Senin, 14 Juni 2010

Israel dan “Anjing pengawal” AS di Timur Tengah

“Sejarah penyebaran pencerai-berain Yahudi merupakan sejarah tentang tipu daya dan kebohongan, kejahatan dan kelicikan, perusakan dan penghancuran. Ribuan tahun Yahudi sibuk dalam berbagai macam tindak kejahatan” (Maulana Abdul Aziz : “Jewish Compiracy and the Muslim World”, Misbahul Faruqi, Karachi, 1967).

“Dan kami potong-potong mereka di bumi ini menjadi beberapa umat” (QS 7:168).

Dalam sejarah, Palestina pernah di bawah kekuasan imperium Romawi. Orang Yahudi kurang disenangi orang Romawi, karena mereka sering membikin kegaduhan. Karena orang Romawi merasa terganggu dengan tingkah laku mereka, Romawi mengusir semua orang Yahudi dari Palestina.

Sampai akhir kerajaan Romawi, orang Yahudi masih tergolong orang miskin yang hidup menderita. Setelah orang Romawi memeluk kepercayaan Kristen, orang Yahudi mulai dianggap sebagai musuh Negara, masyarakat dan gereja.

Orang-orang Yahudi yang melarikan diri ke Spanyol mendapat perlindungan dari orang-orang Goths, penganut aliran Arianisme yang berseberangan dengan kepercayaan Katolik. Orang Yahudi sebagai tukang kebun dan mengawasi harta benda golongan bangsawan.

Setelah orang Goths meninggalkan aliran Arianisme berpindah memeluk kepercayaan Katolik, orang-orang Yahudi dipersulit kehidupannya.

Ketika Spanyol di bawah kekuasaan Islam, orang Yahudi hidup makmur, mendapat lapangan kerja yang luas, menduduki posisi-posisi yang penting. Yahudi Spanyol dipandang sebagai Yahudi yang paling maju.

Menjelang kejatuhan kekuasaan Islam di Spanyol, orang-orang Yahudi banyak menjadi mata-mata, kaki tangan raja-raja kerajaan kecil di Spanyol.

Setelah orang-orang Islam terusir, penguasa-penguasa di Spanyol memaksa orang-orang Yahudi meninggalkan Spanyol dan mereka mencari perlindungan ke negeri-negeri Arab.

Tahun 1609 orang Islam dan Yahudi disapu bersih dari Spanyol.Orang Yahudi yang selamat melarikan diri ke negeri-negeri Eropa lainnya.

Pada masa renisance, orang-orang Yahudi di negeri-ngeri Eropa bekerja mengurus ladang pertanian, perkebunan, tanah, pabrik milik kalangan aristrokrasi, bekerja sebagai buruh dan tenaga administrasi. Orang-orang Yahudi menyembunyikan penghasilannya di bawah tanah dalam “getho-getho”. Orang-orang Yahudi sangat mengutamakan rahasia dalam kehidupan mereka.

Ketika revolusi Prancis, golongan bangsawan dan tuan tanah banyak yang melarikan diri ke luar untuk menyelamatkan diri. Harta kekayaan mereka terpaksa ditinggalkan bersama orang-orng Yahudi yang tadinya bawahan mereka. Kekayaan yang berlimpah ruah ini akhirnya jatuh ke tangan orang Yahudi.

Pada abad ke-18, negeri Belanda merupakan salah satu tempat pelarian orang-orang Yahudi di Eropa.

Di bawah kekuasaan kaisar-kaisar Romawi, orang-orang Yahudi dihalau dan diusir dari Palestina, terpencar-pencar ke berbagai negeri, termasuk ke Mesir, Eropa, Amerika dan dunia Arab. Di negeri-negeri Kristen, orang-orang Yahudi dipandang hina sebagai “warga kelas dua” (Prof Dr Hamka : “Tafsir AlAzhar”, juzuk IX, 1982:150; juzuk V, hal 91).

Dengan harta kekayaan yang tidak sah, orang-orang Yahudi bisa memperoleh kekuatanya di Eropa.

Perbuatan kriminal di dunia umumnya diorganisir oleh Yahudi. 80% penerbitan pornografi di Amerika Serikat (AS) diterbitkan oleh orang-orang yang berafiliasi Yahudi. Penganjur-penganjur ateisme biasanya dari kalangan Yahudi.

Orang-orang Yahudi adalah manusia pertama yang mengorganisir kegiatan mafia di New York tahun 1931. Orang-orang Yahudi di Amerika Serikat (AS) yang memperalat organisasi mafia untuk melindungi kepentingan mereka. Sekedar catatan, New York merupakan kota Yahudi. Dari New York pengaruh Yahudi menjalar sampai ke Chicago dan kota-kota besar Amerika lainnya.

Mengincar Palestina

Kaum Yahudi mengalami pengusiran di mana-mana. Mereka terpencar-pencar di Eropa, terusir dari Spanyol dan Portugal. Terusir dari Inggris tahun 1290, dari Perancis tahun 1306 dan 1394, dari Belgia tahun 1370, dari Cekoslawakia tahun 1380, dari Belanda tahun 1441, dari Italia tahun 1540, dari Jerman tahun 1551, dari Rusia tahun 1510” (Maulana Abdul Aziz; simak juga Rifyal Ka’bah: “Mengapa Yahudi bisa Mendominasi Dunia Barat”, PANJI MASYARAKAT, No.262, hal 53-54; No.263, hal 17-19, dari buku “Kaif Nafhamul Yahud” oleh Dr Husen Muknis, Darul Ma’arif, Cairo, 1978).

Orang Kristen di Eropa, Amerika, Rusia merasa sangat terganggu dengan ulah Yahudi. Eropa dan Amerika yang Kristen membenci Yahudi dalam segala lapangan hidup. Pada awal abad 20, Inggris, Amerika Serikat berupaya mencari cara untuk membendung masuknya imigrasi orang-orang Yahudi ke wilayah mereka.

Karena putus asa, Herzl, tokoh Zionis pernah minta diberi tempat bagi orang-orang Yahudi di sekitar Palestina, seperti di Mesir, di Siprus. Permintaannya ini mendapat penolakan. Namun Chamberlain dari Inggeris hanya bisa bersedia memberi tempat di Afrika Timur untuk orang-orang Yahudi mengadakan otonomi sendiri.

Tawaran ini nampaknya ditolak kaum Zionis-Yahudi. “Hanya Palestinalah yang menarik mereka, yang dapat memberi kepuasan mereka” (Alfian Yoesoef Helmi: “Asal oesoelnja Gerakan Zionisme”, PANDJI ISLAM, No.16, 5 Djuni 1938, Th V, hal 365/2568).

Akhirnya orang Kristen Eropa dan Amerika dan mendapat akal busuk buat memukul Yahudi dan Islam sekaligus. Memukul musuh dengan musuh. Mereka campakkan penyakit dari bahu mereka ke atas pundak bangsa Arab dengan memindahkan orang-orang Yahudi ke wilayah Arab di Palestina. Mereka jajah Palestina, mereka rampas dari Turki., Oleh Lord Balfour (Menlu Inggeris yang Yahudi), Palestina diserahkan kepada Zionis, gerakan Yahudi agar mereka bisa mendirikan Negara Israel di sana (Prof Dr Hamka: “Tafsir AlAzhar”, juzuk VI, 1984:307).

Kelahiran Negara Israel di wilayah Palestina adalah hasil persekongkolan (perselingkuhan) Inggris, Prancis, Amerika dan Sovyet (Rusia). Ketika Negara Israel secara resmi didirikan tanggal 13 Mei 1948, keempat Negara besar itu saling berlomba menjadi Negara pertama yang memberi “pengakuan” kepada Israel.

Sebenarnya negara-negara besar itu tidak ingin kalau Negara-negara Arab bersatu dan menjadi kuat. Mereka mempunyai kepentingan strategi di Timur Tengah yang merupakan sumber penghasil minyak bumi yang sangat diperlukan mereka bagi pengembangan industri mereka.

Peran Israel bagi mereka tak lebih sebagai “anjing pengawal” di Timur Tengah. (Asa Bafagih: “Mengapa Soal Timur Tengah Tidak Kunjung Selesai”, DIALOG, No.1, 22 Mei s/d 4 Juni 1978).

Nah, itulah yang kita saksikan sekarang dan kita rasakan hari ini. Hanya saja, “anjing” itu kini tak sekedar menjadi pengawal, mereka sudah berani menggigit tuan nya, hingga para tuan-tuan besar ini tak mampu berkutik apa-apa.