menyalahkan orang lain dan mengeluh, serta mengambil tanggung jawab penuh atas kehidupan Anda – itu berarti semua hasil perbutan, baik kesuksesan maupun kegagalan. Itulah syarat menciptakan kehidupan sukses. Hanya dengan mengakuinyalah – bahwa Anda yang menciptakannya semuanya sampai sekarang – Anda bisa mengambil alih kendali untuk menciptakan masa depan yang Anda inginkan.

“Anda tidak bisa menyewa orang lain untuk berolah raga untuk Anda. Anda harus melakukannya sendiri jika ingin memperoleh manfaatnya. Entah itu berlatih fisik, peregangan, bermeditasi, membaca, belajar bahasa baru, menciptakan kelompok perencana, menentukan target yang terukur, memvisualisasikan kesuksesan, mengulangi penegasan, atau berlatih ketrampilan baru, Anda-lah yang harus melakukannya. Tak ada orang lain yang bisa melakukannya untuk Anda,” Jim Rohn, filsuf bisnis nomor satu Amerika.

Berhentilah mencari alasan, berhenti mengeluh, berhenti menyalahkan keadaan di luar diri Anda. Anda harus berhenti melakukan semua itu selamanya.

Jika sesuatu tidak berhasil sesuai dengan rencana, Anda harus bertanya kepada diri sendiri, ”Bagaimana cara saya melakukannya? Apa yang saya pikirkan? Apa keyakinan saya? Apa yang tidak saya katakan? Apa yang tidak aku lakukan untuk menciptakan hasil itu? Bagaimana cara saya membuat orang lain bersikap begitu? Perubahan apa yang harus aku lakukan untuk memperoleh hasil yang kuinginkan?

Jika Anda tetap melakukan apa yang selalu Anda lakukan, Anda akan tetap memperoleh apa yang selalu Anda lakukan. Hanya satu orang yang bisa merubah nasib dan keadaan Anda hari ini menjadi lebih baik lagi…..orang itu ANDA SENDIRI.”

Prinsip Utama 2: Tentukan Tujuan Hidup Anda

Apakah Tujuan Hidup Anda?

Ketika perjalanan kehidupan Anda tidak jelas, perhatian Anda akan mudah teralihkan. Anda jadi gamang, menyimpang dan hanyut tanpa arah, tidak menghasilkan apa-apa. Tapi dengan tujuan, kehidupan Anda seperti kepingan teka-teki yang saling melengkapi. Hidup sesuai tujuan berarti melakukan apa yang Anda suka melakukan apa yang merupakan keahlian Anda dan mencapai apa yang penting bagi Anda. Ketika Anda benar-benar hidup sesuai tujuan, orang-orang, sumber daya, dan peluang yang Anda perlukan dengan sendirinya bergerak menghampiri Anda. Dunia juga merasakan manfaatnya, karenan ketika Anda bertindak sesuai tujuan hidup Anda yang sebenarnya semua tindakan Anda dengan sendirinya berguna bagi orang lain.

“Cari tahu apa yang suka kau lakukan sedini mungkin, dan kemudian upayakan untuk menjadikan hal itu sebagai sumber penghasilanmu,” Pat Williams, senior president Orlando Magic

Untuk mengingat apa tujuan hidup Anda, tulislah dalam sebuah catatan "Tujuan hidup saya adalah ...." Begitu tekad Anda sudah bulat dan Anda sudah menuliskan tujuan hidup Anda, bacalah tiap hari, lebih baik dipagi hari.


Prinsip Utama 3: Memutuskan Apa yang Anda Inginkan dan Yakin Hal Itu Mungkin

Begitu Anda sudah memutuskan tujuan hidup Anda (prinsip 2), Anda harus memutuskan Anda ingin melakukan apa, menjadi apa dan memiliki apa. Apa yang ingin Anda capai? Apa yang ingin Anda alami? Serta apa yang ingin Anda miliki?

“Salah satu alasan utama mengapa kebanyakan orang tidak memperoleh apa yang mereka inginkan, karena mereka tidak memutuskan apa yang mereka inginkan. Mereka tidak secara jelas dan terperinci memutuskan hasrat dan keinginan mereka.”

Salah satu cara termudah untuk menjelaskan apa yang benar-benar Anda inginkan adalah membuat daftar "Aku Ingin" terdiri dari 30 hal yang Anda ingin lakukan, 30 hal yang ingin Anda miliki, dan 30 hal yang ingin Anda capai sebelum Anda mati. Itulah cara ampuh untuk memulai! Anda bisa memulainya sekarang !

Yakinlah hal itu mungkin. “Apapun yang bisa diciptakan dan diyakini pikiran, bisa dicapai. Kenyataannya pikiran adalah alat yang sangat ampuh sehingga bisa memberikan apapun yang Anda inginkan. Tapi anda harus yakin bahwa apa yang Anda inginkan bisa Anda peroleh.” Feat Napoleon Hill – Brian Tracy

“Kebanyakan orang gagal bukan karena tidak punya keterampilan atau kemampuan untuk mencapai tujuan mereka, tapi hanya karena mereka tidak yakin bisa mencapainya.” Tim Ferris

Anda bisa melakukan beberapa latihan untuk menstimulasi diri Anda. Berdirilah di depan cermin (usahakan Anda melihat diri Anda secara utuh) kemudian katakanlah dengan keras pada bayangan Anda di cermin, “Seburuk apapun sekarang dan sesulit apapun nanti, aku akan berhasil.”

"Jika Anda Anda ingin sukses dalam menciptakan impian Anda, Anda harus yakin bahwa Anda mampu mewujudkannya. Anda harus yakin Anda punya hal yang diperlukan, bahwa Anda mampu melakukannya. Anda harus yakin kepada diri sendiri.”

Salah satu cara terbaik memperoleh kejelasan dan kekhususan tujuan Anda adalah dengan menuliskannya secara terperinci, seolah-olah Anda sedang menulis spesifikasi peintah kerja. Anggaplah ini sebuah permintaan kepada Tuhan. Sertakan semua perincian yang ada. Jika ada rumah tertentu yang ingin Anda miliki, tuliskan spesifikasinya secara terperinci, hidup dan jelas--semuanya, landscapnya, perabotannya, karya seninya, sound systemnya, dan rancangan lainnya. Jika ada gambarnya, buat salinannya. Jika hal itu merupakan sebuah khayalan yang ideal, sempatkan diri untuk memejamkan mata dan mengisi semua detailnya, lalu tentukan tanggal Anda akan memilikinya.

Salah satu hal menyenangkan hidup di dunia masa kini yang melimpah dan penuh peluang adalah hampir semua yang Anda inginkan sudah dilakukan oleh orang lain, entah itu menurunkan berat badan, ikut marathon, memulai bisnis, bebas secara finansial, mengalahkan kanker payudara dan sebagainya – seseorang sudah melakukannya dan meninggalkan petunjuk dalam bentuk buku, manual, progam audio dan video, kuliah, kursus, internet, seminar dan lokakarya. (bersambung)

Kamis, 17 November 2011

Resep hidup 4000 tahun

Resep hidup 4000 tahun

Saif Al Battar

Senin, 10 Oktober 2011 08:59:13

(Arrahmah.com) – Modal utama manusia dalam mengarungi kehidupan dunia adalah kesehatan dan kesempatan. Dengan dua hal itu, manusia bisa mencari nikmat Islam dan iman. Apabila kedua modal tersebut dipadukan dengan nikmat islam dan iman, niscaya manusia akan meraih kebahagian dunia dan akhirat.

Sungguh sayang, banyak orang yang sudah masuk Islam dan beriman, namun lalai dalam memanfaatkan kedua modal hidupnya. Mereka terlalaikan oleh kesenangan hidup duniawi, sehingga kedua modal hidupnya dihamburkan untuk hal-hal yang sama sekali tidak meningkatkan nikmat Islam dan iman.

Syaikh Abdullah bin Ali Al-Ghamidi menulis sebuah buku ringkas ‘Hal Turiidu an Ta’iisya Arba’at Alaf Sanah’, yang berisi kiat-kiat memaksimalkan kesehatan dan kesempatan, demi keberkahan umur yang berbuah kebahagiaan dunia dan akhirat. Arrahmah.com menyajikan terjemahannya untuk para pembaca secara berseri. Selamat mengikuti!

بسم الله الرحمن الرحيم

Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah atas karunia dan nikmat-Nya yang begitu luas, dan kebaikan-Nya yang begitu indah. Sebuah pujian yang menambahkan limpahan rahmat-Nya. Hanya kepada-Nya SWT kita memohon, mengagungkan, beribadah, dan bertawakal.

Ya Allah…ridha-Mu yang kami cari, kemurkaan-Mu yang kami takuti, dan ampunan-Mu yang kami harapkan. Tutuplah seluruh perbuatan kami dengan amal shalih, dan jadikanlah hari terbaik kami adalah saat kami menghadap-Mu.

Wahai saudaraku pendamba kebaikan…

Apakah engkau menginginkan panjang umur yang dihiasi dengan amal yang baik dan ketaatan yang ikhlas selama 4000 atau 5000 tahun atau lebih dari itu berkali lipat?

Barangkali Anda akan mengatakan, “Bagaimana mungkin hal itu akan terjadi, sedangkan NabiSAW telah menyabdakan bahwa rata-rata umur umatnya antara 60 sampai 70 tahun saja, dan amat sedikit yang melebihi umur tersebut?” (Shahih Jami’ Shaghir no. 1073)

Di sinilah letak persoalannya.

Tahukah Anda bahwa 2/3 umur Anda berlalu begitu saja tanpa membuahkan hasil? Itulah waktu yang Anda pergunakan untuk makan, minum, tidur, masa balita, masa anak-anak sebelum baligh, dan waktu sibuk melakukan aktivitas-aktivitas kehidupan lainnya? Jadi hanya tersisa 1/3 waktu yang harus dimanfaatkan dan diberdayakan sebaik mungkin.

Saudaraku, semoga Allah menjaga Anda…

Ada tiga cara yang bisa ditempuh oleh setiap orang untuk melipat gandakan umur dan menambah pahala.

1. Berlomba-lomba melakukan amal-amal ketaatan yang memiliki pahala berlipat ganda.
2. Memperbanyak amal-amal ketaatan yang pahalanya terus mengalir meski pelakunya telah mati.
3. Merubah kebiasan-kebiasaan sehari-hari seperti makan, minum, tidur, dan lain-lain menjadi ibadah, yaitu dengan meniatkannya sebagai sarana memperkuat diri dalam melaksanakan amal-amal ketaatan.

Sebelum kita membahas ketiga cara di atas, ada baiknya kita sebutkan sekilas beberapa amalan yang menyebabkan penambahan umur.

عَنْ عَائِشَةَ : أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهَا : ” إِنَّهُ مَنْ أُعْطِيَ حَظَّهُ مِنَ الرِّفْقِ ، فَقَدْ أُعْطِيَ حَظَّهُ مِنْ خَيْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَصِلَةُ الرَّحِمِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ وَحُسْنُ الْجِوَارِ يَعْمُرَانِ الدِّيَارَ ، وَيَزِيدَانِ فِي الْأَعْمَارِ

Dari Aisyah RA bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya barangsiapa dikarunia bagian dari kelemah lembutan niscaya ia telah dikaruniai bagian dari kebaikan dunia dan akhirat. Menyambung tali kekerabatan, akhlak yang baik, dan sikap bertetangga yang baik menyebabkan kemakmuran negeri dan menambah umur.” (HR. Ahmad no. 24076. Dinyatakan shahih dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 519)

Dalam hadits yang lain disebutkan,

وَصِلَةُ الرَّحِمِ تَزِيدُ فِي الْعُمُرِ

“Menyambung tali kekerabatan itu menambah umur.” (HR. Ath-Thabarani, Ibnu Zanjawaih, Al-Harits, Ibnu al-Muqri’, Ibnu Syahin, dan Al-Qudha’i. Dinyatakan shahih dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir no. 3766)

Imam An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim (syarh hadits no. 2557), al-hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Fathul Bari Syarh Shahih Al-Bukhari (syarh hadits no. 5986), Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatawa (14/490) dan ulama lainnya telah menjelaskan bahwa penambahan umur dalam hadits-hadits ini meliputi:

1. Penambahan secara hakiki atas umur yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
2. Penambahan secara maknawi dalam arti amal perbuatannya diberkahi dan umurnya dipergunakan secara maksimal untuk hal-hal yang memberi manfaat di akhirat kelak.



Cara Pertama:

Contoh-contoh amal ketaatan yang pahalanya dilipat gandakan

1. Shalat

a. Shalat di Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqsha.

Perhatikanlah wahai saudaraku, semoga Allah memberi Anda taufik..

NAbi SAW bersabda,

عَنْ جَابِرٍ ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ” صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ وَصَلَاةٌ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ “

“Shalat di masjidku ini lebih utama dari 1000 kali shalat di masjid yang lain kecuali di masjidil Haram. Shalat di masjidil Haram lebih utama dari 100.000 shalat di masjid yang lain.” (HR. Ibnu Majah. Dinyatakan shahih oleh al-hafizh Al-Bushiri)

عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” صَلَاةٌ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ مِائَةُ أَلْفٍ ، وَفِي مَسْجِدِي أَلْفٌ ، وَفِي مَسْجِدِ بَيْتِ الْمَقْدِسِ خَمْسُمِائَةٍ “

‘Shalat di masjidil Haram sama nilainya dengan 100.000 shalat di tempat yang lain. Shalat di masjid Nabawi ini sama nilainya dengan 1000 shalat di tempat lain. Dan shalat di masjidil Aqsha sama nilainya dengan 500 shalat di tempat yang lain.” (HR. Al-Fakihi, Ath-Thahawi, Al-Baihaqi, dan Abu Nu’aim al-Asbahani. Dishahihkan dalam tahqiq Syu’abul Iman karya al-Baihaqi)

* Jika Anda menjaga shalat sunah Rawatib 12 rakaat sehari semalam selama satu tahun penuh, maka jumlah raka’atnya adalah: 12 X 360 hari = 4320 raka’at.
* Shalat 2 raka’at Anda di masjidil Haram sama nilainya dengan 2 X 100.000 : 200.000 raka’at shalat di tempat lain
* Shalat 2 raka’at Anda di masjid nabawi sama nilainya dengan 2 X 1000 : 2000 raka’at shalat di tempat lain
* Shalat 2 raka’at Anda di masjid al-Aqsha sama nilainya dengan 2 X 500 : 1000 raka’at shalat di tempat lain
* Maka renungkanlah, semoga Allah menjaga Anda, jika Anda melaksanakan shalat wajib misalnya Ashar atau Maghrib di Masjidil Haram, maka seakan-akan Anda telah melakukan shalat Ashar atau Maghrb sebanyak 100.000 di tempat lain. Ya Allah, janganlah Engkau menahan kami dari meraih tambahan karunia-Mu ini. (Lihat Majmu’ Fatawa, 7/28 dan Al-Manar al-Munif hal. 93)

b. Shalat jama’ah.

Kepada orang yang merasa jiwanya berat, semangatnya lemah, dan bermalas-malasan dari menunaikan shalat wajib di rumah-rumah Allah…Tidakkah Anda mengetahui bahwa Nabi SAW telah bersabda, “Shalat jama’ah itu lebih utama dari shalat sendirian sebanyak 27 derajat.” (HR. Bukhari no. 645)

c. Shalat sunah di rumah sama pahalanya dengan shalat fardhu.

Nabi SAW bersabda,

عَنْ صُهَيْبِ بْنِ النُّعْمَانِ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ : ” فَضْلُ صَلَاةِ الرَّجُلِ فِي بَيْتِهِ عَلَى صَلَاتِهِ حَيْثُ يَرَاهُ النَّاسُ ، كَفَضْلِ الْمَكْتُوبَةِ عَلَى النَّافِلَةِ “

“Keutamaan shalat (sunah) seseorang di rumahnya atas shalatnya yang dilihat oleh orang lain (shalat sunah di masjid, pent) seperti keutamaan shalat wajib atas shalat sunah.” (HR. Ath-Thabarani dan Al-Baihaqi. Dinyatakan hasan dalam Shahih at-Targhib wa at-Tarhib no. 441)

d. Segera berangkat ke masjid untuk shalat Jum’at seawal mungkin.

Nabi SAW bersabda,

عَنْ أَوْسِ بْنُ أَوْسٍ الثَّقَفِيُّ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : ” مَنْ غَسَّلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاغْتَسَلَ ، ثُمَّ بَكَّرَ وَابْتَكَرَ ، وَمَشَى وَلَمْ يَرْكَبْ ، وَدَنَا مِنَ الْإِمَامِ فَاسْتَمَعَ وَلَمْ يَلْغُ كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ عَمَلُ سَنَةٍ أَجْرُ صِيَامِهَا وَقِيَامِهَا “

“Barangsiapa mandi pada hari Jum’at dan sengaja mandi, lalu bersegera dan berusaha bersegera (ke masjid), lalu berjalan dan tidak naik kendaraan, mendekat kepada imam (khatib), mendengarkan khutbah dan tidak melakukan hal yang sia-sia, maka ditulis baginya atas setiap langkah kakinya ditulis amalan puasa sunah dan shalat sunah selama satu tahun penuh.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, An-Nasi, Ahmad, Abu Daud ath-Thayalisi, Ibnu Abi Syaibah, Ibnu Abi ‘Ashim, Ibnu Hibban, dan ath-Thabarani. Dinyatakan shahih dalam Shahih al-Jami’ as-Shaghir no. 6405)

Dalam syarh hadits dijelaskan, bahwa arti lafal ghassala adalah ia menggauli istrinya. Artinya, ia melakukan hal yang mengharuskan mandi maka ia pun mandi wajib. Ada juga ulama yang mengartikannya dengan pengertian membasuh kepalanya.

Saya harap Anda, semoga Allah memberkahi Anda, membaca ulang kalimat terakhir dari hadits di atas ‘amalan puasa sunah dan shalat sunah selama satu tahun penuh‘. Jika ia berjalan sebanyak 300 langkah menuju masjid, niscaya ia seperti halnya orang yang berpuasa sunah dan shalat sunah selama 300 tahun. Ya Allah, karuniakanlah kepada kami karunia-Mu yang begitu luas ini.

e. Sedekah sebanyak 360 kali dengan cara shalat 2 raka’at.

Nabi SAW bersabda,

عَنْ أَبِي ذَرٍّ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، أَنَّهُ قَالَ : ” يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ، فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ ، وَنَهْيٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى “

“Setiap pagi, setiap persendian setiap orang di antara kalian wajib disedekahi (dalam riwayat lain disebutkan jumlahnya 360 persendian). Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, memerintahkan perbuatan makruf adalah sedekah, dan melarang dari perbuatan mungkar adalah sedekah. Dan semuanya sudah tercukupi oleh shalat Dhuha dua raka’at.” (HR. Muslim, Al-Baihaqi, Ath-Thabarani, dan Abu ‘Awanah)

Kisah Nyata: Kisah Seorang Istri yang Shalihah

Kisah Nyata: Kisah Seorang Istri yang Shalihah

Saif Al Battar

Senin, 14 November 2011 11:41:42

Usia istri Yaqin masih sangat muda, sekitar 19 tahun. Sedangkan usia Yaqin waktu itu sekitar 23 tahun. Tetapi mereka sudah berkomitmen untuk menikah.

Istrinya Yaqin cantik, putih, murah senyum dan tutur katanya halus. Tetapi kecantikannya tertutup sangat rapi. Dia juga hafal Al-Qur’an di usia yang relatif sangat muda , Subhanallah…

Sejak awal menikah, ketika memasuki bulan kedelapan di usia pernikahan mereka, istrinya sering muntah-muntah dan pusing silih berganti… Awalnya mereka mengira “morning sickness” karena waktu itu istrinya hamil muda.

Akan tetapi, selama hamil bahkan setelah melahirkanpun istrinya masih sering pusing dan muntah-muntah. Ternyata itu akibat dari penyakit ginjal yang dideritanya.

Satu bulan terakhir ini, ternyata penyakit yang diderita istrinya semakin parah..

Yaqin bilang, kalau istrinya harus menjalani rawat inap akibat sakit yang dideritanya. Dia juga menyampaikan bahwa kondisi istrinya semakin kurus, bahkan berat badannya hanya 27 KG. Karena harus cuci darah setiap 2 hari sekali dengan biaya jutaan rupiah untuk sekali cuci darah.

Namun Yaqin tak peduli berapapun biayanya, yang terpenting istrinya bisa sembuh.

Pertengahan bulan Ramadhan, mereka masih di rumah sakit. Karena, selain penyakit ginjal, istrinya juga mengidap kolesterol. Setelah kolesterolnya diobati, Alhamdulillah sembuh. Namun, penyakit lain muncul yaitu jantung. Diobati lagi, sembuh… Ternyata ada masalah dengan paru-parunya. Diobati lagi, Alhamdulillah sembuh.

***

Suatu ketika , Istrinya sempat merasakan ada yang aneh dengan matanya. “Bi, ada apa dengan pandangan Ummi?? Ummi tidak dapat melihat dengan jelas.” Mereka memang saling memanggil dengan “Ummy” dan ” Abi” . sebagai panggilan mesra. “kenapa Mi ?” Yaqin agak panik “Semua terlihat kabur.” Dalam waktu yang hampir bersamaan, darah tinggi juga menghampiri dirinya… Subhanallah, sungguh dia sangat sabar walau banyak penyakit dideritanya…

Selang beberapa hari, Alhamdulillah istri Yaqin sudah membaik dan diperbolehkan pulang.

Memasuki akhir Ramadhan, tiba-tiba saja istrinya merasakan sakit yang luar biasa di bagian perutnya, sangat sakiiit. Sampai-sampai dia tidak kuat lagi untuk melangkah dan hanya tergeletak di paving depan rumahnya.

***

“Bi, tolong antarkan Ummi ke rumah sakit ya..” pintanya sambil memegang perutnya…

Yaqin mengeluh karena ada tugas kantor yang harus diserahkan esok harinya sesuai deadline. Akhirnya Yaqin mengalah. Tidak tega rasanya melihat penderitaan yang dialami istrinya selama ini.

Sampai di rumah sakit, ternyata dokter mengharuskan untuk rawat inap lagi. Tanpa pikir panjang Yaqin langsung mengiyakan permintaan dokter.

“Bi, Ummi ingin sekali baca Al-Qur’an, tapi penglihatan Ummi masih kabur. Ummi takut hafalan Ummi hilang.”

“Orang sakit itu berat penderitaannya Bi. Disamping menahan sakit, dia juga akan selalu digoda oleh syaitan. Syaitan akan berusaha sekuat tenaga agar orang yang sakit melupakan Allah. Makanya Ummi ingin sekali baca Al-Qur’an agar selalu ingat Allah.

Yaqin menginstal ayat-ayat Al-Qur’an ke dalam sebuah handphone. Dia terharu melihat istrinya senang dan bisa mengulang hafalannya lagi, bahkan sampai tertidur. Dan itu dilakukan setiap hari.

“Bi, tadi malam Ummi mimpi. Ummi duduk disebuah telaga, lalu ada yang memberi Ummi minum. Rasanya enaaak sekali, dan tak pernah Ummi rasakan minuman seenak itu. Sampai sekarangpun, nikmatnya minuman itu masih Ummi rasakan”

“Itu tandanya Ummi akan segera sembuh.” Yaqin menghibur dirinya sendiri, karena terus terang dia sangat takut kehilangan istri yang sangat dicintainya itu.

Yaqin mencoba menghibur istrinya. “Mi… Ummi mau tak belikan baju baru ya?? Mau tak belikan dua atau tiga?? Buat dipakai lebaran.”

“Nggak usah, Bi. Ummi nggak ikut lebaran kok” jawabnya singkat. Yaqin mengira istrinya marah karena sudah hampir lebaran kok baru nawarin baju sekarang.

“Mi, maaf. Bukannya Abi nggak mau belikan baju. Tapi Ummi tahu sendiri kan, dari kemarin-kemarin Abi sibuk merawat Ummi.”

“Ummi nggak marah kok, Bi. Cuma Ummi nggak ikut lebaran. Nggak apa-apa kok Bi.”

”Oh iya Mi, Abi beli obat untuk Ummi dulu ya…??” Setelah cukup lama dalam antrian yang lumayan panjang, tiba-tiba dia ingin menjenguk istrinya yang terbaring sendirian. Langsung dia menuju ruangan istrinya tanpa menghiraukan obat yang sudah dibelinya.

***

Tapi betapa terkejutnya dia ketika kembali . Banyak perawat dan dokter yang mengelilingi istrinya.

“Ada apa dengan istriku??.” tanyanya setengah membentak. “Ini pak, infusnya tidak bisa masuk meskipun sudah saya coba berkali-kali.” jawab perawat yang mengurusnya.

Akhirnya, tidak ada cara lain selain memasukkan infus lewat salah satu kakinya. Alat bantu pernafasanpun langsung dipasang di mulutnya.

Setelah perawat-perawat itu pergi, Yaqin melihat air mata mengalir dari mata istrinya yang terbaring lemah tak berdaya, tanpa terdengar satu patah katapun dari bibirnya.

“Bi, kalau Ummi meninggal, apa Abi akan mendoakan Ummi?” “Pasti Mi… Pasti Abi mendoakan yang terbaik untuk Ummi.” Hatinya seakan berkecamuk. “Doanya yang banyak ya Bi” “Pasti Ummi” “Jaga dan rawat anak kita dengan baik.”

Tiba-tiba tubuh istrinya mulai lemah, semakin lama semakin lemah. Yaqin membisikkan sesuatu di telinganya, membimbing istrinya menyebut nama Allah. Lalu dia lihat kaki istrinya bergerak lemah, lalu berhenti. Lalu perut istrinya bergerak, lalu berhenti. Kemudian dadanya bergerak, lalu berhenti. Lehernya bergerak, lalu berhenti. Kemudian matanya…. Dia peluk tubuh istrinya, dia mencoba untuk tetap tegar. Tapi beberapa menit kemudian air matanya tak mampu ia bendung lagi…

Setelah itu, Yaqin langsung menyerahkan semua urusan jenazah istrinya ke perawat. Karena dia sibuk mengurus administrasi dan ambulan. Waktu itu dia hanya sendiri, kedua orang tuanya pulang karena sudah beberapa hari meninggalkan cucunya di rumah. Setelah semuanya selesai, dia kembali ke kamar menemui perawat yang mengurus jenazah istrinya.

“Pak, ini jenazah baik.” kata perawat itu. Dengan penasaran dia balik bertanya. “Dari mana ibu tahu???” “Tadi kami semua bingung siapa yang memakai minyak wangi di ruangan ini?? Setelah kami cari-cari ternyata bau wangi itu berasal dari jenazah istri bapak ini.” “Subhanalloh…”

Tahukah sahabatku,… Apa yang dialami oleh istri Yaqin saat itu? Tahukah sahabatku, dengan siapa ia berhadapan? Kejadian ini mengingatkan pada suatu hadits

“Sesungguhnya bila seorang yang beriman hendak meninggal dunia dan memasuki kehidupan akhirat, ia didatangi oleh segerombol malaikat dari langit. Wajah mereka putih bercahaya bak matahari. Mereka membawa kain kafan dan wewangian dari surga. Selanjutnya mereka akan duduk sejauh mata memandang dari orang tersebut. Pada saat itulah Malaikat Maut ‘alaihissalam menghampirinya dan duduk didekat kepalanya. Setibanya Malaikat Maut, ia segera berkata: “Wahai jiwa yang baik, bergegas keluarlah dari ragamu menuju kepada ampunan dan keridhaan Allah”. Segera ruh orang mukmin itu keluar dengan begitu mudah dengan mengalir bagaikan air yang mengalir dari mulut guci. Begitu ruhnya telah keluar, segera Malaikat maut menyambutnya. Dan bila ruhnya telah berada di tangan Malaikat Maut, para malaikat yang telah terlebih dahulu duduk sejauh mata memandang tidak membiarkanya sekejap pun berada di tangan Malaikat Maut. Para malaikat segera mengambil ruh orang mukmin itu dan membungkusnya dengan kain kafan dan wewangian yang telah mereka bawa dari surga. Dari wewangian ini akan tercium semerbak bau harum, bagaikan bau minyak misik yang paling harum yang belum pernah ada di dunia. Selanjutnya para malaikat akan membawa ruhnya itu naik ke langit. Tidaklah para malaikat itu melintasi segerombolan malaikat lainnya, melainkan mereka akan bertanya: “Ruh siapakah ini, begitu harum.” Malaikat pembawa ruh itupun menjawab: Ini adalah arwah Fulan bin Fulan (disebut dengan namanya yang terbaik yang dahulu semasa hidup di dunia ia pernah dipanggil dengannya).” (HR Imam Ahmad, dan Ibnu Majah).

***

“Sungguh sangat singkat kebersamaan kami di dunia ini , akan tetapi sangat banyak bekal yang dia bawa pulang. Biarlah dia bahagia di sana” Air matapun tak terasa mengalir deras dari pipi Yaqin.

Subhanallah…

sumber: kafemuslimah