Sabtu, 21 Mei 2011

Penyebab Merajalelanya Kesesatan di Indonesia (2)

Penyebab Merajalelanya Kesesatan di Indonesia (2)
Senin, 02/05/2011 09:54 WIB | email | print

Oleh Hartono Ahmad Jaiz


Oleh Hartono Ahmad Jaiz


Penyebab yang ke tujuh telah kita bahas pada tulisan yang lalu, yakni Memberi cap buruk dan memusuhi dakwah sunnah. Mari kita lanjutkan penyebab selanjutnya berikut ini:

8. Mendahulukan kepentingan kelompok, bukan mendukung agama.

Kalau sudah seperti itu keadaannya, maka jangan salahkan siapa-siapa bila bencana pun menimpa bangsa ini. Karena ternyata yang mereka perjuangkan, mereka dukung, bukan agama dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, tetapi justru kepentingan hawa nafsu mereka secara bersama-sama.

Apabila ada kepentingan agama berhadapan dengan kepentingan kelompok ataupun diri mereka, maka lebih didahulukan kepentingan kelompok atau diri mereka. Bila ada bencana misalnya, maka kelompok-kelompok yang menyumbang, mendirikan posko-posko di tempat bencana akan lebih menonjolkan bendera kelompoknya. Sebenarnya menyumbang korban bencana itu adalah melaksanakan ajaran agama. Namun ketika tujuannya lebih kepada sarana menonjolkan kelompoknya, maka bukan untuk wajah Allah. (Ini tentu saja bukan memukul rata, namun sekadar sebagai tawashau bilhaq saja).

9. Menolak nasihat dengan melontarkan cap buruk.

Peringatan seperti tersebut di atas pun bisa-bisa mereka jadikan bukti bahwa ini tidak sesuai dengan kebebasan ini dan itu. Atau paling gampang, mereka menuduh, suara seperti ini adalah bukti bahwa datangnya dari kelompok yang mengaku agamanya sendiri sajalah yang benar, dan yang lain salah. Cap buruk yang mereka lontarkan kepada pemberi nasihat itu tidak mengagetkan, karena hanya lagu lama. Tuduhan semacam itu sebenarnya hanya menirukan orang-orang durhaka zaman dahulu. Misalnya kaum terlaknat yang melakukan pelanggaran yang belum pernah dilakukan orang sebelumnya yakni kaum Nabi Luth as yang berhomoseks/ liwath, justru ketika diingatkan oleh Nabi Luth ‘alaihis salam, mereka malah mengejek Nabi Luth ‘alaihis salam sebagai orang yang semuci suci:

فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَنْ قَالُوا أَخْرِجُوا ءَالَ لُوطٍ مِنْ قَرْيَتِكُمْ إِنَّهُمْ أُنَاسٌ يَتَطَهَّرُونَ(56)

Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan mengatakan: "Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu; karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (menda`wakan dirinya) bersih". (QS An-Naml/ 27: 56).

Dalam kenyataan sekarang, orang-orang sesat dari kaum liberal, aliran sesat, pelaku bid’ah dan semacamnya, bila mereka diperingatkan, justru mereka membalikkan perkataan dengan aneka ejekan yang memojokkan, menirukan kaum Nabi Luth ‘alaihis salam itu. Bahkan saking semangatnya untuk memojokkan orang yang mendakwahkan Sunnah, para pencibirnya itu sampai meminjam istilah dari Kristen ditimpakan kepada Muslim Sunni (ahlus sunnah --salafi) sebagai orang-orang skripturalis.

Padahal, skripturalis itu maknanya adalah orang-orang yang pemahamannya injili, di kalangan orang-orang Kristen. Kurang puas, maka ditimpakan lafal ganda, yaitu tekstualis skripturalis. Masih pula kadang ditambahi dengan lafal julukan “berpandangan sempit”, tidak mengadaptasi pada budaya local dan lingkungan setempat. Kurang lebihnya ya menirukan kaum Nabi Luth ‘alaihis salam dalam mengemukakan dalih-dalih untuk mengejek orang yang menunjuki kebenaran. Lalu mereka puji, apa yang mereka lakukan sebagai kontekstual, berwawasan luas, mengadaptasi budaya local dan lingkungan serta menghargai akal. Padahal dalam kenyataan justru menyeleweng dari nash/ teks, dan mendewakan akal, menjajakan dan mendukung bid’ah, serta mengikuti hawa nafsu.

10. Berserikat untuk melawan sunnah. Ini ditandai dengan adanya ormas Islam bahkan partai yang sengaja didirikan di antara tujuannya untuk melestarikan bid’ah dan menentang da’wah sunnah.

Mereka mengecam pemberantas bid’ah dengan cap-cap negatif, misalnya dengan sebutan Wahabi (dahulu Muhammadiyah juga dianggap sebagai Wahabi), kini maksudnya memberi cap sebagai garis keras tanpa kompromi. Sementara itu mereka memberikan cap positif terhadap bid’ah yang mereka usung dengan sebutan bid’ah hasanah. Padahal jelas-jelas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

...فإنَّ كُلَّ بِدعَةٍ ضَلالةٌ ( رواه أبو داود والتِّرمذيُّ ، وقال : حديثٌ حَسَنٌ
صَحيح)ٌ .

…maka sesungguhnya setiap bid’ah itu adalah sesat. (HR Abu Daud dan At-Tirmidzi, dia berkata: hadits hasan shahih).

Mereka beralasan adanya sebagian imam yang menyebut adanya bid’ah hasanah, kemudian mereka menyembunyikan apa yang imam-imam itu larang berkaitan dengan bid’ahnya kumpul-kumpul karena kematian (seperti upacara tahlilan memperingati orang mati, 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1000 hari, haul setahunan dan sebagainya).

Imam As-Syafi’I dan Imam As-Suyuthi yang mengingkari bid’ahnya kumpul-kumpul karena kematian itu mereka sembunyikan suaranya tentang itu, tetapi mereka sebut-sebut ungkapan bid’ah hasanah dari mereka, tanpa menjelaskan maksudnya sesuai dengan maksud imam- imam itu. Sehingga mereka bertameng perkataan para imam, padahal mereka tidak mengikuti ajaran imam-imam itu dalam menghindari bid’ah. Kemudian mereka berdalih apa yang mereka sebut sebagai hadits: bahwa perbedaan di kalangan umatku itu rahmat. Padahal perkataan itu telah dijelaskan oleh Imam Al-Munawi,

و نقل المناوي عن السبكي أنه قال : و ليس بمعروف عند المحدثين ، و لم أقف له
على سند صحيح و لا ضعيف و لا موضوع .

Al-Munawi menukil dari As-Subki bahwa ia berkata: (lafal ikhtilafu ummatii rahmah, perselisihan umatku itu adalah rahmat) itu tidak dikenal bagi muhadditsin (para ahli hadits), dan tidak aku kenal untuk lafal itu (ada) di atas sanad shahih, tidak pula dha’if dan tidak pula maudhu’. Demikian Al-Munawi, yang dikutip Al-Albani dalam سلسلة الأحاديث الضعيفة ( 1 / 141 ), Silsilah al-ahadits ad-dho’ifah 1/141). Keadaan itu diperparah dengan sikap oknum-oknum yang akomodatif dengan aliran sesat bahkan induk kesesatan misalnya syi’ah. (lihat nahimunkar.com, Syi’ah Memusuhi Islam, February 16, 2011 2:52 am http://www.nahimunkar.com/syi%E2%80%99ah-memusuhi-islam/#more-4232)



Larung Sesaji SBY-Boediono

Mengawali kampanye, Tim Pemenangan SBY-Boediono menggelar larung sesaji di Sungai Brantas, Kelurahan Semampir, Jawa Timur. Salah satu sesaji yang dilarung adalah 2 ekor itik berstiker SBY for President. (http://foto.soup.io/post/)JUNE2 2009


11. Tidak dilarangnya aneka kesesatan, bid’ah, dan macam-macam praktek kemusyrikan melanda masyarakat, bahkan disiarkan secara massal lewat media massa bahkan televisi secara nasional. Malahan diajarkan di sekolah.

Jadi anak dididik agar berkeyakinan kemusyrikan. Conotohnya buku pelajaran Bahasa Indonesia ini: Dongeng Datangnya Dewi Sri. Ada kalimat: “Semua merasa bahwa padi adalah pemberian Dewi Sri untuk bahan pangan untuk seluruh manusia. Di Pulau Jawa orang menyebutnya Dewi Sri. Di Sumatra ada yang menamakannya Putri Dewi Sri, Putri Mayang Padi Mengurai, atau Putri Sirumpun Emas Lestari.” (buku Bahasa Indonesia untuk SD/ MI (Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah) Kelas 4, karangan Widyati S, terbitan PT Bintang Ilmu cetakan 2, Juni 2006, halaman 35).

Itu jelas pendidikan kemusyrikan! Dongeng khayal, namun merusak aqidah anak-anak kelas 4 SD atau Madrasah Ibtidaiyah. Masih pula ditekankan dalam buku itu: Siapakah tokoh-tokoh dalam cerita tersebut? Ayo tentukanlah pokok-pokok pikiran dalam dongeng tersebut di buku tugasmu!. Ayo, ceritakan dongeng tersebut di depan kelas! (ibid).
Pokok-pokok pikiran itu tak lain adalah penyesatan tertinggi yaitu menyebarkan kemusyrikan!

Untuk lebih lihai dalam praktek ritual kemusyrikan, sudah dituntun pula dengan buku Bahasa Indonesia itu, yaitu digemarkan menari. Jadi kalau diadakan upacara kemusyrikan sudah mampu menjadi penari. Maka ditulislah kalimat: “Lina gemar menari. Dia ingin belajar tari dari Bali. Oleh sebab itu, Lina ingin belajar menari di Sanggar Anggrek.” (ibid, halaman 26).

Itulah “pendidikan” alias penyesatan yang diprogramkan secara sistematis di negeri ini, agar generasi mendatang jadi orang-orang musyrik secara nyata, dengan dibekali ubo rampenya (aneka perangkatnya). (lihat nahimunkar.com, FENOMENA PENGHANCURAN BANGSA (1) Merknya Pendidikan, Isinya Penjahiliyahan,Oleh Hartono Ahmad Jaiz, July 4, 2008 Artikel). (lihat nahimunkar.com, January 13, 2009 4:07 am Mengagungkan Budaya Adat Melestarikan Syirik dan Maksiat, http://www.nahimunkar.com/mengagungkan-budaya-adat-melestarikan-syirik-dan-maksiat/#more-219)


12. Sebagian tokoh nasional menghargai dukun-dukun, para normal, dedengkot-dedengkot pengatur sesaji alias persembahan untuk syetan. Bahkan tidak segan-segan sebagian tokoh nasional hadir ke tempat dukun-dukun yang dalam istilah Islam adalah wali syetan itu.

Media massa pun memotretnya, bahkan menshootingnya, lalu menyiarkannya secara nasional. Akibatnya, suara dukun-dukun itu terangkat ke tingkat nasional, bahkan nama buruknya sebagai wali syetan itu menjadi terbalik, seolah sebagai tokoh nasional kharismatik, maka terangkatlah seakan para dukun itu adalah tokoh yang terhormat.

13. Dalam kasus-kasus yang mendapat sorotan untuk menjadi berita secara nasional, tidak sedikit pejabat atau tokoh masyarakat mengundang dukun untuk memecahkan masalah.

Misal gunung meletus, banjir, lumpur yang menyembur dari tanah tak habis-habis seperti kasus di Sidoarjo Jawa Timur, ataupun pesawat terbang yang jatuh dan sebagainya. Sehingga dukun-dukun itu pun terangkat ke permukaan, terhormat. Maka masyarakat pun yang memang sudah doyan ke dukun, makin mantap lagi kedoyanannya, dan tersisih lah suara para da’i yang memperingatkan bahaya kemusyrikan yang dibawa oleh para dukun, paranormal, para wali syetan itu.

14. Pemilihan kepala daerah menambah semaraknya perdukunan. Sejak adanya pilkada (pemilihan kepala daerah) dari tingkat gubernuran/ provinsi, kabupaten, sampai kelurahan, sebagai buah dari reformasi 1998, maka menambah semaraknya orang-orang ke dukun.

Sudah menjadi pengetahuan umum masyarakat, dalam pemilihan kepala daerah, dari tingkat kelurahan saja tidak sedikit orang yang minta bantuan wali syetan yaitu dukun. Dengan demikian bisa dibayangkan, ketika calon kepala daerah yang tadinya berdukun itu ketika mereka menang dalam pemilihan hingga jadi pejabat daerah, maka tentu saja yang akan dihargai pertama kali adalah dukun. Maka kebijakan-kebijakan pun kemungkinan sekali bisa dikendalikan oleh dukun. Hingga bisa dibayangkan, apa yang bertentangan dengan dukun maka akan dihadapi.

Sedangkan yang paling bertentangan dengan dukun adalah Islam yang tegak dengan tauhid. Oleh karena yang tegak tauhidnya ini hanya dibawa oleh da’i yang anti bid’ah, anti kesesatan, anti sepilis, sekulerisme, pluralisme agama, liberalisme; maka walaupun MUI (Majelis Ulama Indonesia) sudah memfatwakan aneka kesesatan, perdukunan, dan juga sepilis, tahun 2005 hasil Musyawarah Nasional MUI VII, namun tidak ada tindak lanjut berupa pelarangan dari penguasa, baik secara lokal maupun apalagi nasional.

15. Munculnya da’i-da’i asal popular. Da’i-da’i atau penceramah agama yang tidak pernah menyentuh masalah bahaya kemusyrikan, justru da’wahnya hanya mengikuti selera masyarakat di antaranya guyon-guyon, tertawa-tawa atau cerita-cerita yang belum tentu shohih atau bermanfaat.

16. Mencibir da’I sunnah. Masyarakat yang terkondisikan oleh cibiran-cibiran orang terhadap da’i sunnah, hingga mereka ikut mencibir bahwa para da’i sunnah kerjaannya “sedikit-sedikit bilang syirik, bid’ah dholalah, sesat.

Memang Islam ini isinya hanya itu?” Ungkapan yang sebenarnya mengikuti model kaumnya Nabi Luth ‘alaihis salam itu pun mengakibatkan umat terprovokasi, sehingga masyarakat itu ibarat orang sakit, justru lari menjauh ketika mau diobati. Karena yang mau mengobati sudah dicibir lebih dulu.

17. Menjauhi da’wah yang haq. Kecenderungan ormas-ormas Islam apalagi partai-partai untuk menjauhi da’wah yang haq.

Mereka membiarkan kebathilan, tidak mau mengusiknya. Karena kalau sampai mengusik kemusyrikan, kesesatan, bid’ah, kemaksiatan dan sebagainya yang sudah menjadi kareman (kedoyanan) masyarakat, maka dikhawatirkan bahwa massa tidak akan masuk atau memilih partai yang menyuarakan sunnah itu. Daripada kehilangan massa, maka ormas Islam apalagi parta-partai itu lebih memilih membiarkan kemusyrikan, aliran sesat, bid’ah, kemaksiatan berlangsung di masyarakat. Bahkan kalau ada yang menuduh bahwa partai tertentu memberantas bid’ah, maka dengan serta merta partai itu mencuci diri, dengan membuktikan untuk menyelenggarakan apa yang sebenarnya bid’ah, masih pula mengundang tokoh-tokoh pelaku dan penganjur bid’ah.

18. Sinergi kepentingan dalam kesesatan. Pentolan-pentolan dan tokoh-tokoh pengusung bid’ah, khurofat, takhayul, kesesatan, bahkan kemusyrikan bertemu kepentingan dengan para pentolan dan tokoh partai-partai.

Dengan kepentingan masing-masing dan missi masing-masing, mereka ada jalur yang bertemu kepentingannya, hingga bekerjasama menggalang massa untuk sama-sama mengusung aneka kesesatan dan bid’ah itu. Terjadilah apa yang terjadi, entah atas nama kerukunan, persatuan, atau bahkan mereka sebut syi’ar Islam. Padahal yang satu karena untuk mempertahankan dan mengusung bid’ah dan kesesatannya, dan yang satunya lagi karena untuk meraup massa. Tetapi yang jadi kedoknya adalah demi syi’ar Islam, persatuan dan semacamnya yang nampaknya baik sekali, sehingga umat terlena dengan slogan-slogan itu.

19. Membuat celah-celah untuk meraup duit. Pengusaha bekerjasama dengan penguasa setempat untuk meraup duit dengan mengadakan ataupun melestarikan acara-acara kemusyrikan, bid’ah, sesat, atau jelas-jelas kemaksiatan sekalipun, misalnya lokalisasi pelacuran.

Juga menghidup-hidupkan apa yang mereka sebut kuburan keramat dan sebagainya, yang jelas-jelas rawan dengan kemusyrikan, di antaranya meminta kepada isi kubur untuk mengabulkan hajat peziarah, atau agar menyampaikan do’a mereka lewat isi kubur yang dianggap keramat atau wali itu kepada Allah, yang hal itu adalah sarana kemusyrikan yang sangat dilarang dalam Islam.

20. Gerakan ziarah kubur keramat. Adanya sebagian ustadz atau ustadzah yang menggerakkan umat untuk jalan-jalan ke kubur-kubur keramat, sampai mereka keliling antar kota atau bahkan antar pulau, misalnya dari Jakarta sampai Lombok. Hal itu rawan kesalahan. Pertama, ziarah ke kubur-kubur yang mereka anggap keramat itu menyelisihi hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

وَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ اَلْخُدْرِيِّ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - : - لَا تُشَدُّ اَلرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ: اَلْمَسْجِدِ اَلْحَرَامِ, وَمَسْجِدِي هَذَا, وَالْمَسْجِدِ اَلْأَقْصَى - مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .

Tidak diseyogyakan bepergian (untuk mencari berkah) kecuali ke tiga masjid: Masjid Haram, masjidku ini (Nabawi di Madinah), dan Masjid al-Aqsho. (HR Muttafaq ‘alaih/ Al-Bukhari dan Muslim).

Kedua, rawan kemusyrikan, karena sulit dikontrol, kalau para peziarah itu meminta kepada isi kubur dengan dianggap sebagai orang yang lebih dekat kepada Allah, maka mereka meminta agar isi kubur itu menyampaikan do’a mereka kepada Allah. Itu menjadikan mayat-mayat itu sebagai sarana kemusyrikan.

Lebih-lebih lagi kalau sampai meminta kepada isi kubur itu untuk mengabulkan perimintaan mereka, misalnya menghilangkan kesempitan rezki, kesulitan hidup, cepat mendapatkan jodoh dan sebagainya. Itu adalah kemusyrikan, berdo’a kepada selain Allah.

وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَنْ لَا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُونَ(5)

Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (do`a) nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) do`a mereka? (QS Al-Ahqaf/ 46: 5).

Keterangan itu dapat dibaca di buku Hartono Ahmad Jaiz berjudul Kuburan-kuburan Keramat di Nusantara, 2011, dan buku Pendangkalan Akidah Berkedok Ziarah, 2010). (lihat nahimunkar.com, Gejala Buruk Pengkeramatan Kuburan, March 10, 2011 10:12 pm , http://www.nahimunkar.com/gejala-buruk-pengkeramatan-kuburan/#more-4354)

21. Adat yang rawan bid’ah dan kemusyrikan. Ada saat-saat tertentu yang menjadi adat dan musim untuk diadakan perayaan atau peringatan ini dan itu yang tidak ada dasarnya dalam Islam. Juga ada musim-musim yang mereka jadikan hari-hari untuk beramai-ramai berdatangan ke kubur-kubur lebih-lebih kuburan yang mereka anggap sebagai kuburan wali atau kuburan keramat. Bulan Sya’ban yang dalam Islam disunnahkan banyak berpuasa, justru yang terjadi di masyarakat adalah banyaknya orang ke kubur-kubur, lebih-lebih setelah nishfu Sya’ban (pertengahan Sya’ban) sampai datangnya Ramadhan.

Menjelang datangnya Bulan Ramadhan itu kubur-kubur apalagi yang dianggap kuburan wali atau keramat, berjubel manusia sampai 24 jam. Mereka “beri’tikaf” di kubur-kubur. Hampir bisa dibilang, masjid-masjid agak sepi, tetapi kubur-kubur sangat ramai. Saking ramainya, sebagai gambaran bukti, adik saya sempat bertanya kepada seorang tukang ojek di Kuburan Muria (Sunan Muria) di Gunung Muria Jawa Tengah bagian utara, Sya’ban 2007M/ 1428H.

“Berapa penghasilan Anda ketika ngojek sampai 24 jam saking ramainya pengunjung ke kuburan semacam ini?” Tanya adik saya kepada tukang ojek yang mangkal di pangkalan menjelang Kuburan di Gunung Muria. Untuk ke kuburan itu pengunjung harus naik lagi dari pangkalan ojek tempat berhentinya mobil ke kuburan sejauh 2 km, ongkos ojek untuk naik ke kuburan itu Rp6.000,- dan turun dari kuburan ke pangkalan Rp6.000,- pula.
Tukang ojek itu mengaku: “Saya sehari semalam sampai mendapat Rp3 juta, Mas!” katanya mantap.

“Benar, sampai mendapat Rp3 juta sehari semalam?” Tanya adik saya dengan ta’ajub.
“Saestu, Mas!” (Benar, Mas!), jawab tukang ojek itu serius.


Demikianlah sebuah gambaran betapa berjubelnya manusia yang hilir mudik berdatangan ke kuburan menjelang Ramadhan, siang malam, sampai tukang ojeknya bekerja siang malam dan menghasilkan duit Rp3 juta, sehari semalam itu, sebanding dengan harga 25-an gram emas murni.

Apa yang mereka perbuat di pekuburan itu? Saya sendiri pernah menyaksikan rombongan yang datang ke Kuburan Ampel di Surabaya. Kepala rombongan yang tampaknya ustadz mereka, memberi aba-aba sambil berdiri menghadap jama’ahnya yang duduk bershaf-shaf di sela-sela kuburan, bagai anak sekolah sedang apel upacara bendera namun dalam keadaan duduk. Sang Guru itu memberi aba-aba kepada jama’ahnya dengan tangan mengacung-acung persis dirigent yang memberi aba-aba untuk nyanyi di kalangan para penyanyi. Maka jama’ah itupun serempak mengikuti aba-aba gurunya dengan menyanyikan Ya Robbibil, syair bermasalah menyangkut aqidah, yang sudah biasa mereka jadikan “lagu wajib” ketika memulai pengajian. Hanya saja kali ini mereka nyanyikan di kuburan.

Padahal nyanyian syair itu bermasalah menyangkut aqidah, yaitu berisi bait-bait Burdah karangan Al-Bushiri yang dipersoalkan oleh ulama, karena ghuluw, melampaui batas dalam menyanjung Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Syekh Shalih Ibnu ‘Utsaimin telah menyoroti bait-bait Burdah Bushiri (penyair Mesir 608-695H aktif dalam tasawuf dan terkenal syairnya: Burdah di antara isinya):


يَا أَكْرَمَ الْخَلْقِ مَا لِي مَنْ أَلُوْذُ بِهِ سِوَاكَ عِنْدَ وُقُوْعِ الْحَادِثِ الْعُمَمِ
وَإِنْ لَمْ تَكُنْ يَوْمَ حَشْرِيْ آخِذًا بِيَدِيَّ فَضْلاً وَ إِلاَّ فَقُلْ يَا زُلَّةَ القَدَمِ
فَإِنَّ مِنْ جُوْدِكَ الدُّنْيَا وَ ضَرَّتَهَا وَمِنْ عُلُوْمِكَ عِلْمُ اللَّوْحِ وَ الْقَلَمِ

Wahai makhluk paling mulia, tidak ada bagiku tempat berlindung selainmu
Ketika terjadi peristiwa yang berat
Jika di akheratku ia tidak menolongku
Maka kukatakan: wahai diri yang celaka
Sesungguhnya di antara kemurahanmu adalah dunia dan kenikmatannya
Dan di antara ilmu-ilmumu adalah ilmu Lauh dan Qalam.

Sifat-sifat seperti ini tidak sah kecuali bagi Allah ‘Azza wa Jalla. Dan saya heran kepada orang yang mengatakan perkataan ini, jika dia memikirkan maknanya, bagaimana merasa enak pada dirinya untuk berkata sebagai orang yang bicara kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

Sesungguhnya di antara kemurahanmu adalah dunia dan kenikmatannya. Lafal min (di antara) itu maknanya untuk bagian. Lafal dunia itu adalah dunia, dan lafal dhorrotiha itu adalah akherat. Apabila dunia dan akherat itu adalah sebagian dari kemurahan Rasul alaihis sholatu wassalam, dan bukan keseluruhan kemurahannya, maka apa yang tersisa bagi Allah ‘Azza wa Jalla, tidak ada sisa bagiNya sedikitpun mungkin, tidak (ada sisa) dalam hal dunia dan tidak pula dalam hal akherat.

Demikian pula ucapannya (Bushiri): Dan di antara ilmu-ilmumu adalah ilmu Lauh dan Qalam. Lafal min (di antara/ sebagian dari) itu untuk bagian. Saya tidak tahu (pula) apa yang tersisa untuk Allah Ta’ala dari ilmu, apabila kita berbicara kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan pembicaraan ini.

Sebentar wahai saudaraku Muslim, kalau engkau bertaqwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, maka posisikanlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada posisinya yang telah ditempatkan oleh Allah bahwa dia adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya. Maka katakanlah, dia adalah Abdullah wa Rasuuluh (hamba Allah dan utusan-Nya). Dan percayalah kepada apa yang diperintahkan Tuhannya kepadanya untuk menyampaikannya kepada manusia secara umum.

قُلْ لَا أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَى إِلَيَّ

Katakanlah: "Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. (QS Al-An’aam: 50).

Dan apa yang diperintahkan Allah kepadanya dalam firman-Nya:

قُلْ إِنِّي لَا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا رَشَدًا(21)

Katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu kemudharatanpun kepadamu dan tidak (pula) sesuatu kemanfa`atan". (QS Al-Jinn: 21).

قُلْ إِنِّي لَنْ يُجِيرَنِي مِنَ اللَّهِ أَحَدٌ وَلَنْ أَجِدَ مِنْ دُونِهِ مُلْتَحَدًا(22)

Katakanlah: "Sesungguhnya aku sekali-kali tiada seorangpun yang dapat melindungiku dari (azab) Allah dan sekali-kali tiada akan memperoleh tempat berlindung selain daripada-Nya". (QS Al-Jinn/ 72: 22).

Sehingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun kalau Allah menghendaki sesuatu padanya maka tidak ada seorangpun yang melindunginya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kesimpulannya, bahwa hari-hari besar atau perayaan-perayaan maulid Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam itu tidak terbatas pada asli keadaannya itu bid’ah bikinan baru, awal kejahatan agama, tetapi masih ditambah lagi dengan sesuatu kemunkaran yang membawa kepada kemusyrikan.

Demikian pula dari yang kami dengar bahwa terjadi dalam perayaan maulid itu ikhtilath (campur aduk) antara lelaki dan perempuan. Terjadi pula penabuhan (pemukulan bunyi-bunyian) dan alat musik dan lainnya dari kemunkaran yang tidak ada seorang mukminpun mempertengkarkan untuk mengingkarinya. Kami cukup dengan apa yang telah Allah syari’atkan dan Rasul-Nya kepada kami, maka di dalamnya ada perbaikan untuk hati, negeri-negeri, dan hamba-hamba. (Majmu’ Fatawa Ibnu ‘Utsaimin no 1126). (Fatawa Muhimmah, Abdul Aziz bin Baaz dan Muhammad bin Shalih al-Utsimin, Darul ‘Ashimah, Riyadh, 1 juz, cetakan 1, 1413H, Muhaqqiq Ibrahim Al-Faris, halaman 44-48). Lebih komplitnya, lihat di buku Hartono Ahmad Jaiz, Tarekat Tasawuf Tahlilan dan Maulidan, WIP, Solo, 2006.

Itulah penjelasan bahkan fatwa yang tegas dari dua ulama terkenal mengenai sesatnya isi syair tersebut.

Catatan Hartono Ahmad Jaiz: Anehnya, syair yang sangat membahayakan aqidah itu merata di mana-mana, bahkan di Jakarta dijadikan muqoddimah “wajib” dengan dinyanyikan bersama-sama setiap pengajian di majlis-majlis ta’lim, di masjid-masjid, musholla dan sebagainya di kalangan tradisional. Guru atau petugas nyanyi, begitu pengajian mau masuk ke materi yang dibicarakan, misalnya tafsir Al-Qur’an, maka sebelum ayat yang akan dijelaskan tafsirnya itu dibaca, lebih dulu diawali dengan nyanyian Ya robbi bil… yang syair-syairnya diantaranya diambil dari qosidah Burdah yang sangat menyeleweng dari aqidah Tauhid yang benar itu.

Guru atau petugas nyanyi menyanyikan ya robbi bil disertai penggalan-penggalan syairnya yang merusak aqidah itu, lalu jama’ah yang hadir dalam pengajian itu menyahut sengga’an (kata-kata yang diulang-ulang untuk menyahut nyanyian) dengan bersama-sama mengucapkan ya robbi bil…(Tentang sesatnya Ya robbi bil.. itu sendiri bisa dibaca di buku saya, Aliran dan Paham Sesat di Indonesia, karena mengandung tawassul (membuat perantara kepada Allah) secara tidak syar’I).

Baru sengga’annya berupa Ya robbi bil itu saja sudah bermasalah, apalagi isi bait-bait syairnya, lebih bermasalah lagi secara aqidah. Makanya pernah terjadi, para ulama dari Timur Tengah hadir dalam pengajian umum di Jakarta, lalu sebagaimana biasa di pengajian itu dinyanyikan pula Ya robbi bil.. Para ulama Timteng yang tentu saja faham Bahasa Arab karena memang bahasa mereka, dan faham tentang isi dan hukumnya, mereka mengingatkan agar hal itu tidak dilakukan. Namun tetap saja dilakukan.

Kemudian di waktu lain, orang Jakarta yang memimpin nyanyian Ya robbi bil.. itu datang ke Timur Tengah, lalu khabarnya dihajar di ruangan khusus oleh Ulama Timur Tengah untuk menghentikan penyebaran aqidah yang tidak benar itu. Namun orang Jakarta ini bukannya kapok atau jera, tetapi tetap saja nyanyian yang merusak aqidah itu dijadikan muqoddimah pengajiannya, dan diwarisi oleh generasi penerusnya serta ditiru oleh setiap majlis taklim yang sepaham dengannya.

Kalau ada yang mengingatkan, cukup dikilahi bahwa antara kita beda kultur. Kultur apa? Pilih mempertahankan kultur atau membersihkan aqidah dari kotoran-kotoran? Antara Ulama yang mengingatkan dan yang diingatkan itu kini sama-sama sudah wafat, tetapi di antara saksinya masih ada. Semoga masalah ini menjadi ‘ibroh (pelajaran) bagi umat Islam. (bersambung, insya Allah).

Penyebab Merajalelanya Kesesatan di Indonesia (1)

Penyebab Merajalelanya Kesesatan di Indonesia (1)
Jumat, 29/04/2011 11:22 WIB | email | print

Oleh Hartono Ahmad Jaiz

Warga melaksanakan tradisi Tulakan untuk mengusir PageblugWarga melaksanakan tradisi Tulakan untuk mengusir Pageblug

Kemusyrikan Merajalela Tapi Tak Disadari

Sebagai gambaran nyata, marilah kita simak contoh berikut ini.

Pengantin di Jakarta bahkan di Indonesia tampaknya masih banyak terimbas kepercayaan batil berbau musyrik, menganggap ada hari-hari keberuntungan dan ada tanggal sial. Pengaruh klenik (perhitungan untung dan sial dikaitkan dengan aneka macam alamat-alamat atau perlambang) perdukunan masih marak. Masyarakatnya tampak modern, agamanya pun Islam, tetapi kadang keyakinannya rusak. Percaya klenik, petunjuk syetan dan dukun. Hingga di berbagai daerah di Jawa, mereka tidak berani nikah di sepanjang bulan Suro (Muharram) karena dianggap bulan pageblug (datangnya penyakit). Benar-benar keyakinan batil.

Sebaliknya ada hari-hari yang dianggap mengandung keberuntungan. Contoh nyata, pada tanggal 7 bulan 7 tahun 2007, di Jakarta dan tempat-tempat lain khabarnya marak orang nikah. Di Kecamatan Pasar Minggu Jaksel yang berpenduduk 146.000-an orang, sehari itu ada 62 pasang pengantin. Bahkan di Kecamatan Cakung Jakarta Timur yang berpenduduk 150.000-an orang ada 80 pasang pengantin di hari itu. Padahal rata-rata biasanya sehari hanya ada 7 pasang pengantin. Berarti melonjak 1000 persen lebih.

Padahal dalam tuntunan Islam telah ada ancaman dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Merasa sial karena sesuatu atau karena alamat-alamat yang dianggap mendatangkan sial adalah termasuk perbuatan kemusyrikan. Sebab Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

مَنْ رَدَّتْهُ الطِّيَرَةُ عَنْ حَاجَتِهِ فَقَدْ أَشْرَكَ قَالُوا : وَمَا كَفَّارَةُ ذَلِكَ ؟ قَالَ : أَنْ يَقُولَ اللَّهُمَّ لَا خَيْرَ إلَّا خَيْرُك وَلَا طَيْرَ إلَّا طَيْرُك , وَلَا إلَهَ غَيْرُكَ (رواه ِأَحْمَدَ عن عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ. قال الشيخ الألباني : ( صحيح ) انظر حديث رقم : 6264 في صحيح الجامع)

"Barangsiapa yang tidak jadi melakukan keperluannya karena merasa sial, maka ia telah syirik. Maka para sahabat RA bertanya, Lalu bagaimana kafarat dari hal tersebut wahai Rasulullah?"

Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Katakanlah :

اللَّهُمَّ لَا خَيْرَ إلَّا خَيْرُك وَلَا طَيْرَ إلَّا طَيْرُك , وَلَا إلَهَ غَيْرُكَ

"Allahumma laa khaira illaa khairaka walaa thiyara illa thiyaraka walaa ilaha ghairaka. (Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikanMu, dan tidak ada kesialan kecuali kesialan [dari]-Mu, dan tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain-Mu)." (HR.Ahmad dari Abdullah bin Umar dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).

Petunjuk dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah jelas seperti itu, namun sebagian orang justru mengikuti petunjuk lain, entah itu dari dukun, klenik, atau peninggalan nenek moyang dan sebagainya yang merusak aqidah keimanan.

Sebelum melanjutkan pembahasan ini, perlu diketahui, sampai tahun 2007, untuk nikah itu ongkos yang harus dibayar ke KUA (Kantor Urusan Agama), menurut peraturan aslinya, nikah di KUA Rp 35.000,- sedang bedolan (penghulunya diundang ke luar kantor) tambah Rp 50.000, jadi Rp 85.000,- Tapi entah kenapa, di Jakarta uang pendaftaran nikah Rp 35.000 itu berubah jadi Rp 125.000, sedang bedolan Rp 50.000 berubah jadi minimal Rp 300.000, dan maksimal yang sudah pernah konon sampai Rp 15 juta.

Sebagai contoh tentang banyaknya orang yang menikah pada tanggal 7, bulan 7, tahun 2007, akan kami lanjutkan mengenai dua kecamatan di Jakarta: Pasar Minggu Jakarta Selatan dan cakung Jakarta Timur.

KUA Pasar Minggu saat itu punya 6 penghulu, maka satu hari itu tiap satu penghulu harus menikahkan/mencatat 10 pasang pengantin lebih, mungkin saja sampai termehek-mehek, karena harus pontang-panting ke sana-ke mari. Tapi dapat duitnya tiap satu penguhulu minimal hari itu Rp 3 juta. Lha yang di Cakung, kalau satu penghulu hari itu harus menikahkan 15-an pasang pengantin apa tidak lebih temehek-mehek. 80 pasang pengantin itu kalau minimal satunya membayar penghulu Rp 300 ribu, maka para penghulu itu minimal telah meraup Rp 24.000.000 pada hari itu. Bukan main!

Ternyata kemusyrikan di sini menghasilkan duit bagi sebagian orang. Dan sebagian orang itu justru yang bertugas dalam lingkup agama Islam. Namanya saja Kantor Urusan Agama (Islam) Kementerian Agama. Mestinya, pertama-tama yang harus diberantas oleh kantor ini adalah kemusyrikan. Karena kemusyrikan itu adalah kemunkaran yang tertingi. Jadi harus paling pertama diberantas. Tetapi ketika justru mendatangkan uang seperti itu, apakah ada sedikit terlintas dipikiran mereka untuk memberantasnya?

Antara duit dan merajalelanya dosa terbesar yakni kemusyrikan, mana yang lebih dekat kepada hati dan pikiran?

Antara yang nikah tidak mendatangkan duit, misalnya nikah langsung ke KUA, tanpa memberi uang bedolan (uang tambahan ketika nikahnya di luar KUA –Kantor Urusan Agama) dengan yang maraknya pernikahan karena percaya kepada keberuntungan hari ke7, bulan 7 tahun 2007 yang berbau kemusyrikan itu, mana yang lebih menyenangkan bagi petugas KUA?

Ini bukan memukul rata bahwa yang nikah pada hari tertentu itu berbau musyrik. Mungkin ada pula yang tidak percaya bahwa hari itu hari keberuntungan. Terhadap yang tidak percaya itu, maka tidak terkena masalah kemusyrikan ini. Tetapi gejala banyaknya yang menikah di hari itu dan di Jawa ada kejadian tahunan tentang sepinya menikah di bulan Muharram (Suro) karena dianggap sebagai bulan yang mengandung bahaya (pageblug/datang penyakit dan sebagainya), maka kepercayaan tathyoyyur, menganggap sial berkaitan dengan hari atau tanggal itulah kemusyrikan menurut Hadits Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan masalah itulah yang didiamkan saja oleh pihak yang bertugas mencatat penikahan dari KUA, biasanya. Padahal, kemusyrikan itulah bahaya terbesar dalam hidup ini, karena semua amal terhapus. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menegaskan:

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ(65)

Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Az-Zumar [39] : 65)

Di samping itu dosa syirik/menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala itu tidak akan diampuni Allah bila sampai pelakunya itu meninggal belum bertaubat. Allah SWT berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا(48)

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An-Nisa’ [4] : 48)

Sebegitu dahsyatnya bahaya kemusyrikan. Namun maraknya kemusyrikan yang merupakan dosa terbesar dan tak diampuni bila pelakunya mati belum bertaubat itu dibiarkan saja, bahkan mungkin dianggap sebagai lahan. Apalagi justru mendatangkan duit, bagi orang-orang tertentu ketika masyarakat ramai-ramai menikah seperti pada tanggal 7, bulan 7, tahun 2007.

Pantas saja, di Indonesia ini sudah ada Departemen Agama (kini Kementerian Agama) sejak 3 Januari 1946, namun sampai tulisan ini dibuat tahun 2007M / 1428H justru kemusyrikan semakin menjadi-jadi. Bahkan sekarang dengan adanya Otonomi Daerah, Pemerintah Daerah (Pemda) di mana-mana hampir rata menghidupkan aneka kemusyrikan yang telah terkubur. Ada upacara musyrik akbar yang disebut larung laut, menghanyutkan sesaji untuk syetan laut. Ada penyembelihan binatang untuk tumbal, sedekah bumi dan aneka sesaji untuk syetan pujaan mereka. Padahal masing-masing daerah itu ada Kanwil Departemen Agama (kini Kementerian Agama) tingkat provinsi, Kantor Departemen Agama (kini Kementerian Agama) tingkat kabupaten atau kotamadya, dan KUA (Kantor Urusan Agama) tingkat kecamatan. Tetapi upacara-upacara kemusyrikan itu makin besar dan marak di mana-mana.

Dalam hal pernikahan, kalau para petugas dari KUA itu sesuai dengan namanya, maka berkewajiban memberantas kemusyrikan. Tapi nyatanya, yang namanya adat injak telur yang berbau kemusyrikan, pernahkah diberantas oleh para petugas KUA?

Yang namanya bid'ah pitonan (ritual kehamilan tujuh bulan) pernahkah orang KUA mengusiknya?

Bukankah mereka dari Kantor yang urusannya agama Islam?

Kenapa kemusyrikan dan bid'ah dibiarkan tetap merajalela sedangkan sehari saja mereka pontang-panting menghadiri pernikahan sampai ada yang 15 tempat, yang kemungkinan besar di sana ada kemusyrikan dan bid'ah?

Membela Aliran Sesat

Di samping membiarkan merajalelanya kemusyrikan dan bid'ah, masih tambah menyedihkan lagi ketika saya saksikan sendiri, betapa gigihnya sebagian pejabat di bawah Departemen Agama (kini Kementerian Agama) itu yang justru membela aliran sesat. Wallahi, saya menyaksikan dan merasakan langsung, di samping laporan tokoh-tokoh Islam beberapa daerah. Masih ditambah lagi bersama sebagian MUI (Majelis Ulama Indonesia) Daerah yang sama-sama membela aliran sesat khususnya LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia). Padahal MUI Pusat tetap menyatakan bahwa LDII itu adalah aliran sesat jelmaan Islam Jama'ah atau Darul Hadits yang telah dilarang Jaksa Agung RI 1971. Namun anehnya, seorang ketua MUI Kepri (Kepulauan Riau) bisa 'ditenteng' oleh seorang pengusaha dari LDII Batam untuk menghalangi bedah buku saya, Bunga Rampai Penyimpangan Agama di Indonesia, di Batam 8 Juli 2007. Padahal jelas MUI telah mengeluarkan rekomendasi tentang sesatnya LDII:

MUI (Majelis Ulama Indonesia) telah mengeluarkan rekomendasi mengenai aliran sesat LDII.

MUI dalam Musyawarah Nasional VII di Jakarta, 21-29 Juli 2005, merekomendasikan bahwa aliran sesat seperti Ahmadiyah, LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) dan sebagainya agar ditindak tegas dan dibubarkan oleh pemerintah karena sangat meresahkan masyarakat. Bunyi teks rekomendasi itu sebagai berikut:

"Ajaran Sesat dan Pendangkalan Aqidah.MUI mendesak Pemerintah untuk bertindak tegas terhadap munculnya berbagai ajaran sesat yang menyimpang dari ajaran Islam, dan membubarkannya, karena sangat meresahkan masyarakat, seperti Ahmadiyah, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), dan sebagainya. MUI supaya melakukan kajian secara kritis terhadap faham Islam Liberal dan sejenisnya, yang berdampak terhadap pendangkalan aqidah, dan segera menetapkan fatwa tentang keberadaan faham tersebut. Kepengurusan MUI hendaknya bersih dari unsur aliran sesat dan faham yang dapat mendangkalkan aqidah. Mendesak kepada pemerintah untuk mengaktifkan Bakor PAKEM dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya baik di tingkat pusat maupun daerah.” (Himpunan Keputusan Musyawarah Nasional VII Majelis Ulama Indonesia, Tahun 2005, halaman 90, Rekomendasi MUI poin 7, Ajaran Sesat dan Pendangkalan Aqidah).

Barangkali saya salah pasang, bila mengharap orang-orang yang duduk di Departemen Agama (kini Kementerian Agama) dari pusat sampai daerah untuk memberantas kemusyrikan, apalagi bid'ah. Sedang kurikulum yang dibuat Departemen Agama RI sendiri telah jelas-jelas menghasilkan keburukan, hingga saya tulis buku "Ada Pemurtadan di IAIN". Itu memang kurikulumnya dari Depag RI. Dan sekarang kurikulum itu konon sudah menjadi hak otonom masing-masing perguruan tinggi Islam, sehingga Departemen Agama katanya sulit untuk mengubahnya. Wallahu a’lam, ada apa sebenarnya terhadap agama Islam di negeri ini.

Dari sisi lain, Pak Menteri Agama sendiri mengakui, memang Departemen Agama belum bersih. Hanya saja maksudnya mungkin hanya dari korupsi. Kalau tentang kemusyrikan apalagi bid'ah, Menteri Agama dulu, Munawir Sjadzali (1983-1992), sampai marah-marah kepada para pejabat Depag, karena dia dengar, untuk mempertahankan jabatan ataupun naik, sampai mereka berdukun. Itu berarti kental dengan praktek-praktek kemusyrikan berkaitan dengan syarat-syarat dari dukun alias wali syetan yang harus dijalankan demi meraih apa yang diinginkan, yakni jabatan. Bahkan saya dengar kemarahan beliau, ada pejabat di Bandung yang main perempuan, dan di antara prakteknya itu ada fotonya di saku. (Saat itu belum ada ponsel, hingga tak beredar seperti kasus Yahya Zaini dari Golkar yang diduga main dengan penyanyi dangdut Maria Eva, kemudian vcd-nya hasil rekaman dari telephon genggam itu beredar dan diputar di gedung DPR MPR).

Karena keadaannya —masyarakat terjerumus kepada kemusyrikan, bid’ah, dan kemaksiatan, sedang pihak-pihak dari Departemen Agama dan MUI Daerah (sebagian)— seperti itu, maka saya tidak heran lagi, di saat saya dikeroyok oleh ribuan orang dari aliran sesat, ternyata “oknum” dari Depag Daerah dan MUI Daerah justru membela aliran sesat LDII. Dan saya tidak heran lagi, ketika para pengantin di Jakarta itu bareng-bareng jadi pengantin pada tanggal 7 bulan 7 tahun 2007, tidak diusik tentang kepercayaan mereka yang kemungkinan sekali berbau klenik, tetapi dianggap sebagai lahan empuk.

Faktor-Faktor Pendukung Maraknya Kemusyrikan, Aliran Sesat, Bid’ah, dan Maksiat.

Setelah kita tahu kondisi masyarakat cenderung mengamalkan kemusyrikan sedang sebagain pejabat agama dan ulama MUI daerah tidak mengusik kemusyrikan itu bahkan kadang mereka mendukung aliran sesat, maka bisa dilihat faktor-faktor pendukung semaraknya kemusyrikan, kesesatan, dan aneka bid’ah di Indonesia sebagai berikut:

1. Masyarakat tidak sedikit yang masih cenderung mempercayai klenik (perhitungan semacam perbintangan) dukun terutama mengenai masalah yang berkaitan dengan nasib mereka, sial ataupun beruntung.

2. Kondisi rawan kemusyrikian itu tempo-tempo justru dianggap sebagai lahan empuk karena mendatangkan duit, contohnya tentang banyaknya yang menikah pada tanggal 7, bulan 7, tahun 2007, yang bisa ditarik kesimpulan, kemungkinan besar dianggap sebagai hari keberuntungan. (Adapun yang tak mempercayainya sebagai hari keberuntungan, tak terkena bab kemusyrikan ini). Kesimpulan itu karena masyarakat juga mempercayai adanya hari-hari bahkan sebulan penuh sebagai bulan sial, hingga mereka (sebagian orang Jawa) tak mau ada pernikahan di bulan Muharram yang mereka sebut bulan Suro (dari lafal Arab ‘Asyuro, tanggal 10 Muharram, yang tanggal itu disunnahkan puasa ‘Asyuro dalam Islam, disertai tanggal 9 Muharram), dianggap sebagai bulan Pageblug, mendatangkan sial ataupun penyakit. Ini jelas tathoyyur, menganggap adanya alamat sial berkaitan dengan sesuatu, dalam hal ini bulan Muharram/Suro.

3. Keyakinan batil berbau kemusyrikan itu masih ditambah pula dengan buku-buku primbon/ramalan nasib, bahkan buku-buku kemusyrikan itu sering dijajakan oleh para penjual di masjid-masjid, contohnya buku Mujarobat, yang walaupun ada pelajaran sholat di dalamnya, namun ada ramalan-ramalan, cara membuat jimat (rajah, tulisan yang kemudian dilipat-lipat sebagai jimat yang dibawa-bawa, entah sebagai penglaris, pelet/pengasihan, atau kekebalan dan sebagainya; jelas kemusyrikan menurut Hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam). Buku-buku primbon itu tidak dilarang beredar, walau sampai di masjid-masjid.

4. Para pejabat agama pada umumnya dan sebagian ulama terutama daerah-daerah membiarkan saja berlangsungnya kemusyrikan, kesesatan, aneka bid’ah dengan aneka rangkaiannya. Tidak semua mereka membiarkannya, namun banyak yang tidak mempersoalkan kemunkaran-kemunkaran itu berlangsung di masyarakat. Bahkan sebagian mereka justru mendukung bid’ah yang jelas-jelas munkar.

5. Atas nama otonomi daerah, Pemerintahan Daerah di mana-mana banyak yang menggalakkan kemusyrikan, atas nama budaya daerah atau demi pariwisata dan aneka dalih lainnya, dengan dana tentu saja dari masyarakat, yaitu mayoritas muslimin. Sampai-sampai ada yang mengancam orang yang tidak ikut upacara kemusyrikan. Kabarnya di suatu daerah, nelayan yang tidak mau ikut upacara larung laut (sesaji untuk syetan laut) maka diancam perahunya akan dibakar. Bisa dilihat di situs-situs Pemda di mana-mana, banyak yang memajang upacara larung laut. Upacara-upacara sesaji, satu bentuk kemusyrikan pun dihidup-hidupkan kembali oleh Pemda dan masyarakat musyrikin di mana-mana.

6. Jahilnya sebagian banyak masyarakat terhadap agamanya (Islam) akibat kondisi pendidikan dan lingkungan yang tidak kondusif untuk belajar Islam secara benar. Itu masih ditambah dengan gencarnya serangan aneka program yang melalaikan masyarakat dari agamanya. Contoh kecil, misalnya iklan di televisi, di tv kereta eksekutif dan media lainnya, memperagakan minum teh botol untuk buka puasa Ramadhan, pakai tangan kiri sambil berdiri, maka ternyata di masyarakat menjadi umum orang minum pakai tangan kiri. Bahkan dalam acara-acara buka puasa bersama pun banyak kita temui orang-orang yang minum dengan tangan kiri. Dengan adanya iklan dan semacamnya yang menyelisihi Islam itu akibatnya masyarakat tidak tahu bahwa minum pakai tangan kiri itu cara syetan, sedang cara Islam adalah pakai tangan kanan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

{ إذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ , وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ ; فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ , وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ } . رَوَاهُ مُسْلِمٌ 3764, وَأَبُو دَاوُد , وَابْنُ مَاجَهْ

Apabila seseorang dari kalian makan maka hendaknya ia makan dengan tangan kanannya, dan apabila ia minum hendaknya ia minum dengan tangan kanannya, karena sesungguhnya syetan itu makan dengan tangan kirinya, dan ia minum dengan tangan kirinya. (HR. Muslim nomor 3764, Abu Daud, dan Ibnu Majah).

Syetan itu makan dan minum pakai tangan kiri. Maka orang yang makan atau minum pakai tangan kiri itu meniru cara makan dan minum syetan atau menyerupai syetan, bahkan syetan ikut bergabung dalam makan dan minumnya. Karena ada hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :

{ مَنْ أَكَلَ بِشِمَالِهِ أَكَلَ مَعَهُ الشَّيْطَانُ وَمَنْ شَرِبَ بِشِمَالِهِ شَرِبَ مَعَهُ الشَّيْطَانُ }( رَوَى أَحْمَدُ عَنْ عَائِشَةَ مَرْفُوعًا " تحفة الأحوذي شرح حديث 1721)

Barangsiapa makan dengan tangan kirinya maka syetan makan bersamanya, dan barangsiapa minum dengan tangan kirinya maka syetan minum bersamanya. (HR. Ahmad, dari ‘Aisyah, marfu’ dengan sanad hasan, Tuhfatul Ahwadzi syarah Hadits At-Tirmidzi nomor 1721).

وقد جاء عن حفصة رضي الله عنها زَوْج النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَجْعَلُ يَمِينَهُ لِطَعَامِهِ وَشَرَابِهِ وَثِيَابِهِ وَيَجْعَلُ شِمَالَهُ لِمَا سِوَى ذَلِكَ . " رواه أبو داود رقم 30

Riwayat dari Hafshah ra isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menjadikan kanannya untuk makannya, minumnya, dan pakaiannya, dan menjadikan kirinya untuk hal-hal selain itu. (HR. Abu Daud nomor 30).

Imam Nawawi rahimahullah berkata: Ini adalah kaidah yang terus menerus dalam syara’/ agama, yaitu apa-apa yang termasuk bab terhormat dan mulia seperti memakai baju, celana, slop, masuk masjid, bersiwak, bercelak, memotong kuku, memotong kumis, menyisir rambut, mencabuti bulu ketiak, mencukur kepala, salam dari sholat, membasuh anggota badan dalam bersuci (dari hadas), keluar dari kakus, makan, minum, berjabat tangan, menyalami hajar aswad dan sebagainya, dan hal-hal yang semakna adalah disukai pakai (tangan/kaki) kanan padanya.

Adapun hal-hal yang sebaliknya, seperti masuk kakus/wc, keluar dari masjid, ngupil (ataupun buang ingus) dan istinjak/cebok, melepas baju, celana, slop, dan yang serupa dengannya, maka disukai pakai (tangan/kaki) kiri padanya. Hal itu semua karena mulianya dan terhormatnya kanan, wallahu a’lam. (An-Nawawi, Syarah Shahih Muslim juz 3 halaman 160)

Contoh lainnya, misalnya, kadang secara serempak masyarakat ini diprogramkan untuk tidak menggubris lagi sunnah hingga tak tahu bahwa ada sunnah yang mengajarkannya. Kenyataan yang dialami masyarakat, misalnya, dalam tatacara baris berbaris, dari anak sekolah sampai pegawai dan sebagainya, kalau namanya maju jalan, itu dimulai dengan kaki kiri, bahkan pemimpin barisan biasanya memberi aba-aba dengan berteriak: "Kiri!... Kiri!... Kiri!..." Sehingga "maju jalan" alias melangkah dengan kaki kiri itu menjadi 'sunnah orang Indonesia'. Itulah, salah satu contoh untuk melalaikan sunnah secara sistematis, dan tak menggubris agama. Memangnya kita digerakkan untuk baris ke wc atau kakus? Kenapa digerakkannya dengan kaki kiri? Jahilnya umat Islam Indonesia ini sudah sampai tingkat sangat parah, sampai tidak tahu lagi, ketika minum itu sunnahnya pakai tangan kanan, sedang langkah awal dengan kaki kiri itu untuk masuk ke wc atau kakus. Mereka diarahkan untuk menyelisihi Sunnah, bahkan di sisi lain diseret untuk melakukan kemusyrikan secara beramai-ramai.

7. Memberi cap buruk dan memusuhi dakwah sunnah.

Sudah sampai sedahsyat itu parahnya, sampai tidak tahu bahwa minum itu sunnahnya pakai tangan kanan, sedang kemusyrikan-kemusyrikan itu harus dijauhi tetapi masyarakat justru ditarik-tarik untuk menggalakkannya; namun para pejabat agama dan sebagian ulamanya masih diam dan hanya sibuk dengan urusan mereka. Bahkan tempo-tempo mereka justru bahu membahu kerjasama satu sama lain untuk mengusik sebagian kecil umat yang malakukan dakwah sesuai sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang masih peduli kepada kerusakan yang makin parah ini, lalu diberi cap-cap yang negatif yang memojokkan, bahkan diupayakan agar jadi musuh bersama. Contoh nyata adalah berita berikut ini: swaramuslim.net

Pejabat Departemen Agama Memfitnah Salafi

Oleh Redaksi 23 Apr 2007 - 2:46 pm

Laporan Muhammad Umar Alkatiri

Dakwah Salaf di Batam difitnah Direktur Penerangan Agama Islam Departemen Agama RI, Ahmad Jauhari, di Aula Jayakarta Kantor Wilayah Departemen Agama DKI Jakarta, Kamis 12 April 2007, dalam acara Sosialisasi Lembaga Pendidikan dan Pengamalan Agama (LP2A). Acara itu dihadiri 150-an peserta dari penyuluh agama Islam, Pengurus Forum Komunikasi Majelis Ta'lim, Kepala Seksi Penamas (Pendidikan Agama Islam pada Masyarakat dan Pemberdayaan Masjid). Isi fitnah Ahmad Jauhari antara lain berupa perkataan yang berisi: Tantangan Islam tidak hanya dari luar tapi ada dari dalam juga. Dari dalam ada aliran misalnya Salaf Batam. Salaf Batam ini menganggap orang selain salaf itu halal di-khekh (sambil memperagakan tangan ke leher seperti menggorok leher). Informasi ini, dia katakan, diperoleh dari orang NU (Nahdlatul Ulama). Kemudian Ahmad Jauhari bercerita banyak tentang macam-macam kejahatan lakon manusia di Indonesia.

Contohnya pelacuran, seks bebas, narkoba, bencana dan lain-lain tantangan yang dihadapi umat Islam Indonesia. Sehabis Ahmad Jauhari berpidato, moderator yakni Kabid Penamas Kanwil Depag DKI Jakarta Masruri Haris mempersilakan kepada peserta untuk bertanya. Lantas ada seorang yang bertanya tentang Salaf Batam. Dia menanyakan kepada Ahmad Jauhari, "Apakah benar Salaf Batam menghalalkan darah orang selain Salaf seperti yang Bapak katakan?" Dia minta agar itu diralat dan ditinjau ulang. "Siapa informan yang menginformasikan itu?" Yang bertanya ini mengemukakan, dia punya kawan orang salaf di Masjid Al-Sofwah Lenteng Agung, Jakarta Selatan, alumni Timur Tengah dan alumni LIPIA. Mereka itu, ungkap penanya ini, mengajinya benar, bagus, dan tidak seperti yang dikatakan Bapak. Kemudian dia katakan, punya kawan-kawan pula yang mengaji Al-Qur'an dan Hadits di Masjid Al- Furqon Dewan Dakwah Jakarta Pusat, itu mengajinya juga bagus, tidak seperti yang dikatakan Bapak. Oleh karena itu pernyataan Bapak perlu diralat dan ditinjau kembali serta dicek kembali kepada sumbernya. Setelah ada pertanyaan itu, microphone yang dipegang oleh moderator, langsung diminta oleh Ahmad Jauhari. Guna menjawab pertanyaan penanya itu supaya tidak lupa. Ahmad Jauhari menjawab, "Salaf ini beda dengan Salafi. Kebetulan saja namanya sama. Kalau Salafi itu kan orang generasi terdahulu yang mengikuti ajaran Nabi dan sahabat. Saya ini dulu juga salafi, ujar Ahmad Jauhari." (Namun, Ahmad Jauhari tidak menjelaskan, Salaf yang dia maksud itu seperti apa). Ahmad Jauhari melanjutkan, "Informasi ini saya peroleh dari orang yang sangat bisa dipercaya, dari Prof Ali Mustafa Yaqub," ujarnya. (Ali Mustafa Yaqub adalah orang NU yang aktif di MUI Pusat, pada bulan Februari 2007 ia ke Batam berbicara tentang Salafi, berhadapan dengan Ustadz Yusuf Baisa dari Cirebon, -red.). Ini artinya, Ahmad Jauhari (pejabat Departemen Agama), telah menjadikan orang bermasalah seperti Ali Mustafa Yaqub sebagai sumber informasi tanpa dibuktikan kebenarannya. Perlu ditambahkan di sini, Ali Mustafa Yaqub itu di zaman Presiden Gus Dur dikenal sebaga pendukung Gus Dur terutama dalam hal mau membuka hubungan diplomatik dengan Israel yang selama ini tidak pernah ada, karena Israel adalah zionis. Ali Mustafa Yaqub mendukung hubungan dagang dengan Israel lewat pidatonya dalam satu malam peringatan (Isra' Miraj atau maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, salah satu dari dua itu) yang disiarkan secara nasional lewat televisi dan radio serta media massa lainnya. Akibatnya Ali Mustafa Yaqub banyak dihujat orang terutama ketika berhadapan dengan para da'i. Di antaranya di Klaten Jawa Tengah dan ketika Ali Mustafa Yaqub menatar da'i se Jawa Timur di Masjid al-Hilal Dewan Dakwah Surabaya. Para da'i menghujatnya hingga dia kewalahan. Peristiwa itu terjadi tahun 2000. Adapun gesekan antara Ali Mustafa Yaqub dengan Salafi bisa diingat, bahwa Ali Mustafa Yaqub menulis buku berjudul Hadits- hadits Palsu Seputar Ramadhan, yang terbit tahun 1424H. Dalam buku itu Ali Mustafa Yaqub mengaku: "Kami adalah tidak lebih dari seorang santri pinggiran yang baru belajar hadis kemarin sore." (halaman 85). Tetapi dalam bukunya ini Ali Mustafa Yaqub banyak mencela Ahli Hadits kenamaan abad ini, yaitu Syaikh Nashiruddin Al-Albani yang bukan hanya jadi rujukan Salafi namun sudah masyhur se dunia. Di antara celaan Ali Mustafa Yaqub kepada Syaikh Nashir ini di bukunya itu ada sub judul: Di bawah ketiak al-Albani, Arogansi al-Albani dan sebagainya. Maka dibalaslah oleh Abu Ubaidah dengan buku yang berjudul Syaikh Al-Albani Dihujat, (Pustaka 'Abdullah, Jakarta, Oktober 2005). Di antara pemberi kata pengantar ada yang menguliti Ali Mustafa Yaqub dengan tandas: Saudaraku Ali Mustafa Yaqub di dalam kitabnya tersebut dari mulai halaman 49 sampai akhir kitab (hal. 141) telah melakukan perbuatan-perbuatan tercela —kalau tidak mau dikatakan sangat tercela— di antaranya: Talbis dan tadlis-nya, menghilangkan amanat ilmiyyah, bohongnya, takalluf-nya, taqlid-nya, celaannya terhadap Ulama, kesombongannya di hadapan Ulama, kejahilannya dalam ilmu hadits, kejahilannya dalam fiqih hadits. Membantah dan membodohi dirinya sendiri dengan kata lain Ali Mustafa Yaqub membantah Ali Mustafa Yaqub. (lihat buku Syaikh Al-Albani Dihujat, halaman xxiv, kata pengantar Al-Ustadz Abu Unaisah 'Abdul Hakim bin Amir Abdat). Tampaknya, dalam hal dua gesekan, yang satu tentang dukungan Ali Mustafa Yaqub terhadap Gus Dur yang mau membuka hubungan dengan Israel, dan satunya lagi tentang celaannya terhadap Syaikh Al-Albani itu kini bertambah lagi dengan adanya pengakuan Direktur Penerangan Agama Islam itu tadi.

Kualitas Pejabat yang Membimbing Para Penyuluh Umat Islam.

Mengenai pembicara yakni Ahmad Jauhari, bisa dikemukakan di sini, dia sebelum menjadi Direktur Penerangan Agama Islam adalah Kepala Biro Kepegawaian Departemen Agama Pusat. Dalam pidatonya itu kadang dia berbicara tanpa sumber yang jelas. Contohnya, dia berkata, di Indonesia ini jumlah wanita nakal sebanyak 274.000 orang yang terdaftar. Sedangkan pelanggannya per tahun 10 juta orang. Ketika ada yang bertanya, sumbernya dari mana Pak? Dia jawab, "Jangan tanya, pokoknya ada deh!" Direktur penerangan Agama Islam berada di bawah Dirjen Bimas (Bimbingan Masyarakat) Islam yang sekarang Dirjennya, Dr. Nasaruddin Umar, yang termasuk tim penulis "Ensiklopedi Islam untuk Pelajar" pimpinan Dr. Nurcholish Madjid terbitan PT Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta 2001, yang isinya menjajakan pluralisme agama (menyamakan semua agama) yang menurut Islam merupakan aqidah kemusyrikan. Di antaranya menegaskan: "Pahala bersifat universal, dalam arti berlaku untuk semua umat beragama, tidak hanya umat Islam." (Jilid 4, halaman 117). (swaramuslim.net, Pejabat Departemen Agama Memfitnah Salafi, Oleh : Redaksi 23 Apr 2007 - 2:46 pm, Laporan Muhammad Umar Alkatiri). (Tentang bahaya Ensiklopedi Islam untuk Pelajar susunan Dr Nurcholish Madjid dkk, silakan baca buku Hartono Ahmad Jaiz, Bunga Rampai Penyimpangan Agama di Indonesia, pustaka Al-Kautsar, Jakarta 2007). Dengan demikian, ungkapan bahwa hancurnya Islam itu adalah dari umat Islam sendiri, dalam hal ini tampak nyata, karena bukan sekadar dari umat Islam, tetapi dari sebagian tokohnya. (bersambung, insya Allah)

(Dari buku Hartono Ahmad Jaiz berjudul Nabi-Nabi Palsu dan Para Penyesat Umat, dengan sedikit tambahan dan editing).

Khilafah Islamiyyah Versus The New World Order

Khilafah Islamiyyah Versus The New World Order
Kamis, 19/05/2011 07:35 WIB | email | print

Setiap muslim yang cukup rajin belajar agama, atau yang terlibat dengan pergerakan Islam, umumnya mengenal istilah Khilafah Islamiyyah. Khilafah Islamiyyah merupakan lembaga politik kenegaraan milik ummat Islam yang telah eksis belasan abad sejak Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم memimpinnya pertama kali berbasis di kota Madinah Al-Munawwarah hingga runtuhnya secara resmi khilafah terakhir berupa Kesultanan Utsmani Turki yang bubar pada tahun 1924 atau 1342 hijriyyah.

Dewasa ini dunia Islam terpecah-belah menjadi aneka nation-states (negara berdasarkan kebangsaan) tidak seperti Khilafah Islamiyyah yang menyatukan kaum muslimin dari berbagai bangsa dan wilayah berdasarkan ikatan aqidah kalimat Tauhid لا اله الا الله dan sunnah Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم . Sebenarnya realitas ummat Islam selama belasan abad di bawah naungan Khilafah tidaklah sepenuhnya konstan dalam kebaikan. Ada gradasi yang -perlahan tapi pasti- memperlihatkan suatu dekadensi hingga senanglah kaum kuffar menyaksikan runtuhnya Khilafah dan tercerai-berainya kaum muslimin seperti dewasa ini. Hal ini telah diprediksikan oleh rasulullah صلى الله عليه و سلم lima belas abad yang lalu:

لَيُنْقَضَنَّ عُرَى الْإِسْلَامِ عُرْوَةً عُرْوَةً

فَكُلَّمَا انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ تَشَبَّثَ النَّاسُ بِالَّتِي

تَلِيهَا وَأَوَّلُهُنَّ نَقْضًا الْحُكْمُ وَآخِرُهُنَّ الصَّلَاةُ

Dari Abu Umamah Al Bahili dari Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda: “Sungguh ikatan Islam akan terurai simpul demi simpul. Setiap satu simpul terurai maka manusia akan bergantungan pada simpul berikutnya. Yang pertama kali terurai adalah simpul hukum dan yang paling akhir adalah simpul sholat." (AHMAD - 21139)

Penegakkan hukum Allah سبحانه و تعالى telah mengalami dekadensi dari masa ke masa. Pada babak paling awal penegakkan hukum berlangsung prima karena baik person pemimpin maupun konstitusi Daulah Islamiyyah langsung di tangani oleh Rasulullah Muhammad صلى الله عليه و سلم , teladan utama orang-orang beriman. Kemudian pada babak berikutnya ummat Islam menyaksikan penegakkan hukum yang masih tetap baik –walau tentunya tidak se-prima di masa Nabi صلى الله عليه و سلم - di bawah person pemimpin yang dijuluki al-Khulafa ar-Rasyidun dan konstitusi Khilafah Islamiyyah, terdiri dari para sahabat utama Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhum.

Lalu pada babak selanjutnya penegakkan hukum mulai mengalami masalah karena antara person pemimpin dan konstitusi Khilafah Islamiyyah tidak selalu sinkron. Person pemimpin terdiri dari para khalifah yang dijuluki Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم sebagai para Mulkan ‘Aadhdhon (para penguasa yang menggigit). Namun konstitusi Khilafah Islamiyyah masih baik karena secara formal tetap berlandaskan Islam di mana berbagai urusan dirujuk kepada Allah (Al-Qur’an) dan RasulNya (As-Sunnah). Dalam sejarah dikenal sebagai era berbagai kerajaan Islam, terutama tiga di antaranya yang sangat menonjol yaitu Dinasti Bani Ummayyah, Dinasti Bani Abbasiyyah dan Kesultanan Turki Utsmani. Pada masa yang berlangsung hampir 13 abad itu person pemimpinnya bermasalah, namun konstitusi Khilafah Islamiyyah masih relatif cukup Islami.

Namun sesudah itu masuklah ummat Islam ke dalam babak yang paling kelam dalam sejarahnya di mana baik person pemimpin maupun konstitusi lembaga kenegaraan sungguh bermasalah. Inilah era yang oleh Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم disebut era kepemimpinan Mulkan Jabbriyyan (para penguasa yang memaksakan kehendak). Dan inilah era di mana dunia modern ini berada. Dunia Islam tercabik-cabik ke dalam berbagai nation-states. Tidak ada satu wilayah tunggal ummat Islam yang memberlakukan hukum Allah سبحانه و تعالى . Tidak ada satu blok tunggal kekuatan ummat Islam yang memelihara izzul Islam wal muslimin (kemuliaan Islam dan kaum muslimin). Sedangkan kepemimpin dunia justeru berpindah gilirannya ke tangan kaum kuffar yakni the western civilization, dengan kekuatan kaum yahudi-nasrani sebagai komandannya. Oleh karenanya seringkali disebut juga sebagai the judeo-christian civilization.

Pada babak yang kelam ini dunia berjalan menuju kegelapan karena komandannya tidak memiliki cahaya penerang apapun untuk menunjuki jalan manusia ke arah tujuan semestinya. Malah para pemimpinnya justeru mengajak ummat manusia –termasuk ummat Islam- memasuki lubang biawak kebinasaan di dunia apalagi di akhirat. Persis sebagaimana diprediksikan oleh Rasulullah صلى الله عليه و سلم :

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

قَالَ لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ

شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ

حَتَّى لَوْ سَلَكُوا جُحْرَ ضَبٍّ

لَسَلَكْتُمُوهُ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ

الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ

“Kamu akan mengikuti perilaku/tradisi/sistem hidup orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga kalau mereka masuk ke lubang biawak pun kamu ikut memasukinya.” Para sahabat lantas bertanya, "Apakah yang anda maksud orang-orang Yahudi dan Nasrani, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Siapa lagi (kalau bukan mereka)?" (HR Bukhary 3197)

Tetapi ada suatu pertanyaan mendasar yang perlu diajukan. Mengapa ummat Islam mengikuti perilaku/tradisi/sistem hidup kaum yahudi dan nasrani? Sesungguhnya dekadensi di bidang penegakkan hukum Allah سبحانه و تعالى bukanlah suatu fenomena yang berdiri sendiri. Ia tidak hanya berkenaan dengan hadir-tidaknya person pemimpin yang bermasalah serta berlaku tidaknya konstitusi Khilafah Islamiyyah di dalam tubuh kaum muslimin. Tetapi ia sangat dipengaruhi oleh kondisi kejiwaan dan mental kaum muslimin secara keseluruhannya yang telah dijangkiti suatu penyakit kronis yang telah disinyalir oleh Rasulullah صلى الله عليه و سلم . Penyakit itu bernama al-wahan. Artinya cinta dunia dan takut menghadapi kematian. Dan penyakit ini bukan hanya muncul di tengah kaum muslimin sesudah runtuhnya secara resmi Khilafah Islamiyyah pada tahun 1924. Tetapi bibit-bibit penyakit ini telah hadir sejak lama sebelum hal itu terjadi. Runtuhnya khilafah hanyalah merupakan faktor pemicu yang menyebabkan kian ganasnya virus penyakit al-wahan berkembang di dalam tubuh kaum muslimin seperti yang dapat kita saksikan dewasa ini.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ

عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوشِكُ الْأُمَمُ

أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى

الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ

وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ

بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ

غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ

مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ

وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ

فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ

قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ

Bersabda Rasulullah صلى الله عليه و سلم “Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya.” Maka seseorang bertanya: ”Apakah karena sedikitnya jumlah kita?” ”Bahkan kalian banyak, namun kalian seperti buih mengapung. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit Al-Wahan.” Seseorang bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah Al-Wahan itu?” Nabi صلى الله عليه و سلم bersabda: ”Cinta dunia dan takut akan kematian.” (HR Abu Dawud 3745)

Fihak kaum kuffar pada hakekatnya tidak akan pernah sanggup melakukan apapun terhadap ‘izzul Islam wal muslimin (kemuliaan Islam dan kaum muslimin) andaikan ummat ini benar-benar beriman dan yakin akan janji Allah سبحانه و تعالى berupa ihdal-husnayain (meraih salah satu dari dua kebaikan) yakni ‘isy kariiman au mut syahiidan (hidup mulia di bawah naungan syariat Allah atau menggapai mati syahid).

قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلا مَا كَتَبَ اللَّهُ

لَنَا هُوَ مَوْلانَا وَعَلَى اللَّهِ

فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

قُلْ هَلْ تَرَبَّصُونَ بِنَا

إِلا إِحْدَى الْحُسْنَيَيْنِ

Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal." Katakanlah: "tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali ihdal-husnayain (salah satu dari dua kebaikan).” (QS At-Taubah 51-52)

Dalam kitab tafsir Fathul Qadir dikatakan bahwa makna salah satu dari dua kebaikan ialah:

إما النصرة أو الشهادة

“Atau kemenangan atau mati syahid”.

Sepanjang sejarah Islam fihak musuh senantiasa berusaha menghilangkan gairah kaum muslimin untuk meraih salah satu dari dua kebaikan di atas. Mereka melakukan segala upaya untuk memadamkan semangat perjuangan kaum muslimin. Bayangkan, mereka sampai perlu melansir perang Salib selama dua abad (dua ratus tahun)! Namun ummat Islam semakin diperangi semakin menjadi-jadi semangat berperangnya (baca: hubbul-jihad wa asy-syahadah/ cinta jihad dan mati syahid). Kalimat legendaris yang diucapkan Panglima Khalid bin Walid ra ketika memimpin pasukan Islam yang jauh lebih sedikit jumlahnya daripada pasukan Romawi telah menginspirasi pasukan Islam sepanjang zaman:

جئت بأناس يحبون

الموت كما تحبون الحياة

“Aku datang dengan sejumlah manusia yang mencintai kematian melebihi kalian (hai kaum Romawi) dalam mencintai kehidupan...!”

Akhirnya kaum yahudi-nasrani merubah strategi mereka menghadapi kaum muslimin. Mulailah era al-ghazwu al-fikri (perang ideologis) diterapkan menghadapi kaum muslimin. Mulailah mereka meracuni hati dan fikiran kaum muslimin melalui harta, wanita dan perebutan tahta antara sesama muslimin. Mulailah politik belah bambu alias devide et empera diterapkan. Mulailah berbagai ideologi asing buatan kaum kuffar diperkenalkan dan dipromosikan oleh para orientalis yang belajar Islam untuk dijadikan pembungkus kebusukan berbagai ideologi menyesatkan tersebut. Mulailah mereka memperkenalkan makna-makna baru lagi sesat terhadap berbagai istilah Islam yang sudah lama disepakati pemahamannya oleh kaum muslimin sejak dahulu kala. Akhirnya tersebarlah di tengah ummat Islam makna-makna asing lagi menyesatkan terhadap kata-kata seperti al-jihad fi sabilillah, rahmatan lil ‘aalamiin, dien, ‘ibadah, rabb dan ilah.

Alhasil dekadensi di dalam tubuh ummat Islam tidak hanya terjadi pada bab penegakkan hukum semata. Tetapi dekadensi di berbagai bidang lainnya turut menyempurnakan keruntuhan ‘izzul Islam wal muslimin (kemuliaan Islam dan kaum muslimin). Sehingga kaum kuffarpun akhirnya menikmati buah ketidak-loyalan kaum muslimin terhadap agama Allah سبحانه و تعالى dan sunnah Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم . Maka mulailah babak paling kelam dalam sejarah Islam berlangsung.

Di babak ini kaum yahudi dan kaum nasrani (yang telah ter-yahudi-kan) sangat ingin memastikan bahwa ummat manusia –apalagi ummat Islam- tidak pernah lagi boleh menengok ke belakang. Ummat Islam harus diharamkan berfikir menghidupkan kembali ide Khilafah Islamiyyah. Sebab ia telah menjadi sejarah dan harus tetap tersimpan dalam lembaran sejarah semata. Sementara itu kaum kuffar selanjutnya leluasa mempersiapkan dunia dengan sebuah grand-design yang sudah lama mereka rencanakan berupa ide pembentukan sebuah sistem global tunggal bernama Novus Ordo Seclorum alias the New World Order (tatanan dunia baru). Bahkan secara lebih spesifik namun tersamar kaum yahudi telah mencanangkan bahwa NOS sesungguhnya dibangun dalam rangka menyambut kehadiran sang pemimpin yang mereka nanti-nantikan sejak lama yaitu si mata tunggal alias Ad-Dajjal. Oleh karenanya kita temukan beberapa statement dari para pemimpin mereka seperti misalnya:

Henry Kissinger: "…apa yang dinamakan terorisme di Amerika, tapi sebenarnya adalah kebangkitan Islam radikal terhadap dunia secular, dan terhadap dunia yang demokratis, atas nama pendirian kembali semacam Kekhalifahan."

Pada tanggal 5 Oktober 2005, Menteri Dalam Negeri Inggris, Charles Clarke menyampaikan pidato tentang Perang Melawan Terorisme di The Heritage Foundation (sebuah pusat kajian neo konservatif di Washington DC ). Dimana dia menyatakan:

"Apa yang mendorong orang-orang itu adalah ide-ide. Dan berbeda dengan gerakan kebebasan di era pasca Perang Dunia II di banyak belahan dunia, ide-ide itu bukanlah untuk menggapai ide-ide politik seperti kemerdekaan nasional dari penjajahan, atau persamaan bagi semua penduduk tanpa membedakan suku dan keyakinan, atau kebebasan berekspresi tanpa tekanan totaliter. Ambisi-ambisi itu adalah, paling tidak secara prinsip, bisa dirundingkan dan dalam banyak hal telah dimusyawarahkan. Namun, tidak ada perundingan bagi pendirian kembali Khilafah; tidak ada perundingan bagi penerapan Hukum Syariah; dan tidak ada perundingan tentang penindasan atas persamaan antara laki-laki dan perempuan; tidak ada perundingan untuk mengakhiri kebebasan berbicara. Nilai-nilai itu adalah sangat fundamental bagi peradaban kami dan tidak dimungkinkan adanya perundingan."

Dalam pidatonya di awal bulan November 2005 George Bush Jr menyatakan bahwa kaum militant sedang berusaha untuk mendirikan sebuah "kekaisaran Islam radikal":

"Ide membunuh dari kaum Islam radikal adalah tantangan yang besar di abad baru kita. Sama seperti ideology komunisme, musuh kita yang baru ini mengajarkan bahwa individu yang tidak berdosa bisa dikorbankan untuk bisa menjalankan visi politik. Kaum militan percaya bahwa mereka dapat menyatukan kaum muslimin dengan cara menguasai Negara, sehingga dengan cara itu mereka menumbangkan semua pemerintahan moderat di wilayah dan mendirikan sebuah kekaisaran Islam yang membentang dari Spanyol hingga Indonesia."

Sedangkan berkenaan dengan NOS, kita temukan suatu pernyataan dari Bush Senior di tahun 1991 yang ternyata dibuktikan sebaliknya pada dekade berikutnya. Pernyataannya di antaranya sebagai berikut:

“Until now, the world we’ve known has been a world divided – a world of barbed wire and concrete block, conflict and cold war.

Now, we can see a new world coming into view. A world in which there is the very real prospect of a new world order. In the words of Winston Churchill, a "world order" in which "the principles of justice and fair play ... protect the weak against the strong ..." A world where the United Nations, freed from cold war stalemate, is poised to fulfil the historic vision of its founders. A world in which freedom and respect for human rights find a home among all nations.

The Gulf war put this new world to its first test, and, my fellow Americans, we passed that test.”

Jelaslah bahwa para pendukung the New World Order memiliki agenda yang sangat berbeda –bertentangan lebih tepatnya- dengan kaum muslimin yang faham dan bangga akan sejarahnya. Tidak ada muslim-mukmin yang bisa melupakan masa lalunya. Sebab kendati Khilafah Islamiyyah sudah tiada, namun karena ia telah berlangsung belasan abad sulit untuk begitu saja dilupakan. Sedangkan hegemoni Novus Ordo Seclorum alias Sistem Dajjal belum ada seabad. Dan para pengusung sistem batil ini masih berjuang keras memastikan dan memuluskan eksistensinya. Mereka sangat khawatir jika sebelum pemimpin mereka datang, yakni Ad-Dajjal, ummat Islam keburu bangun kembali dari tidur mereka dan bergerak bangkit mewujudkan kembali Khilafah Islamiyyah yang diyakini berlandaskan Kitabullah Al-Qur’anul Karim dan As-Sunnah An-Nabawiyyah.

Bagi muslim-mukmin yang sadar, maka urusan tegaknya kembali Khilafah Islamiyyah bukanlah sekedar mengenang kembali nostalgia masa lalu. Urusan ini berkaitan erat dengan iman dan keyakinan akan janji Allah سبحانه و تعالى yang tidak pernah berdusta serta prediksi Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم mengenai skenario Akhir Zaman yang tidak pernah meleset. Betapapun tampak digdayanya kekuatan kaum kuffar barat, kaum yahudi-nasrani serta para antek kaki-tangan mereka dari sebagian kaum musyrikin dan munafikin yang telah berhasil mereka rekrut dengan kebijakan stick and carrot.

Urusan siapa yang Allah سبحانه و تعالى izinkan memimpin dunia adalah urusan giliran. Ada kalanya Allah سبحانه و تعالى percayakan kepada kaum beriman dan ada kalanya dipercayakan kepada kaum kuffar. Dewasa ini giliran sedang Allah سبحانه و تعالى serahkan kepada kaum kuffar. Ummat Islam wajib bersabar dan melipat-gandakan kesabaran. Kesabaran untuk terus menyempurnakan persiapan diri, keluarga dan ummat di berbagai bidang, sejak dari bina al-iman wa at-tauhid hingga bina ad-da’wah wa al-jihad. Kesabaran untuk tidak mudah tergoda oleh rayuan pengusung NOS yang membujuk ummat Islam untuk memandang baik berkompromi dan kerja-sama dengan NOS guna memelihara nilai-nilai Sistem Dajjal. Kesabaran untuk tidak terjerembab ke dalam berbagai fitnah zaman yang telah meliputi segenap aspek kehidupan manusia. Fitnah yang telah meliputi aspek ideologi, politik, sosial, budaya, ekonomi, militer, pendidikan, hukum, kesehatan, informasi dan lain-lainnya.

Babak ini boleh jadi merupakan babak di mana ummat Islam sedang babak belur, tetapi ia bukan alasan untuk membiarkan diri mengembangkan defeated mentality (mental pecundang) sehingga kemenangan kaum kuffar sedemikian menyilaukan sehingga seorang muslim menggunakan kaedah if you can’t beat them, then you join them (jika kamu tidak dapat mengalahkan mereka, maka bergabung sajalah dengan mereka). Sehingga kita mendengar mereka yang sedemikian rupa tersilaukan melihat kedigdayaan kaum kuffar tega secara terang-terangan mengungkapkan hilangnya kepercayaan diri terhadap perlunya institusi Khilafah Islamiyyah. Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji”uun. Padahal Rasulullah صلى الله عليه و سلم dengan jelas menyatakan bahwa sesudah babak yang penuh fitnah ini, niscaya Allah سبحانه و تعالى akan izinkan tegaknya kembali Khilafah Islamiyyah berdasarkan manhaj Kenabian.

تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ

مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ

ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا

ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ

النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ

أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا

إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا

ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا

فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ

أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا

إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا

ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً

فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ

أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا

إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا

ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ

النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ

”Akan berlangsung nubuwwah (kenabian) di tengah-tengah kalian selama kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya (berakhir) bila Dia menghendaki untuk mengakhirinya. Kemudian berlangsung khilafah menurut manhaj kenabian selama kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya bila Dia menghendaki untuk mengakhirinya Kemudian berlangsung para Mulkan ‘Aadhdhon (para penguasa yang menggigit) selama kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya bila Dia menghendaki untuk mengakhirinya Kemudian berlangsung kepemimpinan Mulkan Jabbriyyan (para penguasa yang memaksakan kehendak) selama kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya bila Dia menghendaki untuk mengakhirinya Kemudian akan berelangsung kembali khilafah menurut manhaj kenabian. Kemudian beliau berhenti”. (AHMAD - 17680)

Boleh jadi Allah سبحانه و تعالى tidak izinkan kita mengalami hidup di bawah naungan Khilafah Islamiyyah. Yang paling penting ialah memastikan diri dan keluarga kita menjadi bagian dari ummat islam yang dipercaya Allah سبحانه و تعالى untuk turut serta mempersiapkan dan memperjuangkannya di atas jalan yang lurus dan benar. Bukan malah menjadi bagian dari mereka yang justeru turut melestarikan dan memandang final The New World Order yang sejatinya merupakan Sistem Dajjal dalam rangka menyambut kedatangan si puncak fitnah, yakni Ad-Dajjal. Wa na’udzu billaahi min dzaalika...!

Kamis, 12 Mei 2011

Ada Apa dengan Negara Islam?

Ada Apa dengan Negara Islam?
Rabu, 11/05/2011 09:16 WIB | email | print

Islam datang untuk melepaskan manusia dari berbagai bentuk belenggu perbudakan, perhambaan, dan penjajahan. Perbudakan ini bisa dilakukan oleh manusia terhadap manusia lainnya, negara terhadap rakyatnya, dan oleh suatu negara terhadap negara lainnya.

Islam datang untuk menegakkan keadilan, bahwa tidak ada manusia yang merasa berhak untuk menjadi mulia, agung dibanding manusia lainnya, selain dari ALLAH yang menetapkan kemuliaan itu berdasarkan kadar takwa manusia itu sendiri. Islam datang untuk menyadarkan manusia bahwa satu-satunya yang pantas disembah hanyalah ALLAH, karena Dia lah Yang Maha Adil, Dia lah yang Maha Bijaksana, dan Dia lah Yang Maha Raja, Pemilik semesta alam raya ini.

Negara Islam adalah negara yang menjadikan Islam sebagai nafasnya. Hukum nya bukanlah aturan-aturan yang dibuat berdasar hawa nafsu, sehingga berlaku untuk sebagian manusia namun sebagian yang lain terhindar darinya. Hukum tertingginya adalah pedoman cara hidup yang tidak ada keraguan di dalamnya, tidak bengkok, memuat penjelasan terperinci untuk segenap manusia, yaitu Al Quran dan Sunnah.

Negara Islam adalah negara yang menjamin setiap hak hidup kaum minoritas sebagaimana mereka menjamin hak mayoritasnya. Keadilannya terang-benderang, meliputi setiap manusia yang hidup dalam naungannya.

Sudah sepatutnya bagi setiap muslim untuk menunjukkan keislamannya dengan terang dan tegas. Terlebih di negeri ini yang benihnya tumbuh dengan siraman darah para syuhada, maka tidak ada alasan bagi setiap muslim untuk kemudian menyembunyikan identitas keislaman mereka. Seorang muslim yang beriman, tidaklah memiliki cita-cita yang lebih mulia selain menegakkan kalimat ALLAH di tempat di mana kakinya berpijak. Ia bercita-cita bisa menghirup nafas tauhid, bersih dari segala racun kemusyrikan, merdeka untuk tidak lagi diperbudak dalam bentuk apapun, dan tegaknya keadilan tanpa kompromi pada berbagai bentuk kezaliman.

Negara Islam adalah keniscayaan perjuangan bagi setiap muslim, karena tidaklah dapat dikatakan ia berislam secara total bila ia mengambil sebagian dan berpaling pada bagian yang lain, kecuali bila ia memilih menjadi sedemikian karena merasa aman dari pertanggungjawaban di hadapan ALLAH kelak. Untuk orang-orang yang memilih cara hidup sedemikian, maka hendaknya mereka menyebut diri mereka sendiri part-time moslem.

Sungguh aneh di dunia ini ada saja orang-orang yang merasa bahwa bumi ini milik mereka, negara adalah lahan yang mereka perebutkan simpanannya, kepentingan orang banyak adalah bahan gurauan mereka, dan agama hanya menjadi bahan perdebatan dan makar mereka. Tetapi alangkah lebih mengherankan, jika orang-orang seperti ini bertebaran di setiap negeri Islam. Nama mereka muslim. Lidah mereka fasih mengutip kitab suci. Tetapi sayang hanya sebatas itu. Mereka sudah terbiasa untuk membius darah mereka dengan harta haram. Akal dan suara hati nurani tertutup oleh nyanyian ribut dan nyaring hawa nafsu mereka. Mereka adalah makhluk melata pengkhianat. Mereka hidup dari menghisap manusia-manusia lain yang mereka anggap lemah. Mereka berlindung di balik setiap aturan dan hukum mainan mereka. Mari kita mengenal karakter mereka yang dijelaskan secara rinci oleh Al Quran.

“Dan di antara manusia ada yang berkata,“Kami beriman kepada ALLAH dan Hari Akhir”, padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman. Mereka menipu ALLAH dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ALLAH menambah penyakitnya itu, dan mereka mendapat azab yang pedih karena mereka berdusta. Dan apabila dikatakan pada mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi!” Mereka menjawab,”Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.” Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari. Dan apabila dikatakan kepada mereka,“Berimanlah kamu sebagaimana orang lain telah beriman!” Mereka menjawab,“Apakah kami akan beriman seperti orang-orang yang kurang akal itu beriman?” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang kurang akal, tetapi mereka tidak tahu. Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman, mereka berkata,“Kami telah beriman.” Tetapi apabila mereka kembali kepada setan-setan (para pemimpin) mereka, mereka berkata,“Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya berolok-olok.”(Q.S.Al Baqarah: 8-14)

Sungguh panjang lebar Al Quran menceritakan karakter makhluk melata ini, dan bagaimana akhir segala tindak tanduk mereka terhadap umat. Orang-orang beriman tidak perlu terlalu gusar dengan sikap para makhluk melata ini. ALLAH yang akan mengurus mereka. Setiap gerak-gerik dan siasat mereka tanpa disadari akan mengubur mereka sendiri. Orang-orang inilah yang ditelan dengan sendirinya oleh sejarah.

Tetaplah setiap orang-orang beriman fokus pada perjuangan mereka untuk menegakkan Islam di muka bumi ini. Islam adalah Dien dan Daulah. Sungguh setiap badai yang menerpa hanya menyapu puing-puing yang rapuh, dan setiap yang berakar kokoh akan tetap tegak. Berjuanglah untuk mengembalikan 'izzah umat ini. Bersihkan hati dari segala penyakit. Bersihkan amal dari segala perbuatan yang dibenci ALLAH namun telah diperindah setan hingga kita terpedaya untuk melakukannya.

Ketika segenap para penjajah dan pengikut mereka hendak menghapus kata jihad dalam kitab kita, maka pahatlah kata ini di hati kita, alirkan saripatinya dalam darah kita, kobarkan apinya di sorot mata kita ketika berhadapan dengan para penjajah tersebut. Ketika manusia-manusia sombong hendak mengada-ngadakan kitab suci baru bagi umat ini, maka teruslah genggam Kitabullah ini, berpikirlah dengannya, bicaralah dengannya, beramallah dengannya, dan matilah dalam keadaan berakrab dengannya.

Saksikanlah, kami adalah muslim. Islam adalah pilihan hidup kami. Islam adalah negara kami. Islam adalah hidup dan mati kami. Sesiapa yang hendak bermain-main dengan Islam, dengan sendirinya akan berhadapan dengan kami.

Profil penulis : Ibnu Kahfi Bachtiar, guru di Universitas Maritim Raja Ali Haji

Komentar Anda? ( Komentar Masuk : 5 )

Rabu, 11 Mei 2011

Pesan Usamah Bin Laden dan Perjuangan Palestina

Pesan Usamah Bin Laden dan Perjuangan Palestina
Senin, 09/05/2011 09:28 WIB | email | print

Palestina sampai akhir zaman tetap menjadi "epicentum" (pusat) konflik di dunia. Palestina tempat lahir para Nabi, dan lahirnya agama-agama. Palestina terdapat agama-agama besar dunia, diantaranya Islam, Kristen, dan Yahudi. Palestina menjadi pusat konfllik antara agama. Terutama Islam melawan agama pagan, yaitu Yahudi dan Nasrani. Perang Salib berulang kali terjadi memperebutkan kota Jerusalem. Sekarang Jerusalem di bawah pendudukan Yahudi.

Sejak tahun 1948, berdiri negara Israel, dan didahului dengan pengusiran dan penghancuran penduduk Palestina, terus berlangsung sampai hari ini. Entah berapa juta penduduk Palestina yang terusir dan dibunuh Israel? Israel yang mula-mula hanya berjumlah kurang dari 100.000 jumlahnya, sekarang Israel sudah berpenduduk 7 juta jiwa. Mereka yang dahulunya diaspora, sekarang berbondong-bondong masuk Israel, dan mengubah Palestina menjadi negara Yahudi, secara sistematis.

Israel berusaha melikwadasi penduduk Palestina dan negara Palestina, hanya sebatas menjadi penduduk jajahan, yang tidak memiliki apa-apa. Mereka sangat dibatasi hak-hak dasar mereka. Tetap, Israel bukan hanya menghancurkan bangunan-bangunan, seperti rumah dan tempat tinggal, serta ladang dan ternak mereka, tetapi mereka menghancurkan masjid-masjid, dan bahkan ada masjid yang dirubah menjadi tempat maksiat.

Masalah mendasar lainnya, pemerintahan pendudukan Israel melarang umat Islam, terutama kaum mudanya pergi ke masjid Al-Aqsha yang menjadi tempat beribadah umat Islam dan menjadi kiblat pertama umat Islam, tetapi sekarang aparat keamanan Israel sangat membatasi umat Islam masuk ke masjid al-Aqsha. Baruck Goldstien, seorang Yahudi asal Australia pernah membakar bangunan kubah masjid al-Aqsha. Sekarang ada usaha-usaha sistematis Israel merobohkan masjid al-Aqsha, dan menggali pondasinya. Israel ingin merobohkan masjid al-Aqsha, dan menggantinya dengan kuil Sulaeman.

Sekarang bersamaan perubahan politik di dunia Arab, dua entitas politik Hamas dan Fatah rujuk, dan dijembatani oleh Mesir. Inilah perubahan penting di dunia Arab. Hamas dan Fatah rujuk, yang selama ini terlibat konflik, dan sengaja konflik itu dikelola oleh Israel, yang tujuannya untuk melemahkan perjuangan umat Islam Palestina.

Dua entitas politik Hamas dan Fatah berusaha membangun pemerintahan baru, pemerintahan yang merupakan perwujudan antara Hamas dan Fatah dengan tujuan mencapai negara Palestina merdeka. Ini sesuatu tidak mudah. Pasti Israel dan Amerika Serikat, dan kekuatan Yahudi internasional tidak akan membiarkan bersatunya kekukatan Hamas dan Fatah.

Amerika Serikat dan atas permintaan anggota Kongres (DPR) akan membekukan bantuan mereka kepada Fatah. Amerika Serikat juga menolak untuk memberikan pengakuan terhadap Palestina yang merdeka. Ini artinya Amerika Serikat akan mendukung Israel untuk melanggengkan penjajahan Israel atas Palestina.

Usamah bin Ladin memperingatkan dalam rekaman terakhir audionya yang direkam sebelum dibunuh oleh pasukan komando Amerika, bahwa tidak akan ada keamanan bagi AS sebelum Palestina hidup dalam keamanan, sebuah situs Jihadis melaporkan Minggu kemarin (8/5).

Mengomentari Presiden AS Barack Obama, Bin Ladin berkata: "Amerika tidak akan dapat bermimpi mendapatkan keamanan sampai saudara kami hidup dalam keamanan di Palestina. Ini tidak adil bahwa anda hidup dalam damai sementara saudara-saudara kami di Gaza hidup dalam ketidakamanan."

+++

Dengan ini rubrik dialog sebelum kami tutup. Kami menyampaikan terima kasih ata partisipasi para pengunjung.

Terbongkarnya Kedok Yahudi di Jakarta

Terbongkarnya Kedok Yahudi di Jakarta
Rabu, 11/05/2011 11:46 WIB | email | print

Teka-teki itu terjawab. Selama ini menjadi sangat sulit memahami. Kemana arah gerakan yang mengusung ideologi plurasime?

Para penganut ideologi pluralisme itu mula-mula hanya menginginkan kebebasan beragama. Mereka menuntut setiap paham agama itu, diberi ruang hidup secara bebas di Indonesia. Tidak ada restriksi atau pembatasan. Termasuk adanya undang-undang yang mengatur keberadaan agama di Indonesia.

Gerakan yang mendapatkan dukungan media massa, lembaga swadaya internsional, dan pemerintahan Barat, berusaha dengan sangat gigih, memperjuangkan paham pluralisme di Indonesia. Mereka menggunakan segala kemampuan dan kekuataan yang mereka miliki, agar paham pluralisme itu eksis, dan kemudian mereduksi agama mayoritas di Indoensia, yaitu Islam.

Makanya, mereka berlindung dibalik baju pemerintah yang sekarang sedang getol-getolnya memerangi "terorisme". Mereka - penganut pluralisme sekarang meniupkan dengan sangat keras tentang ancaman radikalisme, ekstrimisme, dan fundamentalisme. Kaum pluralis dengan menggunakan media yang ada, terus melakukan kampanye tentang ide-ide kotor, yang ingin mereduksi secara total nilai-nilai Islam dalam kehidupan kaum Muslimin.

Tetapi, sekarang semua menjadi sangat terang benderang, para pengusung gerakan pluralisme itu, hanyalah alat, dan menjadi "brokers", yang tujuannya hanyalah untuk melegalkan agama dan komunitas Yahudi di Indonesia.

Mereka menginginkan agar pemerintah melegalkan agama dan komunitas Yahudi Indonesia. Di mana selama ini, aktivitas mereka tertutup, dan selalu menggunakan berbagai "cover" untuk menutupi gerakan mereka.

Gerakan pluralisme yang menginginkan pemerintah memberikan pengakuan dan hak yang sama setiap agama, hanyalah "prolog" (mukaddimah) dari gerakan yang lebih besar, yang tujuannya ingin menjadikan agama Yahudi dan para pengikutnya di Indonesia menjadi legal.

Dengan semakin mencairnya sikap umat Islam terhadap berbagai ideologi dan agama, maka itu menjadi peluang akan legalisasi terhadap agama Yahudi dan para pendukungnya di Indonesia.

Gerakan pluralisme itu, sudah menyusup ke seluruh Ormas Islam, dan ada tokohnya, yang memperjuangkan secara permanen dan terus menerus paham dan ideologi pluralisme itu. Gerakan ini mendapatkan angin saat Abdurrahman Wahid menjadi presiden, dan dilanjutkan oleh "Wahid Institute", yang terus menggelorakan tentang pluralisme di Indonesia.

Esensi gerakan pluralisme itu, bukan hanya ingin mereduksi agama Islam, tetapi gerakan ini juga ingin menjadikan agama Yahudi sebagai "centrum" (pusat) dari semua agama, karena pandangan agama Yahudi, yang sangat rasis itu.

Dengan menelanjangi agama Islam, dan dengan ide-ide semua agama sama, kebebasan agama, dan toleransi agama, maka dititik inilah masuk agama Yahudi dan para pengikutnya, dan kemudian melakukan kooptasi terhadap semua agama dan ideologi yang ada di Indonesia.

Sekarang langkah-langkah deterent dan deideologisasi, khususnya terhadap paham agama, khususnya Islam, karena Islam akan menjadi batu sandungan bagi masuknya agama Yahudi di Indonesia.

Mereka menggunakan 'trik-trik' politik, yang akan membuat kalangan pemeluk Islam kehilangan sikap "sajaah" (keberanian) untuk menyatakan dirinya sebagai Muslim. "Isyhadu bi anna muslimin". Mereka melucuti umat Islam dengan sederet isu yang sengaja mereka semburkan. Teroris, ekstrimis, fundamentalis, dan radikal. Dengan gempuran yang mereka lakukan melalui media itu, mentalistas umat Islam menjadi ciut nyalinya, dan kemudian mereka melenggang untuk mendirikan agama Yahudi di Indonesia.

Sabtu depan, 14 Mei, 2011, rencananya akan berlangsung peringatan ulang tahun atau peringatan hari kemerdekaan Israel di Jakarta. Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana ini bisa berlangsung di negeri yang mayoritas penduduk beragama Islam?

Sementara itu, Israel berdiri menjadi sebuah negara, tak lain melalui pengusiran, penghancuran, dan pembunuhan terhadap rakyat Palestina.

Berulang kali terjadi pembantaian terhadap rakyat Palestina. Jumlahnya tidak sedikit. Mereka yang tewas dibunuh milisi Yahudi di Palestina. Jutaan orang yang diusir ke negara-negara lain, dan tanah kelahiran mereka dirampas. Kemudian, diduduki dan dijadikan negara yang bernama Israel.

Terakhir umat Islam disuguhi Israel sebuah episode tragedi kemanusiaan yang tiada taranya, yaitu berlangsungya genoside terhadap muslim Palestina Gaza, saat invasi militer Israel terhadap Gaza, bulan Januari 2010.

Hari-hari ini, rakyat Mesir, Jordania, Suriah, dan Arab lainnya, sedang mempersiapkan peringatan "Nakba". Peringatan yang memperingati pengusiran dan pembantaian yang dilakukan Yahudi di Palestina.

Israel juga secara sistematis berusaha menghancurkan Masjidil Aqsha, dan menggali torowongan di bawahnya. Kejahatan yang dilakukan Israel tidak akan pernah berhenti terhadap rakyat Palestina. Kejahatan yang tiada taranya, yang hanya bisa disamai oleh Hitler.

Selama ini, kaum Muslimin hanya menjadi objek dan tertuduh sebagai teroris, fundamentalis, ekstrimis, pelaku kekerasan. Tetapi, kenyataannya umat Islam yang selalu menjadi korban kaum rasis Yahudi-Israel.

Mereka terus berkampanye bahwa umat Islam itu selalu diidentikkan dengan pelaku kekerasan. Tetapi, sejatinya sejak dahulu kala, sampai saat ini yang paling banyak membunuh ummat Islam adalah kaum Yahudi dan Nasrani.

Mengapa umat Islam berdiam diri membiarkan dirinya terus menerus didzalimi secara kejam oleh mereka yang selalu meneriakkan pluralisme, kebebasan beragama, toleransi agama, inklusivisme?

Mereka itu sejatinya gerakan yang haus darah umat Islam. Di mana saja mereka menumpahkan darah umat Islam dengan menggunakan tangan orang lain. Tak layak orang beradab memperingati kemerdekaan Israel. Wallahu'alam.





Editorial Lainnya

* Dapatkah Demokrasi Menjadi Obat Mujarab Melawan Terorisme?
Selasa, 10/05/2011 11:41 WIB
* Genderang Perang Amerika Serikat Terhadap Teroris Berlanjut
Senin, 09/05/2011 10:18 WIB
* Pancasila Sudah Tamat?
Jumat, 06/05/2011 09:58 WIB
* Lelaki Hidup dan Matinya Sangat Ditakuti AS
Rabu, 04/05/2011 07:33 WIB
* Siapa Paling Berkepentingan Dengan Kematian Usamah?
Senin, 02/05/2011 11:16 WIB
* Teroris, Bom Bunuh Diri, NII, dan Pemilu 2014
Kamis, 28/04/2011 14:35 WIB
* Mari Lupakan Kasus Utama Gayus Tambunan
Rabu, 27/04/2011 11:00 WIB

(Arsip) (Ke Atas)
Editorial
membuka hati dan pikiran kita



787Share

* Terbaru
* Terpopuler
* Terkait



* Yang Terjatuh, Genggamlah Jemari Mereka
* Erdogan Resmi Umumkan Proyek, Pembangunan Dua Kota Baru di Dekat Istambul
* Mursyid Ikhwan: Jurnalis Sekuler Turut Hasut Kerusuhan Sektarian di Mesir
* Irak: Sisa Pasukan AS Harus Segera Hengkang Akhir 2011
* Perayaan HUT Israel di Jakarta di Tempat Terbuka
* Empat Ledakan Besar Terdengar di Ibukota Libya Tripoli
* Survei: Bagaimana Rakyat Palestina Memandang Sosok Usamah Bin Ladin

* Perayaan HUT Israel di Jakarta di Tempat Terbuka
* Erdogan Resmi Umumkan Proyek, Pembangunan Dua Kota Baru di Dekat Istambul
* Usamah Bin Ladin Tulis Buku Harian?
* Survei: Bagaimana Rakyat Palestina Memandang Sosok Usamah Bin Ladin
* Terbongkarnya Kedok Yahudi di Jakarta
* 26 Penyebab Merajalelanya Kesesatan di Indonesia (4)
* Kisah Keteguhan Istri Bin Ladin: "Saya Lebih Memilih Syahid Bersama Anda"

* Perayaan HUT Israel di Jakarta di Tempat Terbuka
* Hamas Israel Persiapan Diri Untuk Lakukan Serangan ke Yerusalem
* Israel Berusaha Perbanyak Perumahan Yahudi di Yerusalem Timur
* Gila Hari Kemerdekaan Israel akan Digelar di Jakarta
* Menteri Israel Usulkan Studi Wisata ke Masjid Ibrahimi untuk Pelajar Yahudi
* Pancasila Sudah Tamat
* Rabbi Yahudi dari Neturai Karta Lakukan Aksi Bakar Bendera Israel di Yerusalem


PELUANG

* Hape Quran
Harga diskon.Fitur Quran, Hadits, Tafsir, Haji, Facebook, Twitter, YM, dll
www.HapeQuran.com
* Nur Az Islamic Town House
Bonus Umroh
www.nur-az.com
* Anak Shalih Berasal dari Orang Tua Shalih
Mari jadi Ayah & Ibu Yang Lahirkan Generasi Shalih Program Sekolah Pengasuhan Anak (PSPA)
iklan.eramuslim.com
* Ensiklopedia Mukjizat Al-Quran dan Hadis
Buku Dasyat Pilihan Referensi Ungkap Fakta, Raih Hidayah, Perkuat Iman
www.maqdispedia.com
* 8 Jam Bisa Menterjemah Al-Quran
Metode Mudah & Sistematis, Bisa untuk Belajar Otodidak
www.PaketGranada.com
* RUMAH DIJUAL (CEPAT)
Lokasi Depok, SHM, Bebas Banjir, Akses mobil.
iklan.eramuslim.com
* Grosir Jilbab dan Perlengkapan Muslimah
Dapatkan Koleksi Model Jilbab Terbaru, Unik, Elegan dan Berkualitas.
www.nadirahouse.com
* Herbal kanker, Herbal Diabetes, Herbal Vitalitas
Dapatkan! Terbukti Halal Berkhasiat, Insya Allah.
www.herbalbaik.com
* Kesempatan Jadi Agen Produk Distro Terbaik
www.id-distro.com
* Busana Muslim
Peluang bisnis online busana muslim, jilbab dan baju anak. Tanpa modal dan produk ready stok.
www.muslimgaleri.com
* Indo Islamic Store
Toko Muslim Online Terlengkap & Terpercaya, Menjual Ke Seluruh Indonesia & Luar Negeri
www.indoislamicstore.com
* Baju Muslim
Baju dan Busana Muslim Kualitas Butik Harga Miring
busanabajumuslim.com
* Mari Bantu Cetak Penghapal Al Qur'an di Rumah Al Qur'an
Menerima Wakaf Tunai Untuk Wakaf Tanah Al-Qur'an Rp. 200.000/M2
* Travel Haji Plus Dan Umroh Prima Saidah
Melayani calon jamaah dari seluruh Indonesia. Dapatkan diskon khusus untuk pasutri
http://smsplus.blogspot.com
* Goldgamat Membantu Menyembuhkan Penyakit
Insya Allah sembuh untuk penyakit diabetes, asam urat, kholesterol, lupus, kulit, dll
http://goldgamat.com
* Busana Muslim
Dapatkan koleksi Busana Muslim wanita terlengkap yang paling uptodate
www.tanah-abang.com
* Revolusi Metode Tahfizul Quran For Kids
Jadikan Anak Anda Seorang Hafidz Secara Cepat & Ceria
www.fahimquran.com
* Baju Muslim Gratis
Beli Baju Muslim Gratis Bros, Jilbab, Gamis. Mukena 29 rb, Gamis 44 rb.
www.busanatanahabang.com
* Jasa Pengurusan Ijin Usaha
PT, CV, Perorangan, DLL
* CARA MUDAH BISNIS PULSA
1 chip untuk semua, 24 jam, bukan MLM
www.kadopulsa.com
* WebHosting Cepat Murah Berkualitas
Mulai Rp 10rb per bulan.
www.tendaweb.com





*
*
*
*

Kartu Kredit iB: Sesuai Syariah, Bisa Dipakai Di Seluruh Dunia
Salah satu ciri dari gaya hidup modern adalah serba cepat dan efisien. Misalnya saja penggunaan kartu sebagai alat pembayaran, sudah menjadi kebutuhan masyarakat modern sebaga...

KPM iB: Pembiayaan Kepemilikan Mobil/Motor iB
Memiliki mobil atau motor saat ini bukan lagi sekedar masalah gengsi. Bagi sebagian orang terutama di kota-kota besar, mobil/motor adalah alat transportasi penting yang masuk ...

KFHMB Luncurkan Layanan CMS
Kuwait Finance House Malaysia Berhad (KFHMB), bank syariah pertama asing di negara Malaysia ini meluncurkan Cash Mangement Solution (CMS). Sebuah produk portal online yang dir...

Pertumbuhan Perbankan Syariah Riau Makin Tinggi
Pertumbuhan industry perbankan syariah Riau semakin tinggi. Ini terlihat dari pertumbuhan baik aset , Dana Pihak Ketiga (DPK) maupun pembiayaan. Hal tersebut disampaikan oleh ...





Education Corner
Ketika Sekolah Ideal Itu Kudapatkan

Sangat susah mencari sekolah ideal. Dimana-mana sekolah menawarkan yang terbaik, dan setiap sekolah ternyata setelah dikaji ulang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Dompet Peduli Kemanusiaan
3 Lembaga Kesehatan Bersatu Layani Dhuafa

Tiga lembaga pelayanan kesehatan gratis untuk kaum dhuafa (LKC Dompet Dhuafa Ciputat, Rumah Sehat Masjid Agung Sunda Kelapa (RS-MASK) Jakarta Pusat dan RSI Sari Asih Ar Rahmah, Kota Tangerang) sepakat untuk saling melengkapi pelayanan guna memudahkan para dhuafa mendapatkan akses pelayanan kesehatan gratis secara optimal.

Dompet Peduli Kemanusiaan
Evaluasi, Tajamkan Kualitas Profesionalitas

EVALUASI adalah sebuah keniscayaan untuk kesuksesan mencapai tujuan. Momen evaluasi juga jadi momen belajar dari pengalaman. Dari sini bisa diambil pelajaran untuk merapikan kembali barisan dalam upaya mencapai tujuan.