Sabtu, 24 Desember 2011

Fenomena Riya dan Sum'ah

Fenomena Riya dan Sum'ah

Rabu, 14/12/2011 08:02 WIB | Arsip | Cetak

Agar seorang Muslim mengetahui posisinya dalam riya dan sum'ah, hendaknya dia memahami betul fenomena atau tanda-tandanya, yaitu antara lain:

1. Giat bekerja dan melipatgandakan tenaganya jika mendapat pujian atau sanjungan, dan malas atau cenderung mengurangi amal, jika mendapat celaan dan kecaman. Juga apabila sedang bersama-sama dengan orang lain cenderung mengurangi amal, ketika ia seorang diri atau jauh dari pantauan orang lain.

Terhadap ciri ini, Sayyidina Ali ra pernah bertutur, "Ada beberapa tanda bagi orang yang berlaku riya, yakni malas ketika seorang diri, tetapi akan sangat rajin ketika sedang bersama orang banyak. Bertambah amalnya, jika mendapat pujian dan berkurang amalnya jika mendapat celaan". (Kitab Ihya Ulumuddin, al-Gazali, 3/298)

2. Menjauhi larangan-larangan Allah jika bersama manusia dan melanggar larangan-larangan-Nya, jika ia seorang diri dan jauh dari penglihatan manusia.

Rasulullah shallahu alaihi wassalam bersabda:

"Aku akan mengetahui beberapa kaum dari umatku yang datang pada hari kiamat dengan membawa kebaikan laksana pegunungan yang tinggi berkilau. Akan tetapi, Allah menjadikannya debu yang berterbangan (tidak berharga). Mereka itu adalah saudara-saudara kalian, dan berasal dari keturunan kalian. Mereka mengerjakan amalan pada waktu malam sebagaimana kalian mengerajakannya. Akan tetapi, mereka adalah kaum yang jika dalam keadaan sendiri akan melanggar larangan-larangan Allah." (HR. Ibnu Majah)

Dampak Buruk Akibat Riya dan Sum'ah

Riya atau sum'ah mempunyai pengaruh dan akibat yang berbahaya dan membinasakan, baik kepada para aktivis secara pribadi atau terhadap amal Islami secara umum.

Terhadap Pribadi.

Terhalang Dari Petunjuk (Hidayah) dan Pertolongan (Taufik) Ilahi.

Hanya Allah Ta'ala semata yang berwenang memberi hidayah dan taufik kepada siapa saja yang dikehendaki, serta menghalanginya dari siapa saja yang Dia kehendaki. Tidak ada yan mampu menonlak ketentuan-Nya dan tiada seorang pun yang dapat menghalangi kebijakan-Nya. Ketetapan-Nya sudah pasti dan pelaksanaannya psati berlaku bahwa Dia tidak akan memberi petunjuk dan pertolongan kecuali kepada orang yang ikhlas dan benar-benar menghadapkan diri kepada-Nya. Firman-Nya :

وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ أَنَابَ ﴿٢٧﴾

"Dan Ia menunjuki orang-orang yang bertobat kepada-Nya." (QS. Ar-Ra'd [13] : 27)

وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَن يُنِيبُ ﴿١٣﴾

"Dan ia memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali kepada-Nya." (QS. As-Syuura [42] : 13)

Seseorang yang berlaku riya dan sum'ah pada dasarnya telah merobek-robek ikhlas dan berpaling dari kebenaran. Maka bagtiamana mungkin orang seperti itu akan mendapat limpahan hidayah atau taufiq dari-Nya? Maha benar firman Allah Ta'ala:

فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ ﴿٥﴾

"Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik." (QS. Ash-Shaf [61] : 5)

Menderita Kesempitan dan Ditimpa Rasa Gelisah

Orang yang riya dan sum'ah itu hanya akan melaksanakan sesuatu hal atau pekerjaan semata-mata untuk memperoleh pujian atau penghormatan dari manusia. Akan tetapi, dapat saja ketentuan dan ketetapan Allah akan menghalangi orang-orang untuk melakukan apa yang dia kehendaki itu, sebab sesungguhnya Allah Mahakuasa untuk melakukan hal semacam itu. Jika hal itu sampai terjadi maka orang yang berperilaku riya dan sum'ah itu akan segera menderita kesempitan dan kegelisahan, karena cita-citanya tidak tercapai. Sehubungan hal itu Allah Ta'ala mengingatkan:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا

"Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka baginya penghidupan yang sempit." (QS. Thaha [20] : 124)

وَمَن يُعْرِضْ عَن ذِكْرِ رَبِّهِ يَسْلُكْهُ عَذَابًا صَعَدًا ﴿١٧﴾

"Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan Tuhannya, niscaya akan dimasukkan-Nya dalam azab yang amat berat." (QS. Jin [72] : 17)

Tercabutnya Kewibawaan dari Hati Orang-orang

Hanya Allah saja yang mutlak berkuasa menanamkan kewibawaan pada hati manusia yang Ia kehendaki. Sedangkan keikhlasan seseorang dalam setiap perbuatannya adalah laksana tebusan untuk mewujudkan hal itu. Seseorang yang berlaku riya atau sum'ah tidak memiliki tebusan tersebut. Karena itu, Alah mencabut kewibawaan dirinya dari h ati manusia. Sebaliknya, Allah akan menumbuhkan rasa hina manusia. Sebaliknya, Allah akan menumbuhkan rasa hina dalam pandangan mereka terhadap dirinya.

Firman-Nya:

وَمَن يُهِنِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِن مُّكْرِمٍ

"Barangsiapa yang dihinakan oleh Allah, maka niscaya tidak ada seseorangpun yang akan memuliakannya." (QS. Al-Hajj [22] : 18)

Para salafush shalih benar-benar telah mengantisipasi hal ini. Mereka adalah kelompok manusia yang palihng memelihara keikhlasan amal kepada Allah. Dengan demikian, wibawa atau kedudukan mereka tetap melekat di dalam dada dan hati manusia. Banyak sekali kisah yang tercecer dari mereka tentang hal ini. Akan tetapi, cukuplah bagi kita memperhatikan wasiat yang diungkapkan oleh Umar ibnul Khattab ra kepada ABu Musa al-Asy'ari. Ia berkata antara lain:

"Siapa saja yang mengikhlaskan niatnya (kepada Allah) niscaya Allah akan mencukupkan (urusan) antara dia dan manusia.". (Kitab Ihya Ulumuddin, 4/378).

(Insya Allah bersambung)

Riya dan Sum'ah

Riya dan Sum'ah

Jumat, 09/12/2011 14:15 WIB | Arsip | Cetak

Kata riya berasal dari kata ru'yah. Kalimat arar-rajulu digunakan jika seseorang menampakkan amal shalih agar dilihat oleh manusia. Makna tersebut sejalan dengan firman Allah yang berbunyi:

الَّذِينَ هُمْ يُرَاؤُونَ ﴿٦﴾ وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ ﴿٧﴾

"...Orang-orang yang berbuat riya, dan enggan menolong dengan barang berguna." (QS. al-Ma'uun [107] : 6-7)

بَطَرًا وَرِئَاء النَّاسِ وَيَصُدُّونَ

"...Dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya kepada manusia..." (QS. al-Anfal [8] : 47)

Sedangkan kata sum'ah berasal dari kata samma'a. Kalimat samma'a an naasa bi amalihi digunakan jika seseorang menampakkan amalnya kepada manusia yang semula tidak mengetahuinya. (Kitab lisanul arab, 8/165)

Pengertian riya atau sum'ah dalam istilah para juru dakwah dan para ulama akhlak adalah sikap seorang Muslim yang menampakkan amal shalihnya kepada manusia lain agar dirinya mendapat kedudukan dan penghargaan dari mereka, atau mengharap harta benda mereka. Jika amal shalih itu dikerjakan dihadapan manusia dan dilihat secara langsung oleh mereka, maka hal itu dinamakan riya. Akan tetapi, jika amalannya dikerjakan secara tersembunyi dari pengetahuan manusia, kemudian hal itu dibicarakan kepada orang lain, maka hal demikian dinamakan sum'ah. (Fathul-Baari, 11/336)

'Izzuddin bin Abdussalam membedakan antara riya dan sum'ah. Riya adalah sikap seseorang yang beramal bukan untuk Allah, sedangkan sum'ah adalah sikap seseorang yang menyembunyikan amalnya untuk Allah, namun ia bicarakan hal tersebut kepada manusia. (Fathul Baari, jilid XI, hal 336).

Dalam hal ini, menurutnya semua riya itu adalah tercela. Akan tetapi, sum'ah adalah amal terpuji jika ia melakukannya karena Allah dan untuk memperoleh ridha-Nya, dan tercela jika dia membicarakan amalnya dihadapan manusia. Ungkapan ini sesuai dengan yang dimaksud dalam nash-nash syariat di bawah ini.

Firman-Nya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تُبْطِلُواْ صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالأذَى كَالَّذِي يُنفِقُ مَالَهُ رِئَاء النَّاسِ

"Hai orang-orang yang beirman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia..." (QS. al-Baqarah [2] : 264)

Sabda Rasulullah shallahu alaihi wassalam:

"Barangsiapa yang berlaku sum'ah, maka akan diperlakukan dengan sum'ah oleh Allah (diumumkan aib-aibnya di akhirat), dan barangsiapa yang berlaku riya, maka akan dibalas oleh Allah dengan riya (diperlihatkan pahala amalnya, namun tidak diberi pahala kepadanya)". (HR. Bukhari)

"Sesungguhnya yang paling aku takuti atas kalian adalah syirik kecil". Para sahabat bertanya, "Apakah yang dimaksud dengan syirik kecil ituk, wahai Rasulullah?" Rasul menjawab, "Riya. Allah akan berfirman pada hari kiamat nanti ketika Ia memberi ganjara amalan perbuatan hamba-Nya, 'Pergilah kalian kepada orang yang kalian berlaku riya nya terhadapnya. Lihat! Apakah kalian memperoleh balasan dari mereka?" Kemudian Rasulullah shallahu alaihi wassalam mendengar seseorang membaca dan melantunkan dzikir dengan suara yang keras. Lalu beliau bersabda, "Sesungguhnya dia amat taat kepada Allah". Orang tersebut ternyata al-Miqdaad ibnul Aswad". (HR. Ahmad)

Faktor-Faktor Penyebab Riya dan Sum'ah.

Pertama. Latar Belakang Kehidupan.

Jika seorang anak yang tumbuh dalam asuhan sebuah keluarga yang memiliki suasana atau adat perilaku riya atau sum'ah, maka sangat besar kemungkinan dirinya akan dapat terpengaruhi perilaku semacam itu. Jika penyakit itu telah bercokol dan lama berurat barakar dan mengkristal dalam jiwa, maka akan sangat sulit untuk mengikisnya. Karena itu, Rasulullah selalu menekankan pentingnya faktor agama sebagai landasan utama dalam memilih calon pasangan hidup kita.

Sabda Rasulullah shallahu alaihi wassalam:

"...Maka pilihlah wanita yang taat menjalani agama, niscaya engkau akan beruntung." (HR. Tirmidzi)

"Jika kalian didatangi oleh seseorang (untuk meminang putrimu) yang engkau ridhai akhlak dan agamanya, maka nikahkanlah ia (dengan putrimu)." (HR. Tirmidzi)

Kedua. Persahabatan yang Buruk.

Persahabatan yang buruk hanya akan mengakibatkan sikap riya dan sum'ah, terutama bagi orang yang lemah pribadi dan mentalnya dan mudah terpengaruhi orang lain, dengan mengikuti dan meniru teman-temannya, dan lama kelamaan berumbi-berakar dalam jiwanya. Sehubungan dengan hal ini, sebagai Muslim, kita seperti yang telah kami kemukakan sebelum ini dituntut agar selektif dalam menjalin persahabatan dengan mereka yang baik, menghormati, dan menjalankan syariah Allah.

Ketiga. Tidak Memiliki Hakikat Ma'rifah kepada Allah.

Tidak mengenal Allah dengan hakiki dapat menimbulkan sikap riya dan sum'ah, sebab orang yang jahil dan kurang mengenal Allah tidak akan mampu bersikap yang benar terhadap Allah. Karena itu, berkembanglah dalam pikirannya bahwa ada sebagian manusia yang mampu menolak bahaya dan memberi manfaat. Ia bersikap riya dan sum'ah dalam setiap amalnya dihadapan sekelompok manusia dan yang menurutnya berkuasa dalam menentukan nasib mereka. Tujuannya tidak lain agar ia memperoleh sesuatu yang mereka miliki.

Islam selalu menegaskan pentingnya mengenal Allah sebagai langkah pertama yang harus ditempuh sebelum melakukan segala sesuatu.

Firman-Nya:

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ

"Maka ketahuilah bahwasanya tidak ada Tuhan selain Allah." (QS. Muhammad [47] : 19)

Keempat. Ambisi Memperoleh Kedudukan dan Kemimpinan.

Ambisi memperoleh kedudukan dan kepemimpinan dapat memotivasi sikap riya dan sum'ah. Dalam hal ini Islam menekankan untuk menyeleksi dan menguji seseorang sebelum ia dilimpahi suatu kepercayaan atau dukungan.

Firman Allah:

وَابْتَلُواْ الْيَتَامَى حَتَّىَ إِذَا بَلَغُواْ النِّكَاحَ فَإِنْ آنَسْتُم مِّنْهُمْ رُشْدًا فَادْفَعُواْ إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ

"Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya." (QS. an-Nisaa' [4] : 6)

ا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا جَاءكُمُ الْمُؤْمِنَاتُ مُهَاجِرَاتٍ فَامْتَحِنُوهُنَّ

"Hai orang-orang yang beriman, apabila datang hijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka." (QS. al-Mumtahanah [60] : 10)

Kelima. Tamak Terhadap yang Dimiliki Orang Lain.

Sikap rakus terhadap apa yang dimiliki orang lain serta ambisi terhadap harta duniawi dapat menyebabkan riya atau sum'ah. Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Musa bahwa pada suatu hari Rasulullah saw ditanya, "Ya Rasulullah, ada seorang yang berperang untuk memperoleh ghanimah, ada yang ingin disebut-sebut, dan ada yang ingin posisinya dilihat oleh manusia, yang manakah diantara mereka yang berperang di jalan Allah?"

Rasulullah shallahu alaihi wassalam bersabda:

"Barangsiapa berperang dengan tujuan meninggikan kalimat Allah, maka dialah yang berperang di jalan Allah." (HR. Bukhari)

"Barangsiapa yang pergi berperang kemudian ia tak mengharapkan sesuatu kecuali memperoleh tali kendali, maka baginya apa yang ia niatkan." (HR. Nasaa'i dan Darimi)

Keenam. Suka Dipuji atau Disanjung Orang Lain.

Peringai suka atau senang pujian akan mendorong seseorang berlaku riya atau sum'ah. Ini karena orang yang mempunyai kecenderungan berperingai semacam itu, umumnya berupaya agar dia menjadi buah bibir orang-orang dan disebut-sebut dalam forum-forum mereka. Jika keinginannya terlaksana, maka dia menjadi angkuh dan congkak.

Ketujuh. Terlalu Ketat Dalam Memberikan Penilaian.

Sikap seorang pemimpin yang terlalu ketat dalam menilai seseorang akan menyebabkan lahirnya sikap riya dan sum'ah, khususnya kepada mereka yang tidak memiliki jiwa besar dan tidak kuat tekadnya. Benarlah Rasulullah shallahu alaihi wassalam yang tidak pernah berucap kecuali karena wahyu yang sampai kepadanya, ketika beliau bersabda kepada Aisyah ra:

"Barangsiapa yang baik itu tidak mengerjakan sesutu kecuali ia menilainya baik, dan tidak meninggalkan sesuatu kecuali jika ia menilainya buruk." (HR. Muslim dan Abu Dawud)

Kedelapan. Terlalu Dikagumi Orang Lain.

Rasa kagum yang berlebihan terhadap amalan seseorang dapat memotivasi timbulnya riya dan sum'ah pada diri orang yang dikagumi itu. Orang yang dikagumi akan semakin berusaha agar kekaguman orang-orang semakin bertambah padanya. Sehubungan dengan hal itu ajaran Islam telah menyediakan benteng pemelihara bagi umatnya dari penyakit ini, sebab agama Islam melarang sikap menampakkan rasa kagum secara terang-terangan dihadapan orang yang dikagumi. Kalaupun dipikir perlu dilakukan, hendaklah disertai oleh sikap waspada dan hati-hati, yaitu dengan mengucapkan :

"Aku menilai fulan itu demikian. Dan sesungguhnya Allah yang berhak menilainya, dan sayogiyanya seseorang tidak mendahului penilaian Allah." (HR. Bukhari dan Muslim)

Kesembilan. Lalai Terhadap Dampak Buruk Riya dan Sum'ah.

Terakhir, ketidaktahuan dan kelalaian seseorang terhadap pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh riya dan sum'ah dapat menjerumuskan seseorang kepada riya atau sum'ah.

Senin, 19 Desember 2011

Sukses adalah Hak Saya (Bagian 2): Bagaimana Caranya?

Cara dan Langkah-langkahnya ?

“Perbaikilah akhiratmu kelak duniamu akan baik. Perbaikilah batinmu, kelak lahirmu akan baik.” - Umar bin Abdul Azis –

Prinsip Utama 4: Menentukan Apa yang Anda Inginkan

Langkah pertama yang harus Anda lakukan untuk mencapai sukses yang Anda inginkan adalah dengan menentukan terlebih dahulu apa yang Anda inginkan ! (Baca kembali prinsip 2 dan 3 pada bab sebelumnya)

Apakah yang Anda inginkan dalam hidup ini ? Tulis 10 hal yang paling Anda inginkan dalam hidup ini! Lakukan saja secara spontan, biarkan alam bawah sadar Anda membimbing Anda menemukannya. Tulis sejelas-jelasnya dan spesifik. Semakin jelas dan semakin spesifik, maka makin mudah Anda untuk mencapainya. Ingat otak perlu kejelasan dan spesifik.

Segala sesuatu yang tak pernah dilihat mata dan didengar telinga serta terlintas didalam pikiran, takkan mungkin dapat diproses otak dan menjelma menjadi kenyataan dalam kehidupan.

Apakah Anda pernah melihat buah Stopichogor? Mendengarnya? Tidak pernah bukan? Ya memang tidak ada buah itu, saya hanya mengarangnya saja. Dan hasilnya tak secuilpun informasi yang bisa diproses oleh otak Anda bukan? Itulah yang saya maksud otak perlu kejelasan dan spesifik agar otak bisa menprosesnya sehingga muncul menjadi keyataan dalam kehidupan Anda. Jadi apa yang paling Anda inginkan dalam hidup ini? (Tulislah secara jelas dan spesifik 10 keinginan Anda itu).

Prinsip Utama 5: Bermimpilah, Visualisasikan Kesuksesan Itu

" Daya khayal adalah segalanya. Hal itu mengawali semua yang menarik dalam kehidupan kita.” -Albert Einstein-

“Segala sesuatu yang bisa dihayalkan dan terpikirkan dalam pikiran manusia dapat diwujudkan menjadi kenyataan. -Valentino Dinsi-

President Soekarno pernah mengatakan, "Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit.” Ibaratkan cita-cita sebagai mimpi, jadi apa pun mimpi Anda mimpikanlah yang tiggi.

Di Amerika ada seorang anak berusia 8 tahun yang menuliskan 363 keinginannya. Ingin pergi kesana, kesini, ingin punya ini, ingin punya itu dalam daftar panjang. Ketika usianya 53 tahun ia diwawancarai hampir semua media baik TV, radio, surat Kabar, internet, dll. Ketika ditanya mengapa ia menuliskan itu semua disaat anak seusianya lebih senang bermain. Ia hanya menjawab singkat, ”Aku bosan! Mama ingin aku jadi ini, Papa ingin aku jadi itu. Nenek lain lagi. Begitu juga dengan kekek. Tante dan Om sama saja. Sementara teman-temanku tidak jauh berbeda. Mereka semua ingin aku menjadi seperti yang mereka inginkan, padahal aku punya keinginaku sendiri!” begitu katanya.

Suatu ketika dalam seminar saya pernah ditanya oleh salah seorang peserta, ”Pak kalau saya bermimpi setinggi-tingginya nanti kalau jatuh sakit sekali.” Saya mengerti sekali, betapa banyak orang yang takut bermimpi karena takut jatuh atau gagal, padahal mencoba pun belum sempat mereka lakukan. Mereka hanya takut terhadap bayang-bayang pikiran yang mereka ciptakan sendiri.

Tindakan Konkrit

Sisihkan waktu 10-15 menit setiap hari untuk memvisualisasikan (membayangkan) semua tujuan Anda dalam keadaan sudah tercapai. Yang perlu Anda lakukan adalah memejamkan mata Anda dan melihat tujuan Anda sudah tercapai. Jika salah satu tujuan Anda adalah memiliki sebuah rumah bagus di tepi danau, pejamkan mata Anda dan lihat diri Anda sendiri berjalan dalam rumah yang ingin Anda miliki. Isi semua detailnya. Seperti apa bagian luarnya? Bagaimana lanskapnya? Pemandagannya? Apa yang ada? Seperti apa ruang tamu, dapur, kamar tidur utama, ruang makan, ruang keluarga dan ruang kerjanya? Bagaimana dengan perabotnya? Berjalanlah dari ruang ke ruang dan penuhi semua detailnya.

Ketika Anda setiap hari memvisualisasikan tujuan Anda sudah tercapai hal itu menciptakan konflik dalam pikiran bawah sadar anda antara apa yang Anda visualisasikan dan apa yang sekarang Anda miliki. Pikiran bawah sadar Anda mencoba menyelesaikan konflik itu dengan mengubah kenyataan Anda sekarang menjadi visi baru yang lebih menggairahkan. Konflik ini, ketika menjadi semakin tajam karena visualisasi yang terus menerus, sebenarnya memicu terjadinya tiga hal:

1. Memprogram RAS* otak Anda untuk mulai memasukkan ke dalam kesadaran Anda apapun yang akan membantu Anda mencapai tujuan Anda
2. Mengaktifkan pikiran bawah sadar Anda untuk menciptakan jalan keluar supaya bisa mencapai tujuan yang Anda inginkan. Anda akan mulai bangun pagi dengan gagasan baru, Anda akan mendapat gagasan saat mandi saat berjalan kaki dan saat berkendara ke kantor
3. Menciptakan tingkat motivasi baru. Anda akan mulai melihat bahwa Anda secara tak terduga melakukan hal-hal yang membawa Anda pada tujuan Anda.

RAS (Raticular Activating System) adalah bagian dari otak yang membuat manusia mampu memusatkan perhatian yang merupakan penghubung antara Pikiran Sadar dengan Pikiran Bawah Sadar

Prinsip Utama 6: Bertindaklah, Walau Takut Lakukan Saja

“Mereka yang menunggu hanya akan mendapatkan sisa mereka yang bergegas (bersegera).” -Abraham Lincoln, Presiden AS ke-16

Rasa takut itu wajar. Setiap kali Anda memulai sebuah proyek baru, merintis usaha baru, atau mempertaruhkan harga diri, Anda biasanya merasa takut. Sayangnya rasa takut menghentikan mereka mengabil langkah-langkah yang diperlukan untuk mewujudkan impian mereka. Orang-orang yang sukses, di pihak lain juga merasa takut seperti kita, tapi mereka tak membiarkan rasa takut itu menghentikan mereka melakukan apa pun yang ingin mereka lakukan. Mereka mengerti bahwa rasa takut adalah sesuatu yang harus diakui, dialami, dan dibawa serta dalam perjalanan.

Cara Mengusir Ketakutan

Satu cara untuk benar-benar menghilangkan ketakukan Anda adalah dengan bertanya kepada diri sendiri, “Khayalan apa yang menakuti Anda, dan kemudian mengganti bayangan itu dengan kebalikannya yang bersifat positif.

“Jika orang tahu betapa keasanya aku harus berlatih untuk mencapai tingkat keahlianku, hal ini sama sekali bukan terlihat hebat.” -Michael Angelo- pemahat dan pelukis Renaisance yang menghabisan empat tahun berbaring melukis langit-langit Sistine Chapel.

Dibalik setiap prestasi besar terdapat kisah kegigihan, latihan, pelatinan, disiplin dan pengorbanan. Anda harus bersedia menjalani konsekuensinya.
Mungkin konsekuensi itu adalah menekuni satu kegiatan saja dan menunda hal lain dalam kehidupan Anda. Mungkin hal itu adalah menginvestasikan semua kesehatan atau tabungan pribadi Anda. Mungkin hal itu adalah kesediaan untuk meninggalkan keamanan situasi Anda sekarang.

Tapi meskipun banyak hal secara khusus diperlukan untuk mencapai hasil kesuksesan, KESEDIAAN untuk melakukan APAPUN yang diperlukan untuk mencapai apa yang Anda inginkan membuat Anda teguh menghadapi berbagai kesulitan tantangan, rintangan, rasa sakit dan bahkan luka pribadi.

Prinsip Utama 7: Minta…Minta…Minta dengan Gigih

Mengapa orang takut meminta? Orang takut akan banyak hal, seperti terlihat butuh, terlihat konyol, dan terlihat bodoh. Tapi terutama mereka takut mengalami penolakan. Mereka takut mendengar kata tidak. Yang menyedihkan, mereka sebenarnya terlebih dahulu menolak diri sendiri. Mereka berkata tidak kepada diri sendiri bahkan sebelum orang lain sempat berkata tidak!

Cara meminta apa yang Anda inginkan

Mark Victor Hansen dan Brian Tracy memberikan 5 tips sederhana untuk meminta:

1. Mintalah seolah Anda mendapatkan jawaban ya.
2. Anggaplah Anda bisa. Jangan memulai dengan anggapan Anda tak bisa memperolehnya
3. Mintalah kepada seseorang yang bisa memberikannya kepada Anda. ”Kepada siapa saya harus bicara untuk mendapat….” “Siapa yang berwenang membuat keputusan tentang…” “Apa yang harus saya lakukan untuk memperoleh…”
4. Bersikap jelas dan spesifik.
5. Mintalah berulang kali. Salah satu prinsip sukses terpenting adalah kegigihan, tidak menyerah.

“ .... mintalah maka kau kuberi,” (QS. Ali Imran; 187)

Mintalah dengan Gigih

"Kebanyakan orang menyerah ketika mereka nyaris meraih kesuksesan. Mereka berhenti satu meter dari garis finis. Mereka menyerah di detik-detik terakhir permainan, satu langkah dari gol kemenangan,” H.Ross Perot, miliarder AS dan mantan kandidat Presiden AS

Kegigihan merupakan ciri yang paling umum orang-orang yang berprestasi tinggi. Mereka tidak mau menyerah. Semakin lama Anda bertahan, semakin besar peluang terjadinya sesuatu yang Anda harapkan. Tak peduli sesulit apa pun kelihatannya, semakin lama Anda bertahan, semakin besar kemungkinan Anda sukses.

Memilih Teman Sukses

“Kita menjadi orang yang paling sering bergaul dengan kita.”

Anak-anak (juga orang dewasa) menjadi seperti orang yang paling sering bergaul dengan mereka. Itu sebabnya Anda harus melewatkan waktu bersama orang-orang yang ingin Anda tiru. Jika ingin sukses Anda mulai harus bergaul dengan orang-orang yang lebih sukses.

Tindakan Konkrit

1. Buatlah daftar siapapun yang Anda temui secara teratur (rutin) – anggota keluarga, rekan kerja, teman, orang-orang di organisasi, sesama anggota kelompok religious dan sebagainya.
2. Setelah selesai, bacalah ulang dan letakkan tanda minus (-) di sebelah nama orang yang negatif dan beracun dan tanda plus (+) disebelah orang yang posifit dan membangun.
3. Inilah potret diri Anda ! Berhentilah bergaul dengan orang-orang yang punya tanda minus disebelah nama mereka. Jika hal itu tidak mungkin maka kurangi waktu Anda besama mereka. Anda harus membebaskan diri Anda sendiri dari pengaruh negative orang lain.

"Sendirian kita tak bisa berbuat banyak, bersama-sama kita bisa berbuat begitu banyak,” -Helen Keller- Penulis Amerika, dosen, dan pendukung kaum tuna netra. (bersambung)

Sukses adalah Hak Saya (Bagian 1)

Sukses adalah Hak Saya (Bagian 1)

Monday, 08/08/2011 15:18 WIB | Arsip | Cetak

“Sukses adalah hak saya ! Sukses bukan milik orang-orang tertentu. Sukses milik Anda, milik saya dan milik siapa saja yang menyadari, menginginkan dan memperjuangkan dengan sepenuh hati…” — Andrie Wongso

Karena kesuksesan adalah hak setiap orang, sepanjang orang yang bersangkutan menyadari, menginginkan dan memperjuangkannya dengan sepenuh hati. Maka setiap orang pada dasarnya bisa merancang kesuksesannya sendiri, asalkan ia menguasai prinsip, cara, bidang dan pelajaran utama untuk menciptakan sendiri kesuksesan di masa depan.

Apakah saya bisa Sukses?

Brian Tracy, penulis yang masuk dalam Guiness Book of Record mengatakan, "Kehidupan seperti balok kombinasi; tugasmu menemukan angka-angka yang tepat, dalam susunan yang tepat, sehingga kau bisa memperoleh apa pun yang kau inginkan.”

Renungkan Al-Quran Surah Ar-Ra'du ayat 11, "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum hingga mereka berusaha untuk merubah keadaan mereka sendiri.”

Seperti sudah dituliskan di atas bahwa setiap orang pada dasarnya bisa merancang kesuksesannya sendiri, asalkan ia menguasai prinsip, cara, bidang dan pelajaran utama untuk menciptakan sendiri kesuksesan di masa depan. Terkait prinsip, ada tiga Prinsip Utama untuk menciptakan kesuksesan bagi diri Anda sendiri.

Prinsip Utama 1: Bertanggung Jawab 100 % atas Kehidupan Anda

“Kau harus bertanggung jawab atas kehidupanmu. Kau tidak bisa mengubah keadaan, musim atau arah angin. Tapi, kau bisa mengubah diri sendiri.” Jim Rohn, filsuf bisnis nomor satu Amerika

Siapakah yang paling bertanggung jawab atas kehidupan, nasib dan apa yang telah Anda capai dan miliki hari ini? Hanya ada satu orang yang bertanggung jawab atas hasil kehidupan yang Anda jalani. Orang itu adalah Anda sendiri. Jika ingin berhasil, Anda harus bertanggung jawab 100 % atas semua yang Anda alami dalam kehidupan Anda. Hal itu termasuk hasil yang Anda peroleh, tingkat prestasi Anda, hal-hal yang Anda hasilkan, mutu hubungan Anda, Kondisi kesehatan fisik Anda, penghasilan Anda, utang Anda, perasaan Anda – semuanya !

Kenyataannya, kebanyakan diri kita sudah terbiasa menyalahkan sesuatu diluar diri kita sendiri atas kehidupan kita yang tidak kita sukai. Kita menyalahkan orang tua kita, atasan kita, teman kita, media, rekan kerja, pelanggan kita, pasangan kita, cuaca, krisis ekonomi, buruknya keuangan kita – siapapun dan apapun yang bisa kita jadikan KAMBING HITAM. Kita tak pernah melihat ke sumber masalahnya – DIRI KITA SENDIRI….

Siapakah yang paling bertanggung jawab atas kehidupan saya hari ini?
Hasil yang saya peroleh hari ini?
Apakah saya bertanggung jawab 100 % atas kehidupan saya?
Apakah saya pernah menyalahkan orang lain atas kejadian apapun dalam hidup saya?
Apakah saya pernah mengeluh tentang sesuatu?

Jika ya, berarti Anda tidak bertanggung jawab 100 % atas kehidupan Anda. Bertanggung jawab 100 % berarti Anda mengakui bahwa Anda menciptakan semua yang terjadi pada diri Abda. Hal itu berarti Anda mengerti bahwa Anda-lah penyebab semua pengalaman Anda. Jika Anda benar-benar ingin sukses, dan saya tahu Anda sangat ingin, maka Anda harus berhenti menyalahkan orang lain dan mengeluh, serta mengambil tanggung jawab penuh atas kehidupan Anda – itu berarti semua hasil perbutan, baik kesuksesan maupun kegagalan. Itulah syarat menciptakan kehidupan sukses. Hanya dengan mengakuinyalah – bahwa Anda yang menciptakannya semuanya sampai sekarang – Anda bisa mengambil alih kendali untuk menciptakan masa depan yang Anda inginkan.

“Anda tidak bisa menyewa orang lain untuk berolah raga untuk Anda. Anda harus melakukannya sendiri jika ingin memperoleh manfaatnya. Entah itu berlatih fisik, peregangan, bermeditasi, membaca, belajar bahasa baru, menciptakan kelompok perencana, menentukan target yang terukur, memvisualisasikan kesuksesan, mengulangi penegasan, atau berlatih ketrampilan baru, Anda-lah yang harus melakukannya. Tak ada orang lain yang bisa melakukannya untuk Anda,” Jim Rohn, filsuf bisnis nomor satu Amerika.

Berhentilah mencari alasan, berhenti mengeluh, berhenti menyalahkan keadaan di luar diri Anda. Anda harus berhenti melakukan semua itu selamanya.

Jika sesuatu tidak berhasil sesuai dengan rencana, Anda harus bertanya kepada diri sendiri, ”Bagaimana cara saya melakukannya? Apa yang saya pikirkan? Apa keyakinan saya? Apa yang tidak saya katakan? Apa yang tidak aku lakukan untuk menciptakan hasil itu? Bagaimana cara saya membuat orang lain bersikap begitu? Perubahan apa yang harus aku lakukan untuk memperoleh hasil yang kuinginkan?

Jika Anda tetap melakukan apa yang selalu Anda lakukan, Anda akan tetap memperoleh apa yang selalu Anda lakukan. Hanya satu orang yang bisa merubah nasib dan keadaan Anda hari ini menjadi lebih baik lagi…..orang itu ANDA SENDIRI.”

Prinsip Utama 2: Tentukan Tujuan Hidup Anda

Apakah Tujuan Hidup Anda?

Ketika perjalanan kehidupan Anda tidak jelas, perhatian Anda akan mudah teralihkan. Anda jadi gamang, menyimpang dan hanyut tanpa arah, tidak menghasilkan apa-apa. Tapi dengan tujuan, kehidupan Anda seperti kepingan teka-teki yang saling melengkapi. Hidup sesuai tujuan berarti melakukan apa yang Anda suka melakukan apa yang merupakan keahlian Anda dan mencapai apa yang penting bagi Anda. Ketika Anda benar-benar hidup sesuai tujuan, orang-orang, sumber daya, dan peluang yang Anda perlukan dengan sendirinya bergerak menghampiri Anda. Dunia juga merasakan manfaatnya, karenan ketika Anda bertindak sesuai tujuan hidup Anda yang sebenarnya semua tindakan Anda dengan sendirinya berguna bagi orang lain.

“Cari tahu apa yang suka kau lakukan sedini mungkin, dan kemudian upayakan untuk menjadikan hal itu sebagai sumber penghasilanmu,” Pat Williams, senior president Orlando Magic

Untuk mengingat apa tujuan hidup Anda, tulislah dalam sebuah catatan "Tujuan hidup saya adalah ...." Begitu tekad Anda sudah bulat dan Anda sudah menuliskan tujuan hidup Anda, bacalah tiap hari, lebih baik dipagi hari.


Prinsip Utama 3: Memutuskan Apa yang Anda Inginkan dan Yakin Hal Itu Mungkin

Begitu Anda sudah memutuskan tujuan hidup Anda (prinsip 2), Anda harus memutuskan Anda ingin melakukan apa, menjadi apa dan memiliki apa. Apa yang ingin Anda capai? Apa yang ingin Anda alami? Serta apa yang ingin Anda miliki?

“Salah satu alasan utama mengapa kebanyakan orang tidak memperoleh apa yang mereka inginkan, karena mereka tidak memutuskan apa yang mereka inginkan. Mereka tidak secara jelas dan terperinci memutuskan hasrat dan keinginan mereka.”

Salah satu cara termudah untuk menjelaskan apa yang benar-benar Anda inginkan adalah membuat daftar "Aku Ingin" terdiri dari 30 hal yang Anda ingin lakukan, 30 hal yang ingin Anda miliki, dan 30 hal yang ingin Anda capai sebelum Anda mati. Itulah cara ampuh untuk memulai! Anda bisa memulainya sekarang !

Yakinlah hal itu mungkin. “Apapun yang bisa diciptakan dan diyakini pikiran, bisa dicapai. Kenyataannya pikiran adalah alat yang sangat ampuh sehingga bisa memberikan apapun yang Anda inginkan. Tapi anda harus yakin bahwa apa yang Anda inginkan bisa Anda peroleh.” Feat Napoleon Hill – Brian Tracy

“Kebanyakan orang gagal bukan karena tidak punya keterampilan atau kemampuan untuk mencapai tujuan mereka, tapi hanya karena mereka tidak yakin bisa mencapainya.” Tim Ferris

Anda bisa melakukan beberapa latihan untuk menstimulasi diri Anda. Berdirilah di depan cermin (usahakan Anda melihat diri Anda secara utuh) kemudian katakanlah dengan keras pada bayangan Anda di cermin, “Seburuk apapun sekarang dan sesulit apapun nanti, aku akan berhasil.”

"Jika Anda Anda ingin sukses dalam menciptakan impian Anda, Anda harus yakin bahwa Anda mampu mewujudkannya. Anda harus yakin Anda punya hal yang diperlukan, bahwa Anda mampu melakukannya. Anda harus yakin kepada diri sendiri.”

Salah satu cara terbaik memperoleh kejelasan dan kekhususan tujuan Anda adalah dengan menuliskannya secara terperinci, seolah-olah Anda sedang menulis spesifikasi peintah kerja. Anggaplah ini sebuah permintaan kepada Tuhan. Sertakan semua perincian yang ada. Jika ada rumah tertentu yang ingin Anda miliki, tuliskan spesifikasinya secara terperinci, hidup dan jelas--semuanya, landscapnya, perabotannya, karya seninya, sound systemnya, dan rancangan lainnya. Jika ada gambarnya, buat salinannya. Jika hal itu merupakan sebuah khayalan yang ideal, sempatkan diri untuk memejamkan mata dan mengisi semua detailnya, lalu tentukan tanggal Anda akan memilikinya.

Salah satu hal menyenangkan hidup di dunia masa kini yang melimpah dan penuh peluang adalah hampir semua yang Anda inginkan sudah dilakukan oleh orang lain, entah itu menurunkan berat badan, ikut marathon, memulai bisnis, bebas secara finansial, mengalahkan kanker payudara dan sebagainya – seseorang sudah melakukannya dan meninggalkan petunjuk dalam bentuk buku, manual, progam audio dan video, kuliah, kursus, internet, seminar dan lokakarya. (bersambung)