Sabtu, 30 Oktober 2010

Tidur Awal dan Bangun Awal

Sunday, 31 October 2010 10:55
E-mail Print PDF
Beraktifitas hingga tengah malam atau bahkan hingga terbit fajar adalah praktek melawan sunatullah, kecuali mereka melakukan tugas penting

Oleh: Mustofa*

“Early to bed and early to rise makes a man healthy, wealthy and wise.” (Tidur awal dan bangun awal membuat seseorang sehat, sejahtera dan bijaksana), demikian kata-kata mutiara yang mengandung hikmah dalam bahasa Inggris menyebutkan.

Segera tidur di permulaan malam dan segera bangun tidur sebelum fajar adalah pola hidup Islami. Islam menuntun manusia untuk menjalani hidup sesuai dengan sunatullah dan secara alami, Islam juga memberikan pedoman pola hidup yang sehat, dan bahkan mengajak manusia untuk hidup sehat.

Di beberapa ayat, al-Qur'an menyebutkan malam adalah untuk istirahat (tidur), sedangkan siang (baca: pagi hingga sore hari) untuk melakukan berbagai aktifitas kehidupan seperti mencari karunia Allah. Salah satu ayat menyebutkan: "Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya." (QS. 28:73)

Rasulullah saw. telah mencontohkan pola hidup ini dengan segera tidur pada permulaan malam dan segera bangun sebelum fajar menyingsing atau tepatnya di akhir malam untuk bertahajjud (HR. Bukhari).

Sejak diutus menjadi rasul hingga akhir hayatnya, Rasulullah saw. selalu menghidupkan akhir malam dengan bertahajjud hingga bengkak kedua telapak kaki beliau (HR. Bukhari). Beliau menyatakan makruh hukumnya meninggalkan tahajjud bagi orang yang biasa bertahajjud (HR. Bukhari). Bahkan beliau tetap bertahajjud meskipun sedang menunggang unta ketika dalam perjalanan (HR. Bukhari). Pola hidup ini membuat beliau terkenal sebagai sosok yang mempunyai kesehatan fisik dan mental yang prima, dan sebagai sosok yang bijaksana dan kata-katanya penuh dengan hikmah.

Pola hidup ini adalah pola hidup yang alami. Suasana malam yang gelap tanpa ada sinar matahari, sunyi, tenang dan lebih dingin dibanding siang adalah suasana yang kondusif untuk bisa tidur dengan tenang dan nyenyak, Hewan adalah makhluk hidup yang menjalani kehidupan sesuai dengan sunatullah. Hewan tidak mempunyai akal dan nafsu yang menjadikan mereka mempunyai kemampuan dan kemauan melawan sunatullah. Hewan hidup menurut instingnya. Insting menuntun hewan – kecuali binatang malam seperti kelelawar - untuk tidur dan tidak beraktifitas di malam hari.

Di zaman yang sarat dengan teknologi canggih ini – yang mampu membuat malam menjadi terang benderang, hidup dan meriah - kehidupan malam telah menjadi kebiasaan, kebutuhan, bahkan kebanggaan bagi manusia modern. Tidak sedikit manusia modern termasuk kaum Muslimin yang melakukan berbagai aktivitas di malam hari yang membuat terlambat tidur atau bahkan tidak tidur sama sekali. Ada begitu banyak aktifitas yang mereka lakukan baik yang berkaitan dengan kehidupan akhirat maupun kehidupan dunia. Ada yang penting, bermanfaat, darurat, positif dan ada yang tidak seperti menonton TV dan bersenang-senang di klub malam atau di cafe.

Beraktifitas hingga tengah malam, dini hari atau bahkan hingga terbit fajar adalah praktek melawan sunatullah kecuali bagi mereka yang melakukan tugas-tugas penting dan darurat yang menyangkut hajat dan keselamatan hidup orang banyak dan tidak bisa tidak harus dilakukan di malam hari seperti para petugas keamanan dan petugas kesehatan. Juga bukan praktek melawan sunatullah, tidur awal dan bangun awal untuk melakukan aktivitas-aktivitas positif dan bermanfaat seperti belajar bagi penuntut ilmu, menulis bagi penulis, dan "taqorrub ilallah" (mendekatkan diri kepada Allah) bagi ibadurrahman (hamba-hamba Allah) dengan bertahajjud, memohon ampun, berdo'a, membaca dan mengkaji Al-Qur'an, dan berdzikir. Justru sedikit tidur di malam hari untuk beribadah kepada Allah di akhir malam adalah ciri orang yang bertakwa (QS. 51:15-18).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar