Senin, 13 Desember 2010

Sudah Biasa, Pangeran Saudi Doyan Narkoba dan Pesta

PostDateIconFriday, 10 December 2010 17:28 | PostAuthorIconWritten by Shodiq Ramadhan | PDF Print E-mail

* Lintas Berita

alt
Aneh bin ajaib jika ada kalangan tertentu mempromosikan Arab Saudi sebagai sebuah negara Islam yang rajanya disebut sebagai amirul mukminin yang harus dipatuhi. Lebih parah lagi jika dikatakan Saudi sebagai 'negara sunnah' yang pemimpinnya merupakan 'khadimul haramain' alias pelayan dua tanah suci, Makkah dan Madinah.

Kelakuan buruk mayoritas para pangeran Saudi sebenarnya lazim diketahui oleh orang-orang yang lama belajar dan tinggal di sana. Anwar Islam misalnya, ia mengaku banyak tahu tentang kelakuan parta pangeran yang akrab dengan minuman keras, berjudi, narkoba bahkan main perempuan. "Untuk main perempuan malah bisa difasilitasi negara", ujarnya.

Berbagai bantuan finansial yang disalurkan oleh Saudi kepada kelompok-kelompok Islam tertentu dan kepada negara-negara lain merupakan kedok untuk menutupi perangai asli keluarga kerajaan. Ulama di Saudi pun tahu akan hal ini, tetapi sebagian dari mereka memang terkategori ulama pemerintah. Mereka diam, alasannya mengoreksi penguasa harus dengan cara empat mata, tak boleh terbuka.

"Sudah banyak diketahui, ada pembagian 'wilayah' antara Ahlul Suud (keluarga Suud) dengan Ahlul Syeikh (Keluarga dan pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab). Mereka bersimbiosis mutualisme", lanjut Anwar.

Menurut Anwar, pembagian kekuasaan itu telah terjadi semenjak Kerajaan Arab Saudi berdiri. Keluarga Suud yang mengurusi politik pemerintahan, sementara para pengikut Wahabi mengurusi masalah agama. Diantara keduanya tidak boleh ada yang saling mencampuri. "Diatur juga pembagian keuangannya", ungkap ustad yang mengaku pernah berguru ke Dr. Aidh Al Qarni itu.

Karena itu tak mengherankan jika baru-baru ini WikiLeaks membocorkan dokumen yang menyebutkan bahwa para diplomat AS dalam kawat diplomatik menggambarkan bahwa seks, narkoba dan rock'n'roll adalah dunia yang tak asing bagi para keluarga kerajaan di balik kasalehan formal kerajaan Arab Saudi.

Para pejabat Konsulat AS di Jeddah menggambarkan sebuah pesta Halloween bawah tanah, yang digelar tahun lalu oleh seorang anggota keluarga kerajaan, yang menabrak semua tabu di negara yang mengaku Islam itu. Minuman keras dan para pelacur hadir dalam jumlah berlimpah, demikian menurut bocoran itu, di balik pintu gerbang vila yang dijaga ketat.

Pesta tersebut digelar oleh seorang pangeran kaya dari keluarga besar Al-Thunayan. Para diplomat itu mengatakan identitasnya harus dirahasiakan.

"Alkohol, meskipun sangat dilarang oleh hukum dan pabean Saudi, sangat berlimpah di bar pesta itu dengan koleksi yang lengkap. Bartender Filipina yang disewa menyajikan koktail sadiqi, sebuah minuman keras buatan lokal," kata kawat itu sebagaimana dilasir The Guardian. "Juga diketahui dari mulut ke mulut bahwa sejumlah tamu (pada pesta itu) pada kenyataan adalah 'gadis panggilan', sesuatu yang tidak biasa untuk pesta semacam itu.

Kiriman informasi dari para diplomat AS itu, ditandatangani oleh konsul AS di Jeddah, Martin Quinn, yang menambahkan, "Meski tidak menyaksikan langsung peristiwa tersebut, kokain dan hashishsh (ganja) digunakan secara umum dalam lingkungan sosial semacam itu."

Pesta bawah tanah sedang "berkembang dan berdenyut" di Arab Saudi berkat perlindungan dari kerajaan Saudi, kata kawat itu. Namun pesta semacam itu hanya tersedia di balik pintu tertutup dan untuk orang yang sangat kaya. Terdapat sedikitnya 10.000 pangeran di kerajaan itu. Beberapa masih merupakan keturunan langsung Raja Abdul Aziz, sementara yang lain berasal dari cabang keluarga yang tidak langsung.

Para diplomat yang hadir dalam pesta itu melaporkan, lebih dari 150 pria dan perempuan Saudi, sebagian besar berusia 20-an dan 30-an tahun, hadir dalam pesta tersebut. Perlindungan dari kerajaan berarti kecemasan akan diserga polisi agama menjadi tidak mungkin. Orang-orang yang masuk dikontrol melalui daftar tamu yang ketat. "Adegannya mirip sebuah klub malam di manapun di luar kerajaan itu: banyak alkohol, pasangan muda yang menari-nari, seorang DJ di turntable dan semua orang berdandan."

Bocoran itu mengatakan, rak di bar tempat pesta itu menampilkan jenis-jenis minuman keras terkenal.

Para diplomat itu juga mencoba menjelaskan mengapa sang tuan rumah begitu lengket dengan pengawal Nigeria, beberapa di antaranya berjaga-jaga di pintu. "Sebagian besar pasukan keamanan sang pangeran adalah laki-laki muda Nigeria. Merupakan praktek yang umum di kalangan para pangeran Saudi untuk tumbuh bersama para pengawal yang disewa dari Nigeria atau negara-negara Afrika lainnya yang berusia muda, (seusia dengan para pangeran itu) dan akan tetap bersama dengan pangeran tersebut hingga dewasa. Waktu bersama yang lama menciptakan ikatan kesetiaan yang intens"

Seorang pemuda Saudi mengatakan kepada diplomat itu bahwa pesta besar merupakan tren baru. Hingga beberapa tahun lalu, katanya, kegiatan akhir pekan hanya berupa "kencan" dalam kelompok-kelompok kecil yang bertemu di dalam rumah orang kaya. Menurut bocaran itu, beberapa rumah mewah di Jeddah memiliki basement bar, diskotik dan klub.

Ya itulah sisi asli keluarga kerajaan Arab Saudi. Meski barangkali masih ada juga yang berpegang teguh pada Islam. (kcm/shodiq ramadhan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar